Prof Humam Sebut PDIP “Gatal” karena Puan Dekati AHY hingga Masukkan Daftar Bacawapres Ganjar

Sosiolog dan Guru Besar USK, Prof Ahmad Humam Hamid menyebut PDIP “gatal” karena Puan dekati AHY hingga masukkan ke daftar Bacawapres Ganjar.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
YouTube Serambinews
Sosiolog dan Guru Besar USK, Prof Ahmad Humam Hamid (kiri) menyebut PDIP “gatal” karena Puan dekati AHY hingga masukkan ke daftar Bacawapres Ganjar. Hal itu disampaikannya dalam "Serambi Spotlight" dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di studio Serambinews, Selasa (20/6/2023). 

Diketahui Puan dan AHY menggelar pertemuan di Hutan Kota Plataran, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan Jakarta, Minggu (18/6/2023) kemarin.

Keduanya saling menunjukkan keakraban dan kenyamanan satu sama lain dan menyebut seperti adik kakak.

Terlebih Puan menegaskan kalau AHY tetap menjadi kandidat bakal Cawapres Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 mendatang.

Nama AHY dan beberapa kandidat lainnya merupakan sosok yang ditampung dan diperhitungkan PDIP mendampingi Ganjar nantinya.

"Salah satunya bacawapresnya, Mas AHY dari Partai Demokrat, juga masuk radar PDI Perjuangan," ucap Puan dikutip dari tayangan Kompas TV, Senin (19/6/2023).

Baca juga: Saat Naik Haji, Ustaz Guntur Bumi Takjub Jemaah Berdoa sampai Menangis di Depan Kabah

Bila kenyamanan kedua partai politik ini berlanjut, dianggap membahayakan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KKP) yang dibangun selama ini sekaligus ancaman bagi Anies.

Pengamat Politik dari Hukum Tata Negara Program Pascasarjana Universitas Krisnadwipayana, Dr Anwar Budiman SH MH mengatakan, Koalisi Perubahan mengalami gejala perpecahan internal.

"Jika perpecahan KPP benar-benar terjadi, maka Anies Baswedan terancam tidak beroleh tiket capres di Pilpres 2024," kata Anwar dikutip dari Tribun Jambi, Senin (19/6/2023).

Sebab diketahui tiket Anies sebagai Capres 2024 berasal dari tiga partai yakni NasDem, PKS dan Demokrat.

Koalisi tersebut sudah memenuhi syarat ambang batas atau presidential threshold untuk mengusung kandidat Capres dan Cawapres.

Karena gabungan ketiganya mengantongi 25,03 persen total suara nasional dan 28,35 persen kursi di DPR.

Rinciannya, untuk perolehan suara Nasdem 9,05 persen, Demokrat 7,77 persen dan PKS 8,21 persen.

Sementara syarat presidential threshold sekurang-kurangnya 15 persen jumlah kursi DPR atau 20 persen saja dari perolehan suara sah nasional dalam pemilu anggota DPR.

Jika koalisi dan dukungan dari ketiga partai itu tetap solid, Anies Baswedan dipastikan bisa masuk ke bursa Capres Pilpres 2024.

"Sebaliknya, jika satu partai saja hengkang dari koalisi maka Anies akan gagal mendapatkan tiket Capres Pilpres 2024 mendatang," jelas Anwar.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved