Idul Adha 1444 H
Punya Anak Angkat dan Ingin Berkurban, Tapi Tidak Tahu Nama Bapaknya, Bin/Binti Siapa? Ini Kata UAS
Ditengah masyarakat Islam Indonesia, banyak yang bertanya terkait Bin/Binti siapa jika seorang anak angkat ingin berkurban.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Punya Anak Angkat dan Ingin Berkurban, Tapi Tidak Tahu Nama Bapaknya, Bin/Binti Siapa? Ini Kata UAS
SERAMBINEWS.COM – Ditengah masyarakat Islam Indonesia, banyak yang bertanya terkait Bin/Binti siapa jika seorang anak angkat ingin berkurban.
Untuk diketahui, pada saat seseorang ingin berkurban pasti pada saat penyembelihan akan menyebutkan nama sohibul kurban yang dikuti dengan Bin/Binti nama bapak kandungnya.
Namun permasalahan ini terjadi ketika seorang anak angkat yang tidak tahu nama bapaknya.
Siapakah nama yang digunakan setelah Bin/Binti?
Ustadz Abdul Somad (UAS) pun sudah menjawab terkait persoalan anak angkat menggunakan bin atau binti siapa ketika berkurban jika nama bapak kandungnya tidak diketahui.
Umat muslim tak lama lagi akan melakukan satu perintah agama untuk menyembeli hewan kurban.
Waktu dilakukan penyebelihan hewa kurban yakni, 10, 11,12, dan 13 Dzulhijjah.
Seorang yang berkurban atau sohibul kurban tentu harus diketahui nama bapak kandungnya.
Namun ada fenomena yang terjadi di masyarakat terkait adopsi anak atau menjadikan anak angkat.
Namun bagaimana jika keluarga angkat ingin menunaikan ibadah kurban atas nama anak tersebut, bin/binti siapakah yang digunakan jika nama bapak kandungnya tidak diketahui?
Terkait pertanyaan tersebut, menurut Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam Channel Youtube-nya, mengadopsi anak merupakan perbuatan yang terpuji.
UAS mengatakan, pada zaman Orde baru ada namanya program Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA).
“Bagus!, anak-anak yang miskin, susah, dhuafa, anak yatim di sekolahkan. Mengadopsi anak bagus,” kata UAS.
Bagi keluarga yang memiliki anak angkat, UAS menegaskan bahwa harus menggunakan Bin/Binti nama bapak kandungnya dan tidak boleh menggunakan nama ayah angkatnya.
Hal itu sebagaimana terdapat dalam Qur’an Surah Al-Ahzab Ayat 5:
اُدْعُوْهُمْ لِاٰبَاۤىِٕهِمْ هُوَ اَقْسَطُ عِنْدَ اللّٰهِ ۚ فَاِنْ لَّمْ تَعْلَمُوْٓا اٰبَاۤءَهُمْ فَاِخْوَانُكُمْ فِى الدِّيْنِ وَمَوَالِيْكُمْ ۗوَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيْمَآ اَخْطَأْتُمْ بِهٖ وَلٰكِنْ مَّا تَعَمَّدَتْ قُلُوْبُكُمْ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
Artinya: “Panggillah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu.
Dan tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang,”
UAS mengatakan bahwa jika keluarga tersebut mengetahui nama bapaknya, maka wajib menggunakan bin/binti bapak kandungnya.
Namun bagaimana jika tidak diketahui nama bapak kandungnya?
“Kalau tida tahu (nama bapaknya) kasih Bin (Binti) Abdillah. (yang artinya) anak hamba Allah,” jelas UAS.
Wajibkah Menyaksikan Penyembelihan Hewan Kurban?
Berdasarkan penjelasan Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam channel Youtube-nya, menyaksikan penyembelihan hewan kurban adalah sunnah.
“Ketika Sayyidina Muhammad SAW menyembelih (hewan kurban), Aisyah menyaksikan. Ketika Sayydina Ali menyembelih (hewan kurban), Sayyidatuna Fatimah, Sayyidina Hassan, Sayyidina Husein menyaksikan,” kata UAS.
Baca juga: Mana yang Lebih Baik untuk Kurban Idul Adha, Hewan Jantan atau Betina? Begini Penjelasan Buya Yahya
Oleh karena itu, kata UAS, hal ini menandakan sangat dianjurkan bagi sohibul kurban untuk menyaksikan penyembelihan hewan kurban.
“Hikmahnya apa? Melihat mati (hewan kurban itu) dan mensiyarkan agama agar orang tidak anggap sepele dengan kita (Islam),” jelas UAS.
Lantas apa hukumnya menyaksikan penyembelihan hewan kurban bagi sohibul kurban?
“Bukan rukun, bukan syarat, dan bukan wajib (tetapi) sunnah,” jelas UAS.
Oleh karena itu, UAS menegaskan bahwa jangan menjadikan hal tersebut untuk tidak menunaikan ibadah kurban karena tidak dapat menyaksikan hewan kurban disembelih.
“Melihat itu tidak wajib, tidak rukun dan tidak syarat (berkurban),” jelas UAS. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Setelah Idul Adha, Amalkan Puasa Asyura Pahalanya Hapuskan Dosa Setahun Lalu, Ini Jadwalnya |
![]() |
---|
Partai Gerindra Aceh Sembelih Dua Sapi Kurban, Dibagi untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin |
![]() |
---|
Di Sidorejo Langsa Lama, Semua Warga Baik Kaya dan Miskin Dapat Daging Kurban |
![]() |
---|
Kapolres Langsa Serahkan Kunci Bantuan Bedah Rumah Kepada Warga Miskin |
![]() |
---|
SMA Negeri 1 Kuta Baro Tebar 250 Paket Kurban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.