Breaking News

Berita Viral

Gegara Injak Semut Api, Wanita 43 Tahun Meninggal, Pihak Keluarga Bungkam, Kerabat Ungkap Ini

Ternyata dia menderita alergi parah usai menginjak semut api tersebut, dan tidak sempat mengambil obat atau meminta pertolongan darurat.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Gegara Injak Semut Api, Wanita 43 Tahun Meninggal, Pihak Keluarga Bungkam, Kerabat Ungkap Ini 

Di tahun 2018 bahkan Cathy sempat mengunggah foto wajah bengkaknya akibat reaksi alergi terhadap semut api, dari ruang UGD salah satu rumah sakit.

"Saya sadar memiliki alergi terhadap semut api sejak 3 tahun lalu, itulah sebabnya saya selalu membawa EpiPen kemana pun saya pergi.

Sejak tiga tahun lalu, saya sudah memakai EpiPen 6 kali, terakhir di Sabtu lalu," tulisnya ketika itu di dalam narasi foto.

Phyllis mengatakan, kejadian di tahun 2018 itu berakhir di UGD lantaran Cathy menggunakan EpiPen yang ternyata sudah kedaluwarsa.

“Saya dipenuhi gatal-gatal dari kepala sampai kaki, muntah, penuh dengan serangan panik, saya merasakan saluran telinga dan tenggorokan saya bengkak dalam hitungan menit setelah gigitan,” kata Cathy kepada ibunya saat itu.

“Memiliki alergi seperti ini bukanlah lelucon. Ini menakutkan. Itu mengancam jiwa.

Dengan setiap gigitan yang saya dapatkan, jika saya tidak memiliki EpiPen di dekat saya, reaksinya menjadi lebih buruk,” sambung Cathy.

Selama ini EpiPen selalu menyelamatkan nyawanya.

Itulah sebabnya, keluarga menduga kematian Cathy adalah akibat ia tak sempat berlari untuk menjangkau EpiPen.

Dalam suasana duka, Miller mengingatkan, sebaiknya setiap orang yang memiliki alergi untuk membawa EpiPen sebagai tindakan pencegahan racun jika tergigit semut api.

“Pentingnya memiliki EpiPen setiap saat, memastikan keluarga Anda tahu di mana EpiPen Anda, mengambil tindakan pencegahan tersebut,” pungkas Miller. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved