Breaking News

Jurnalisme Warga

Membangun Uhamka dengan Jamaah, Inspirasi bagi Aceh

Uhamka merupakan perguruan tinggi Islam yang mengimplementasikan Al-Qur’an, as-sunah, Pancasila, dan UUD 1945.

Editor: mufti
hand over dokumen pribadi
Rektor UNIKI Bireuen, Prof Dr Apridar SE MSi 

Prof. Dr. Apridar, S.E., M.Si., Guru Besar Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Syiah Kuala dan Asesor Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi (LAMEMBA) melaporkan dari Jakarta

Universitas Muhammadiyah Professor Doktor Haji Abdul Malik Karim Amrullah  (disingkat Uhamka) adalah salah satu perguruan tinggi swasta milik Muhammadiyah yang berlokasi di Jakarta.

Pada 21 hingga 24 Juni lalu saya berada di Uhamka selaku asesor LAMEMBA memberikan penilaian terhadap Program Studi (Prodi) Ekonomi Uhamka sekaligus memotret kondisi riil salah satu universitas swasta ternama ini. Kesan baik yang tertangkap selama kunjungan saya ke Uhamka, inilah yang saya reportasekan kali ini.

Sebagai salah satu gerakan Muhammadiyah di bidang pendidikan, Uhamka merupakan perguruan tinggi Islam yang mengimplementasikan Al-Qur’an, as-sunah, Pancasila, dan UUD 1945.

Uhamka juga melaksanakan caturdarma perguruan tinggi Muhammadiyah yang terdiri atas pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta Al Islam dan Kemuhammadiyahan.

Dengan memberikan perhatian khusus terhadap kegiatan-kegiatan penelitian, Uhamka mendorong dosen dan mahasiswa melakukan inovasi dan mengembangkan berbagai penelitian bangsa yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Atas persetujuan pihak keluarga besar Buya Hamka dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang ditandasahkan melalui nota kesepahaman secara tertulis, nama Prof Dr Hamka dipilih karena tokoh ini memiliki semangat yang luar biasa dalam belajar mandiri (autodidak), tuntas, dan berlangsung sepanjang hayat.

Prof  Hamka merupakan sosok multidimensi dalam beragam kepakaran, yaitu ulama yang intelektual, intelektual yang ulama, sastrawan yang piawai dan unik, sekaligus wartawan, dan mubalig Muhammadiyah yang ulung.

Ketokohan Buya Hamka semakin kokoh dengan diangkatnya beliau sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2011.

Dengan mengusung visi “Menjadi universitas pengajaran kenabian yang mencerdaskan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial untuk mewujudkan peradaban berkemajuan” Uhamka menyelenggarakan pendidikan dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan Kemuhamadiyahan dengan sains sehingga mampu mengaplikasikan petunjuk serta ilmu dalam kehidupan nyata.

Menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan kemahasiswaan yang bermutu tinggi dan inovatif menjadi keharusan untuk menghasilkan lulusan yang cerdas secara spiritual, intelektual, emosional, dan sosial. Potensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang telah terakumulasi sebagai bonus demografi perlu diberdayakan secara berkesinambungan.

Penyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang unggul dan bermanfaat secara nyata, merupakan komitmen Uhamka dalam menggali potensi alam sebagai bagian dari pelestarian serta pemanfaatan sumber daya untuk dimanfaatkan lebih optimal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Untuk itu, tata kelola perguruan tinggi dan layanan bermutu tinggi berbasis kompetensi yang memadai dengan dukungan teknologi informasi komputer menjadi suatu keharusan di era globalisasi sekarang ini.

Pelaksanaan tata kelola aset finansial maupun nonfinansial untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan secara berkelanjutan, merupakan bagian dari misi yang dijalankan untuk keberlangsungan serta peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat madani.

Pendidikan merupakan rutinitas yang harus dilakukan sejak dari dalam ayunan hingga akan kembali menghadap Pencipta langit dan bumi serta seluruh isinya. Dengan komitmen yang nyata tersebut, menjadikan lembaga pendidikan mampu mengubah pola tingkah masyarakat kepada kebajikan nyata.
Untuk menjalankan apa yang telah dicontohkan insan teladan, Muhammad salallahi alaihi wasalam, dalam kewirausahaan harus menjadi pedoman serta pembelajaran agar menjadi pengusaha atau wirausahawan yang mumpuni serta memiliki etika serta kejujuran sebagai benteng dalam menjalankan usaha.

Perubahan harus dilakukan mulai dari pemikiran untuk melakukan perubahan mindset dan peneguhan mindset untuk menggerakkan jiwa raga di dunia usaha.

Berbagai kegiatan serta unit bisnis yang dibangun para intelektual muda Uhamka seperti Pojok Analisis Saham, penerimaan serta penyaluran infak, pelaksanaan lembaga keuangan Baitul Mal Wattamwil (BMT), serta berbagai unit bisnis lainnya, menjadikan para mahasiswa Uhamka terbiasa dengan aktivitas bisnis yang lebih nyata.

Dalam rangka penguatan kapasitas intelektual, selain teori yang diajarkan di ruang kelas, juga dibarengi dengan berbagai kajian seminar serta praktik kerja yang dikemas dalam Program Kampus Merdeka.
Para pendidik menyambut baik dan mengapresiasi berbagai kegiatan produktif sebagai bagian dari proses belajar dengan memberikan tambahan nilai terhadap mereka yang memosisikan diri sebagai pengusaha/wirausahawan entrepreneur. Dimulai dari perubahan pikiran untuk melakukan perubahan mindset, para mahasiswa diberikan penghargaan hingga beasiswa khusus sebagai penyemangat agar nantinya ketika mereka terjun dalam dunia usaha telah memiliki bekal yang mumpuni.

Kebajikan lain dari praktik usaha yang dibangun Uhamka, terutama bagi mereka  yang belum sadar akan pentingnya kewirausahaan sebagaimana yang dicontohkan rasulullah, akan dapat meneguhkan serta sadar terhadap pentingnya pengetahuan kewirausahan sebagai bekal dalam memenuhi kebutuhan hidup saat terjun dan berbaur dalam masyarakat. 

Bangsa dan masyarakat akan tangguh jika minimal 10 persen masyarakatnya sebagai entrepreneur. Dalam standar yang dipahami minimal memiliki 4 % wirausaha dalam kehidupan masyarakat di sebuah negeri. 
Indonesia ditargetkan pada tahun 2045 harus memiliki pengusaha yang dapat mendukung eksistensi suatu bangsa sebagai suatu proses penting dalam menciptakan kemandirian jangka panjang. “Sebagai seorang muslim terbesar di Indonesia dituntut kesadaran lebih bahwa menjadi entrepreneur itu adalah bagian dari upaya memberi manfaat lebih banyak bagi orang sekitar,” sebagaimana diucapkan Wakil Rektor IV Uhamka, Dr. Muhammad Dwi Fajri, M.Pd.I.

“Enterpereneur menghadirkan kemandirian mandiri, memberi manfaat bagi orang banyak adalah ruhnya ajaran Islam ‘khairunnas anfauhum linnas’, sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi yang lain. Menjadi entrepreneur tidak hanya menghidupi diri sendiri, tapi juga menghidupi banyak orang.  Menjadi cendekiawan tidak berarti tidak boleh menjadi seorang entrepreneur.”

Sebagai perguruan tinggi berkualitas tinggi yang selalu mengikuti perkembangan zaman, Uhamka didukung dengan sistem informasi terkini dalam melayani segala kebutuhan sivitas akademianya. Di era digitalisasi seperti sekarang ini, pemanfataan teknologi terus diimbangi dengan tanpa meninggalkan kebersamaan atau jamaah sebagai pilar pemersatu. Kebersamaan yang telah tertanam dalam sanubari para pengelola, tercermin terhadap luaran yang dihasilkan para lulusan.

Saat almamater memerlukan, mereka tak pernah ragu serta selalu siap untuk membantu serta menyukseskan perbagai program kemaslahatan umat. Semoga apa yang telah dibangun dalam tata kelola Uhamka, menjadi inspirasi bagi pengelola pendidikan di Nusantara. Aceh yang memiliki keistimewaan di bidang agama, pendidikan, dan adat istiadat, sudah saatnya merapatkan barisan untuk sama-sama membangun pendidikan yang mampu menguatkan perekonomian bangsa sehingga menjadi teladan yang dapat dicontoh para penerus serta masyarakat sekitar.

Nilai dasar yang dipraktikkan Uhamka yaitu kejujuran (integritas), di mana semua pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan, mahasiswa hingga alumni menjadikan nilai kejujuran sebagai dasar pengembangan diri. Universitas ini pun jadi hebat karena dibangun dengan kebersamaan dan kekompakan (spirit jamaah).

Sebagai dapur peradaban, Uhamka juga bertanggung jawab untuk terus-menerus membangun kepercayaan demi kebenaran melalui telaah, kajian, dan penelitian.

Lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk mengemban ilmu, teknologi, seni, dan budaya yang memberikan nilai manfaat besar bagi kemanusiaan. Pembelajaran serta pelatihan terhadap SDM dan mahasiswa diarahkan sedemikian rupa untuk memiliki pemihakan yang kuat kepada kelompok tertindas dan termarginalkan. Semoga kesetaraan dan keadilan dalam menikmati hidup sejahtera dapat dinikmati seluruh insan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved