Luar Negeri

Sniper Ukraina Tembak Mati Komandan Rusia dari Jarak 1,7 Km

Sniper Ukraina yang diketahui sebagai “Alpha” itu dilaporkan membunuh seorang komandan senior Rusia di dekat Kota Bakhmut.

Editor: Faisal Zamzami
The New York Times/Lynsey Addario
Warga Rusia yang menjadi prajurit Ukraina melakukan latihan militer di wilayah hutan pinus Kiev, Ukraina pada 7 Februari 2023. 

SERAMBINEWS.COM, BAKHMUT - Seorang penembak jitu atau sniper Ukraina dilaporkan menembak mati seorang komandan rusia dari jarak 1,7 km.

Itu menjadi jarak terjauh seorang sniper membunuh sasarannya dalam perang Ukraina yang dimulai dari invasi Rusia pada Februari 2022.

Sniper Ukraina yang diketahui sebagai “Alpha” itu dilaporkan membunuh seorang komandan senior Rusia di dekat Kota Bakhmut.

Dilansir Daily Star, Sabtu (8/7/2023), "Alpha" merupakan satu dari 12 sniper Ukraina yang dikenal sebagai kesatuan hantu.

Mereka terkenal menargetkan tentara-tentara Rusia di sekitar Bakhmut, yang menjadi lokasi pertempuran terdahsyat di Ukraina.

Militer Ukraina mengeklaim di media sosial telah membunuh wakil komandan pasukan Rusia di Bakhmut ketika ia tengah mendatangi pasukannya.

Ketika itu, wakil komandan tersebut terlihat oleh drone Ukraina.

“Tim kami melihatnya dan ia dihabisi. Saya diberi tahu bahwa itu adalah tembakan yang sangat sulit,” kata seorang perwira militer Ukraina.

“Ini adalah pembunuhan yang dilakukan sniper terjauh yang kami buat sejak invasi, dan kemampuan ini yang menakutkan lawan. Setelah tembakan itu, Rusia takut dengan kemampuan kami. Banyak wajib militer yang kemudian desertir,” tambahnya.

Penembakan itu terjadi setelah Amerika Serikat (AS) berencana mengirim bom kluster ke Ukraina untuk membantu negara itu melawan Rusia.

Bom kluster itu dilarang di sekitar 120 negara karena memiliki risiko membunuh warga sipil karena bisa terpicu dan meledak bertahun-tahun setelah diluncurkan.

Pemerintah AS dilaporkan berusaha untuk tak mengirim bom tersebut ke Kiev karena kengerian yang ditimbulkan.

Namun, menurut Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, saat ini hal tersebut merupakan keharusan karena Rusia disebut juga akan menggunakannya.

Baca juga: Rudal Rusia Hantam Kharkiv Ukraina, 43 Orang Terluka Termasuk 12 Anak-anak

Zelenskyy Tandai 500 Hari Invasi Rusia di Ukraina dengan Kunjungi Pulau Ular, Ini Sebabnya

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menandai 500 hari invasi rusia di Ukraina dengan mengunjungi Pulau Ular.

Zelenskyy memposting video dari pulau tersebut yang dianggap sebagai simbol perlawanan Ukraina.

Pada awal invasi Rusia, tentara Ukraina mempertahakan Pulau Ular.

Insiden di pulau itu yang terkenal adalah ketika tentara Ukraina yang menjaga Pulau Ular menentang perintah kapal perang Rusia untuk menyerah.

Pulau yang berada di Laut Hitam itu direbut Rusia di awal perang, tetapi kemudian diklaim kembali oleh Ukraina.

Dalam video tersebut, Presiden Ukraina menyebutnya sebagai tempat kemenangan yang tak akan pernah direbut kembali.

Pada postingan videonya di Telegram, Zelenskyy menggambarkannya sebagai bukti Ukraina akan merebut kembali setiap jengkal wilayahnya yang diambil Rusia saat invasi dimulai 24 Februari 2022.

“Saya ingin berterima kasih dari sini, dari tempat kemenangan, kepada setiap pasukan kami selama 500 hari,” ujar Zelenskyy dikutip dari BBC, Sabtu (7/7).


Pada video tersebut terlihat Zelenskyy tiba di pulau itu dengan kapal, dan kemudian meninggalkan bunya di tempat peringatan.

Presiden Ukraina itu kemudian mengumumkan bahwa ia telah tiba dari Turki dengan lima komandan yang ditangkap oleh Rusia di pabrik baja Azovstal, Mariupol.

Mereka telah berada di Turki sejak September 2022, setelah dibebaskan dari tahanan Rusia sebagai bagian dari pertukaran tahanan.

Insiden di Pulau Ular terjadi beberapa jam setelah invasi dimulai, di mana Armada Laut Hitam Rusia memerintahkan tentara Ukraina di pulau itu menyerah.

 
Namun, tentara Rusia ketika itu membalasnya dengan, “Pergilah ke Neraka”, meski dengan bahasa yang jauh lebih kasar.

Pulau Ular akhirnya diduduki dan tentara Ukraina kemudian dijadikan tahanan.

Mereka kemudian dibebaskan sebagai bagian dari tahanan.

Tentara Ukraina merebut kembali Pulau Ular pada Juni tahun.

Baca juga: BERITA POPULER- Kombes Pol Anissullah Terima Penghargaan dari Presiden, Anak Petani Lulus Catar 2023

Baca juga: Penyebab Cerai dari Celine Diungkit Lagi, Stefan William Sebut Alasan Diam selama 2 Tahun

Baca juga: Apa Hukum Membawa HP Berisi Aplikasi Al-Quran ke Toilet? Begini Penjelasan Buya Yahya

Sudah tayang di Kompas.tv: Sniper Ukraina Tembak Mati Komandan Rusia dari Jarak 1,7 Km, Terjauh dalam Perang Ukraina

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved