Anas Urbaningrum Tegaskan Tak Takut Dikriminalisasi Lagi: Kezaliman Hanya Terjadi Pada Era Dahulu

Anas Urbaningrum menyatakan bahwa proses hukum terkait kasus korupsi proyek Hambalang yang dialaminya sebagai bentuk kriminalisasi.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkap layar kanal YouTube Tribunnews
Ketua Umum Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum, menyampaikan pidato politik saat Musnalub di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (15/7/2023). Anas Urbaningrum menegaskan bahwa PKN bukanlah partai milik keluarga atau berlandaskan kepentingan pribadi. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Anas Urbaningrum telah kembali lagi ke dunia politik menjadi Ketua Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).

Sempat terjerat kasus korupsi pembangunan wisma atlet Hambalang kala ia masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mengaku dirinya tidak takut jika nantinya tersangkut masalah hukum lagi.

Anas Urbaningrum menyatakan bahwa proses hukum terkait kasus korupsi proyek Hambalang yang dialaminya sebagai bentuk kriminalisasi.

Meski sempat mendekam di penjara selama 8 tahun, Anas tidak takut jika kembali mengalami hal serupa.

Pasalnya, kata dia, aktor yang mengkriminalisasi dirinya sudah berganti. Karena itu, potensi adanya kezaliman hukum bakal menimpanya kembali akan kecil.

"Karena hari ini kan yang punya potensi melakukan kezaliman hukum kan sudah berbeda. Aktor aktornya sudah berbeda, ganti zaman ganti aktor," kata Anas saat ditemui di Monumen Nasional (Monas), Jakarta pada Sabtu (15/7).


Anas optimistis penegakan hukum era pemerintahan sekarang jauh lebih baik. Baginya, kezaliman hukum hanya terjadi pada era terdahulu.

"Mudah mudahan, saya yakin hari ini dan yang akan datang tidak ada yang seperti itu dulu. Kan begitu. Itu dulu," jelasnya.

Anas juga sempat mengungkapkan alasan dirinya kembali terjun ke dunia politik, meskipun dunia politik sempat menyeretnya ke penjara karena kasus korupsi proyek hambalang.

Anas menuturkan panggilan menjadi petugas publik menjadi alasan dirinya kembali terjun ke dunia politik.

Karena itu, Ia pun bersedia mengabdikan dirinya kembali menjadi petugas publik.

"Politik itu adalah tugas publik. Jadi terjun ke politik sesungguhnya adalah bersedia untuk menjadi petugas publik. Saya ulangi ya, terjun ke politik sesungguhnya adalah panggilan untuk bersedia untuk menjadi petugas publik," kata Anas.

Anas menyatakan bahwa dirinya pernah banyak menerima berbagai fasilitas dari Indonesia. Itulah kenapa ia ingin membalas jasa-jasa yang telah diberikan dengan mengubah keadaan bangsa Indonesia.

"Saya yang pernah mendapatkan fasilitas berupa kebaikan kebaikan Indonesia, bisa sekolah, bisa belajar apa saja, bisa agak mengerti tentang keadaan Indonesia," jelasnya.

"Nah cara saya untuk membalasnya adalah apa ? Saya harus berani dan bersiap menjadi petugas politik. Adalah petugas publik. Jadi itulah kenapa saya kembali berpolitik," sambungnya.

Lebih lanjut Anas menambahkan dirinya tidak memiliki target khusus saat kembali ke dunia politik.

Hanya saja, ia bakal menjalankan apapun tugas dan amanah yang diberikan rakyat kepada dirinya.

"Saya tidak pernah merumuskan target yang sangat khusus, yang penting apa yang di depan mata ditugaskan diamanahkan kepada saya, saya tunaikan dengan sebaik-baiknya," pungkasnya.

Baca juga: Anas Urbaningrum Sindir SBY, Ingatkan Kader PKN Jauhi Sifat Zalim dan Tidak Memperalat Kekuasaan

Anas Urbaningrum Tekankan Partai Bukan Milik Keluarga atau Pribadi

 

Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum menekankan bahwa partai yang dipimpinnya bukanlah berlandaskan kepentingan pribadi atau bahkan sebagai sebuah milik keluarga.

Dia menegaskan bahwa prinsip yang dimiliki PKN adalah organisasi partai modern.

"PKN harus ditata dengan prinsip-prinsip organisasi modern. PKN harus ditata berdasarkan prinsip organisasi modern, bukan organisasi yang berbasis kepentingan pribadi, kepentingan keluarga atau berorientasi famili," tutur Anas dalam pidato penutupan Munaslub PKN di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta pada Sabtu (15/7/2023) dikutip dari YouTube Kompas TV.

Selain itu, Anas juga menjelaskan bahwa pola kekeluargaan dalam sebuah partai harus diusung untuk mewakili seluruh masyarakat Indonesia.

Jika hal tersebut tercapai, maka baru dapat dikatakan partai tersebut menjadi keluarga besar.

"Partai bukan properti pribadi, partai bukan properti famili, partai bukan kepunyaan keluarga. Kalau mau disebut keluarga partai, harus punya keluarga besar seluruh bangsa Indonesia," jelasnya.

Tak sampai di situ, Anas juga menyampaikan bahwa PKN akan menjadi partai terbuka alias tidak menutup diri.

Sehingga, siapapun dan dengan latar belakang apapun bisa bergabung dengan partai yang dipimpinnya tersebut.

"Dengan prinsip seperti itu PKN tidak eksklusif, PKN akan jadi partai yang inklusif, partai yang terbuka, partai yang mengundang siapa saja tenaga-tenaga terbaik, tenaga-tenaga politik terbaik yang berkomitmen bekerja dengan masa depan bangsa yang bisa bergabung bersama kita di dalam PKN," katanya.

Baca juga: VIDEO Anas Urbaningrum Resmi Jadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara

Di akhir pidatonya, Anas pun mengajak kadernya untuk menyiapkan diri dalam tahapan Pemilu 2024 lantaran waktunya sudah semakin dekat.

"Itu tantangan yang berat, tapi bagaimana membuat tantangan berat itu bisa kita pikul, atasi, caranya adalah bahwa kita harus punya keyakinan," tegasnya.

Di sisi lain, Anas juga menegaskan bahwa dirinya tidak bisa mencalonkan diri menjadi caleg lantaran hukuman pencabutan hak politik dirinya selama lima tahun usai bebas dari hukuman penjara.

"(Anda) bagian dari caleg-caleg yang tangguh, saya yang belum bisa nyaleg."

"Karena ada putusan yang putusan yang saya bekum nyaleg, putusan yang dzalim, keputusan yang tidak berdasar, tapi itu tidak apa-apa, itu sudah menjadi bagian dari perjalanan saya, dan ini menjadi perjuangan kita," ucap Anas.

Anas pun berpesan ke kadernya yang nantinya jika menjadi pemimpin negeri agar tidak bersikap zalim.

"Suatu hari PKN dipercaya menjadi pemimpin negeri ini, maka pemimpin yang dihasilkan oleh PKN harus menjauhi sikap dan sifat yang zalim."

"Tidak boleh menggunakan dan memperalat kekausannya dan kewenangannya untuk mencelakai pihak lain, untuk menindas, menyingkirkan pihak lain, untuk memperkusi pihak lain. karena fungsi kekuasan bukan itu, fungsi kekuasan dan kewenangan adalah menggerakan perbaikan," pungkasnya.

Diketahui, Anas Urbaningrum menjadi pengganti Gede Pasek Suardika dalam Munaslub PKN.

Sebelumnya, Pimpinan sidang pleno Munaslub membacakan keputusan partai terkait pengangkatan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum PKN.

"Memutuskan dan menetapkan, keputusan Munaslub PKN, ketentuan dan peralihan Ketua Umum PKN," ucap pimpinan sidang.

"Munaslub telah memilih dan menetapkan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara periode 2023-2028," sambung pimpinan sidang yang langsung disambut tepuk tangan meriah peserta Munaslub.

Baca juga: 6 Poin Pidato dan Pernyataan Anas Urbaningrum di Monas

Pimpinan pun meminta Anas Urbaningrum naik ke atas panggung untuk menerima kartu tanda anggota (KTA) PKN.

Gede Pasek yang merupakan ketua umum sebelumnya menyerahkan secara simbolis KTA kepada Anas Urbaningrum.

Baca juga: Ayah Bunuh Anak Kandung di Kediri Ditangkap, Pelaku Buang Mayat Korban dalam Kondisi Hidup

Baca juga: AHY: Prioritas Anggaran Seharusnya Diarahkan untuk Meringankan Penderitaan Rakyat

Baca juga: Duel Maut Dua Remaja di Banyumas, Seorang Tewas Terkena Sabetan Celurit di Bagian Dada

 

 

Sudah tayang di Tribunnews.com: Anas Urbaningrum Tegaskan Tak Takut Dikriminalisasi Lagi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved