Nezar Patria Jadi Wamenkominfo

Sosok Nezar Patria, Putra Aceh yang Jadi Wamenkominfo, Aktivis Reformasi 1998 Yang Diculik Penguasa

Sementara Nezar Patria sebelumnya menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Komunikasi Menteri BUMN sejak Juni 2022.

|
Editor: Faisal Zamzami
Kolase Serambinews.com/ Istimewa
Sosok Nezar Patria, Putra Aceh yang Jadi Wamenkominfo, Aktivis Reformasi 1998 Yang Diculik Penguasa 

"Presiden RI menimbang dan seterusnya, mengingat dan seterusnya, memutuskan, menetapkan dan seterusnya, kesatu mengangkat saudara Budi Arie Setiadi sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Maju dalam sisa masa jabatan periode 2019-2024," begitu bunyi keputusan Presiden RI yang dibacakan Nanik Purwanti, Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara.

Budi Arie menggantikan Mahfud MD selaku pelaksana tugas (Plt) Menkominfo saat ini.

Mahfud MD ditunjuk sebagai pejabat Menkominfo sementara menggantikan Johnny G Plate yang sebelumnya dicopot.

Plate ditahan karena menjadi terdakwa dugaan kasus korupsi penyediaan menara BTS 4G dan infrastruktur pendukung 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kemenkominfo tahun 2020-2022 pada sejak 18 Mei 2023.

Baca juga: BREAKING NEWS - Putra Pidie Aceh Nezar Patria Dilantik Jadi Wakil Menteri Kominfo

Profil Nezar Patria

Nezar selama dikenal sebagai sosok jurnalis dengan pengalaman yang panjang.

Nezar tercatat lahir di Sigli (Pidie), Aceh, pada 5 Oktober 1970.

Ayahnya bernama H Sjamsul Kahar, yang merupakan Pemimpin Umum Harian Serambi Indonesia, surat kabar terbesar di Aceh.

Nezar kemudian berkuliah di Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 1997, Magister Sejarah Hubungan Internasional dari London School of Economics (LSE), Universitas London, Inggris (2007), dan Institut Teknologi Bandung pada 2022.

Dia dikenal sebagai salah satu aktivis gerakan Reformasi 1998.

Saat itu dia tercatat sebagai Sekretaris Jenderal Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID).

Bahkan Nezar menjadi salah satu dari 13 aktivis yang diculik pada masa Orde Baru.

Setelah dibebaskan, Nezar juga pernah berkecimpung menjadi relawan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).

Setelah Reformasi, Nezar mulai menekuni dunia jurnalistik seperti ayahnya.

Kariernya dimulai dari menjadi jurnalis majalah mingguan Tempo pada 1999 sampai 2008.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved