Kupi Beungoh

Hijrah Menjadi yang Lebih Baik

Dosa yang kita perbuat tidak lepas dari pengawasan Allah dan menjadi catatan buku malaikat-Nya. Hal ini menjadi muhasabah diri dalam memasuki tahun ba

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/FOR SERAMBI INDONESIA
Jufri Aswad SAg, Guru PAI SMA Dayah Terpadu Inshafuddin, dan Pengurus DPW AGPAII Aceh 

Oleh Jufri Aswad SAg*)

UMAT Islam memasuki era baru yang sangat bearti dalam perjalanan hidup, yaitu pergantian tahun hijriah yang dimaknai dengan hijrah lembaran tahun sebelumnya.

Hijrah sebagai cermin untuk melihat catatan amal perbuatan yang telah dikerjakan sepanjang tahun sebelumnya.

Dosa yang kita perbuat tidak lepas dari pengawasan Allah dan menjadi catatan buku malaikat-Nya. Hal ini menjadi muhasabah diri dalam memasuki tahun baru 1444 Hijriah.

Makna hijrah adalah meninggalkan segala yang buruk menuju keadaan yang lebih baik. Orang yang berhijrah menjadikan hidup lebih bermartabat dan unggul dalam kehidupan sosialnya.

Baca juga: Bikin Gula Darah Naik pada Tubuh, Ini Tips Sehat Makan Seblak, dr Zaidul Akbar : Hati-hati Penyakit

Kehadiran orang yang berhijrah tentuanya bermamfaat bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat. Seseorang akan rugi dan gagal bila kondisi hari ini lebih buruk dari hari kemarin. “Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian.

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran, dan orang yang menasehati dalam kesabaran” (QS. Al-Ashr 1-3)

Pentingnya Perubahan Hidup

Peningkatan kualitas hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh suatu cita-cita dan arah yang akan dituju. Berbagai tantangan tentunya akan menjadi ujian untuk mencapai tujuan hidup. Seorang muslim tidak boleh terus berada pada situasi dan kondisi yang tidak baik karena bisa berdampak pada peningkatan kualitas hidup.

Orang yang berhijrah adanya keinginan dan usaha yang konkrit keluar dari situasi buruk, terbelakang menuju perubahan nasib yang dilandasi rasa optimis menjadi lebih baik dan disenangi oleh lingkungan sosialnya.

Menjerumuskan diri kepada perilaku yang menyimpang dan membawa kemudaratan tentunya akan membawa kepada kerusakan yang tidak ada akhirnya.

Baca juga: Lady Nayoan Mengaku Syahnaz Sadiqah Belum Minta Maaf Langsung, Begini Tanggapan Pakar Ekspresi

Masalah kecanduan game online, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, meningkatnya angka perceraian dalam masyarakat, selingkuh, dan kekerasan seksual akhir-akhir ini merupakan penyakit sosial yang harus diubah kondisinya menjadi taraf hidup masyarakat yang lebih baik, nyaman dan bermartabat.

Tuntunan Alquran tentang pentingnya perubahan nasib menjadi inspirasi dalam menata kehidupan. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d : 11)

Perilaku masyarakat harus berpedoman kepada akidah Islam yang benar. Kegiatan keagamaan seperti majelis zikir, majelis pengajian merupakan langkah konkrit untuk mewujudkan masyarakat yang taat kepada Syari’at Islam.

Memberikan dorongan anak-anak usia sekolah untuk mendalami Syari’at Islam, dekatkan masyarakat dengan kegiatan di mesjid, mengajak masyarakat untuk membangun kehidupan sosial merupakan contoh refleksi hidup atau hijrah ke arah yang lebih baik.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved