Amalan dan Doa

Ustaz Abdul Somad Ungkap Amalan yang Paling Utama Bisa Dikerjakan Awal Bulan Muharram 1445 H

Ustaz Abdul Somad mengatakan Puasa Tasu'a dan Asyura adalah ibadah khusus yang hanya ada di bulan Muharram.

Editor: Nur Nihayati
Freepik
Ilustrasi Berdoa - 

Ustaz Abdul Somad mengatakan Puasa Tasu'a dan Asyura adalah ibadah khusus yang hanya ada di bulan Muharram.

SERAMBINEWS.COM - Pendakwah kondang Ustaz Abdul Somad menjelaskan keutamaan bulan Muharram.

Simak informasi ini supaya bisa diamalkan sehingga bulan ini tidak terlewatkan begitu saja.

Ada amalan utama di bulan Muharram menurut Ustaz Abdul Somad.

Dijabarkan Ustaz Abdul Somad, amalan tersebut yakni puasa sunnah mencakup Puasa Tasu'a dan Asyura.

Ustaz Abdul Somad mengatakan Puasa Tasu'a dan Asyura adalah ibadah khusus yang hanya ada di bulan Muharram.

Bulan Muharram sendiri adalah bulan pertama di antara 12 bulan dalam sistem kalender Islam, yang mana berarti masuk tahun baru di kalender hijriyah.

Diketahui, 1 Muharram 1445 Hijriyah bertepatan pada Rabu (19/7/2023).

Ada sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan di bulan Muharram, amalan paling afdhol dilaksanakan adalah puasa sunnah.

Amalan tersebut sunnah dilaksanakan pada 10 Muharram disebut Puasa Asyura, ada juga puasa yang dilaksanakan sehari sebelumnya yaitu 9 Muharram disebut Puasa Tasu'a.

Ustaz Abdul Somad menjelaskan di bulan Muharram satu satu puasa sunnah khusus yang tidak dijumpai di bulan-bulan lain, yaitu puasa Asyura.

"Puasa Asyura adalah tanggal 10, namun yang paling bagus puasa itu adalah 9, 10, 11 tiga hari, kalau tidak sanggup tiga hari pilih dua hari 9 dan 10 Muharram," jelas Ustadz Abdul Somad.

Hal tersebut diperintahkan atau dianjurkan Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam, puasa selama tiga hari bertujuan untuk menyelisihi atau membedakan dengan kaum Yahudi di Madinah yang juga melaksanakan puasa di tanggal 10 Muharram.

Pendakwah yang karib disapa UAS mengungkapkan di Madinah ada tiga suku kaum Yahudi, yakni Yahudi Bani Nadhir, Yahudi Bani Quraidhah dan Yahudi Qainuqa.

"Suku Yahudi tersebut tidak makan dan minum pada tanggal 10 Muharram, Nabi bertanya, 'Ma hadza?' mereka menjawab 'Ha dza yaumun sholihun' Ini adalah hari yang baik, Allah menyelamatkan Nabi Musa dan menenggelamkan Fir'aun laknatullah. Mereka bersyukur kepada Allah dengan berpuasa di tanggal 10 karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa," papar Ustadz Abdul Somad.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved