Luar Negeri
Bom Bunuh Diri Tewaskan 54 Orang di Pakistan, Kelompok Jihadis Klaim Bertanggung Jawab
Kelompok Jihadis telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan 54 orang di Pakistan
“Kami mengutuk serangan brutal terhadap pekerja dan kepemimpinan kami karena pemilihan umum di Pakistan semakin dekat. Militan menciptakan ketakutan dan mulai menargetkan pertemuan politik,” kata Kamran Murtaza, seorang senator JUI-F.
“Kami menentang militansi ini dan ada ketakutan akan lebih banyak serangan terhadap pertemuan politik sehingga partai politik kami tidak dapat sepenuhnya berkampanye untuk pemilu tahun ini,” tambahnya.
Perdana Menteri, Shehbaz Sharif, dan Presiden Pakistan, Arif Alvi, juga mengutuk serangan itu.
Mereka meminta para pejabat untuk memberikan semua bantuan yang memungkinkan bagi keluarga yang terluka dan berduka.
Pengeboman itu adalah insiden kekerasan terbaru yang terjadi di Khyber Pakhtunkhwa, wilayah yang menjadi sasaran serangan militan hampir setiap minggunya selama beberapa bulan terakhir.
Sebagian besar dilakukan oleh pejuang TTP, pemerintah dan militernya pun berjuang untuk mengendalikannya.
Selama pemerintahan sebelumnya di bawah Perdana Menteri saat itu, Imran Khan, ratusan pejuang TTP dibawa kembali dari Afghanistan ke Khyber Pakhtunkhwa sebagai bagian dari program rehabilitasi yang gagal.
Sejak saat itu, semakin banyak gerilyawan Taliban yang melakukan serangan konsisten terhadap pos-pos militer dan polisi di negara bagian itu.
Termasuk pada Januari lalu, saat gerilyawan TTP menewaskan lebih dari 80 orang dalam ledakan bunuh diri di sebuah masjid di Peshawar, ibu kota provinsi tersebut.
Baca juga: Imran Khan Tuduh Militer Pakistan Perintahkan Penangkapannya, Serukan Pendukungnya Gelar Protes
Sebuah laporan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Maret lalu memperingatkan bahwa TTP serta ISKP tumbuh di Khyber Pakhtunkhwa, dan TTP mencoba untuk mengambil alih pemerintahan negara bagian dan menegakkan hukum syariah.
Di sisi lain, ISKP didirikan pada 2015 namun baru muncul sebagai kekuatan jihad terkemuka di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Analis politik, Zahid Hussain mengatakan bahwa ISKP telah memanfaatkan ketidakstabilan yang berkembang di wilayah perbatasan untuk memantapkan posisinya di Pakistan.
Hussain menjelaskan bahwa itu adalah indikator bahwa Pakistan saat ini tengah menghadapi militansi di berbagai front di kawasan itu, yang terus lepas kendali.
"Meningkatnya ketidakstabilan dan serangan militan memberikan jendela bagi semua organisasi militan, termasuk ISKP, untuk meningkatkan serangan mereka. Serangan terhadap polisi, unjuk rasa politik, dan pasukan keamanan ini telah mengakhiri ilusi singkat tentang perdamaian di Pakistan," tegas Hussain.
Banyak yang khawatir bahwa akan ada lebih banyak serangan yang dilakukan oleh kelompok militan menjelang Pemilu yang rencananya diadakan dalam tiga bulan ke depan.
Sosok Robin Westman, Penembak Sekolah Pakai Senjata Bertuliskan 'Bunuh Trump' dan 'Bakar Israel' |
![]() |
---|
Kim Jong Un Perintahkan Senjata Nuklir Dipercepat saat AS-Korsel Latihan Militer |
![]() |
---|
Mesin Pesawat Condor Jerman Meledak di Udara, Begini Nasib 273 Penumpang |
![]() |
---|
Korban Tewas Banjir Bandang dan Longsor Pakistan Lampaui 350 Orang |
![]() |
---|
5 Orang Tewas akibat Helikopter Pakistan Jatuh Saat Misi Penyelamatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.