Infrastruktur
PUPR Aceh Barat Masih Mengkaji Kerusakan Jembatan Gantung Cot Punti
Disebutkan, bahwa seluruh bangunan atas (jembatan gantungnya) jatuh ke sungai, yang dugaan akibat putusnya kabel utama pada blok angkur sisi kiri di
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Sa'dul Bahri l Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Kabupaten Aceh Barat, masih melakukan proses investasi dan kajian penyebab ambruknya jembatan gantung Cot Punti, Kecamatan Woyla Timur yang terjadi beberapa hari yang lalu.
Tim yang meninjau lapangan mengumpulkan data guna melihat komponen mana saja yang masih dapat digunakan dalam penanganannya ke
depan.
“Setelah selesai dilakukan kajian nanti kami infokan kembali,” kata Kepala Dinas PUPR Aceh Barat, Dr Kurdi kepada Serambinews.com, Minggu (13/8/2023).
Baca juga: 49 Bacaleg DPRK Bireuen Ikut Uji Mampu Baca Alquran, Sebagian Pengganti karena yang Sebelumnya TMS
Disebutkan, bahwa seluruh bangunan atas (jembatan gantungnya) jatuh ke sungai, yang dugaan akibat putusnya kabel utama pada blok angkur sisi kiri di Desa Cot Punti.
Kondisi tersebut menarik kabel sisi kanan menjadi lepas.
Ia menambahkan, bahwa untuk daerah Panton, kabel utama (main) kabel masih posisi semula.
Untuk pylon (tiang) tidak mengalami kerusakan termasuk banguanan bawah (pondasi).
Berita sebelumnya, satu unit jembatan gantung penghubung antar kecamatan, Jumat (11/8/2023) sore dilapor ambruk ke sungai di lintasan Desa Cot Punti, Kecamatan Woyla Timur yang menghubungkan ke Desa Panton, Kecamatan Woyla Induk sama sekali tidak bisa digunakan lagi.
Jembatan gantung sepanjang 160 meter tersebut ambruk ke sungai diduga akibat putusnya kabel utama penahan konstruksi jembatan tersebut, yang diduga sudah usang dimakan usia.
“Benar jembatan penghubung antara kecamatan di Desa Cot Punti kini ambruk ke sungai, sehingga akses di melalui jembatan tersebut sama sekali tidak bisa digunakan lagi,” ungkap Camat Kecamatan Woyla Timur, Syarifuddin kepada Serambinews.com, Jumat (11/8/2023).
Disebutkan, sejauh ini tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ambruknya jembatan tersebut, sebab saat kejadian tidak ada orang yang melintas di jembatan itu yang kini terendam membentangan sungai.
Keberadaan jembatan tersebut sebelumnya telah mempermudah akses masyarakat menuju ke ibu kota kabupaten dengan jarak yang sangat singkat, namun demikian meski jembatan tersebut tidak bisa digunakan lagi, akan tetapi masih ada jalan alternatif lainnya yang bisa digunakan, namun jarak yang lumayan jauh.
“Peristiwa ambruknya jembatan tersebut bukan karena diterjang banjir, tetapi memang ambruk secara tiba-tiba yang mungkin kurang perawatan atau karena sudah dimakan usia,” ungkapnya.
Kini jembatan sepanjang 160 meter tersebut terendam membentangi di daerah aliran sungai (DAS) Krueng Woyla itu, sudah dilakukan pengecekan langsung oleh tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Barat.
Wacana Pembangunan Kilang Minyak Baru di Aceh Proyek Hilirisasi Nasional, Lokasinya di Mana? |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Akan Bangun Kilang Minyak Baru di Aceh, Masuk 18 Besar Proyek Hilirisasi Nasional |
![]() |
---|
Pemko Lhokseumawe Plot Rp 3,8 Miliar Bangun Rumah Layak Huni, Ini Tanggapan Dewan |
![]() |
---|
Rapat dengan PUPR, Munawar Ngohwan Pertanyakan Kelanjutan Pembangunan Jembatan Pango |
![]() |
---|
Jalan Lokop-Gayo Lues di Aceh Timur Nyaris Putus, Warga Khawatirkan Keselamatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.