Kesehatan

Sudah Tak Haid tapi Keluar Darah Beserta Keputihan, Apa Bahaya? Begini Kata dr Boyke dan Solusinya

Apabila keputihan yang disertai gatal dan berbau, hal itu disebabkan oleh 70 persen infeksi apalagi jika adanya perubahan warna pada keputihan.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
YouTube Kacamata dr Boyke
dr Boyke - Sudah Tak Haid tapi Keluar Darah Beserta Keputihan, Apa Bahaya? Begini Kata dr Boyke dan Solusinya 

Sudah Tak Haid tapi Keluar Darah Beserta Keputihan, Apa Bahaya? Begini Kata dr Boyke dan Solusinya

SERAMBINEWS.COM - Munculnya bercak darah di vagina biasanya merupakan tanda dari menstruasi atau haid.

Akan tetapi, bisa saja flek darah ini keluar di luar siklus haid. Tentunya, beberapa orang akan merasa khawatir saat mendapati kondisi tersebut.

Hal tersebut dialami oleh seorang warganet, dalam sebuah contoh kasus, ia mengaku mengalami keluar sedikit gumpalan darah di luar masa haid dan disertai keputihan dengan ciri berwarna kehijauan, berbau tetapi tidak gatal.

Warganet tersebut kemudian bertanya kepada seksolog dr Boyke terkait kondisi yang dialaminya dan meminta solusi.

"Saya minggu yang lalu haid terus sampai sekarang sudah tidak lagi, tapi dari vagina mengeluarkan darah gumpal dan keputihan kayak nanah begitu, warnanya kuning agak kehijauan terus bau tidak enak tapi gak gatal, darahnya sedikit.

Apakah bahaya dan ada obatnya atau tidak?," demikian pertanyaan warganet yang dibacakan oleh dr Boyke pada sesi tanya jawab yang diunggah di kanal YouTube Kacamata dr Boyke.

Baca juga: Kakek Cabuli Bocah SD, dr Boyke : Pentingnya Orang Tua Beri Edukasi Seksual pada Anak, Ini 5 Caranya

Sebelum menjawab pertanyaan ini, dr Boyke seorang seksolog ternama yang kerap membagikan informasi kesehatan seputar organ reproduksi menyebutkan bahwa keputihan itu merupakan hal yang berbahaya kecuali ditandai dengan ciri tidak gatal, tidak berbau, dan tidak berubah warna.

"Tapi kalau berubah warna, gatal, bau, mau datangnya setelah atau sebelum haid itu harus diperhatikan," kata dr Boyke.

Menurutnya, apabila keputihan yang disertai gatal dan berbau, hal itu disebabkan oleh 70 persen infeksi apalagi jika adanya perubahan warna pada keputihan.

Keputihan yang terjadi pada ciri-ciri di atas, dikhawatirkan disebabkan oleh sebagian besar infeksi, risiko penyakit kelami, infeksi pada mulut Miss V atau infeksi bakteri disertai jamur.

"Kalau ijo takutnya iinfeksi, penyakit kelamin bisa atau infeksi pada vagina yang luka akibat hubungan seks bisa juga, atau bisa karena adanya jamur dan infeksi bakteri juga bisa," tegas dr Boyke.

Kondisi ini tentunya harus ditangani secara serius ke dokter kandungan. 

Baca juga: Bisa Cacat, dr Boyke Ungkap Bahaya Inses Hubungan Sedarah, Ungkit Kisah Raja Charles dan Cleopatra

Sebelum ke dokter, anda juga bisa menggunakan produk kesehatan untuk mengurangi bau keputihannya.

"Sebelum berobat ke dokter kandungan kamu bisa pakai femmilove utk mengurangi bau keputihannya," pungkas dr Boyke.

dr Boyke Ingatkan Pentingnya Anak Perempuan Jaga Diri : Mudah Terbuai dan Paling Banyak Dirugikan
Seksolog dr Boyke mengimbau kepada kepada anak perempuan untuk lebih peduli dan menjaga dirinya dari nafsu dan godaan laki-laki.
Fase remaja memang waktunya sedang menggebu-gebu terutama soal jatuh cinta dan pacaran. Namun penting sekali anda anak perempuan bisa dituntut untuk menjaga dirinya dari pergaulan bebas.

Menurut dr Boyke, perempuan memang mudah sekali terubuai ketika sedang jantuh cinta.

Namun hal itu jangan sampai remaja perempuan terlena bahkan nekat melakukan hubungan seksual sebelum menikah dan memberikan keperawanannya kepada pasangan yang belum halal.

Kondisi ini sering kali ditemui dr Boyke di lapangan pada anak perempuan.

Para remaja perempuan memberikan keperawannya kepada sang pacar karena takut diputuskan.

Hal tersebut disampaikan dr Boyke dikutip Serambinews.com dari kanal YouTube Azka Corbuzier.

"Kalau pacar kamu meminta hubungan seks kemudian kamu takut kalau tidak melakukan nanti diputuskan, sementara kamu pengen punya pacar, sebaiknya jangan," kata dr Boyke.

Menurutnya, jika seorang perempuan melakukan hubungan seksual sebelum menikah, maka ia berisiko kehilangan keperawannya.

Tanda seorang perempuan masih perawan atau tidak bisa ditandai dengan kasat mata, berbeda dengan laki-laki.

Maka dalam hal ini, perempuan sangat dirugikan, "Perempuan lebih rugi sangat jelas," tegas dr Boyke.

"if i have sex with him or her, perempuan kehilangan keperawanan, keperawanan is number one, kalau laki-laki kehilangan keperjaakaan dia tidak ada tandanya but women ada tandanya," sambung dr Boyke.

Tak hanya kehilangan keperawanan, risiko lainnya juga mengintai perempuan jika melakukan hubungan seksual sebelum menikah, satu diantaranya adalah rentan terkena penyakit kelamin atau bahkan lebih parahnya penyakit HIV/AIDS.

Menurut dr Boyke, risiko tertular penyakit kelamin dan HIV pada perempuan lebih tinggi karena alat kelamin wanita diibaratkan seperti sumur.

"Artinya, apa yang diberikan laki-laki ditampung semua oleh wanita termasuk penyakit, nah perempuan mesti ngerti," sambungnya.

Meskipun anda menggunakan alat pelindung, ini juga tidak menjadi jaminan anda tidak terkena penyakit.

Pasalnya menurut dr Boyke, pada beberapa alat kontrasepsi yang memiliki pori-pori sehingga virus rentan menyebar.

"Ada jenis kondom yang memiliki pori, dari situlah berbagai macam virus dari penyakit seksual mudah menyerang meskipun berhubungan menggunakan kondom," tegas dr Boyke.

Terakhir, dr Boyke kemudian mengingatkan kepada para anak perempuan agar tidak mudah terbujuk rayu laki-laki untuk melakukan seks bebas, apalagi sama seseorang yang belum tentu menjadi suami kelak.

"Better-nya kalau kamu yakin dia akan menjadi suami kamu atau sudah menjadi suami baru melakukan hubungan seksual," pungkasnya.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved