Berita Langsa

Dosen IAIN Langsa Ini Sampaikan Tanggapannya Atas HUT Ke-78 RI

Menurut dosen IAIN Langsa ini, di usianya yang ke-78 tahun, sudah banyak kemajuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dicapai negara ini, mes

Penulis: Zubir | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Dosen Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa, DR Tgk H Zulkarnain, MA 

Menurut dosen IAIN Langsa ini, di usianya yang ke-78 tahun, sudah banyak kemajuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dicapai negara ini, meski tentunya masih banyak hal yang harus dibenahi dan disempurnakan.

Laporan Zubir | Langsa

SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Dosen Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa, DR Tgk H Zulkarnain, MA atau disapa Abu Chik Diglee, menyampaikan tanggapannya atas usia HUT ke-78 Kemerdekaan RI. 

Menurut dosen IAIN Langsa ini, di usianya yang ke-78 tahun, sudah banyak kemajuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dicapai negara ini, meski tentunya masih banyak hal yang harus dibenahi dan disempurnakan.

"Karena memang belum sepenuhnya tercapai seperti yang diharapkan," ujarnya.

Sebagai anak bangsa, sebut mantan Ketua MPU Kota Langsa ini, tentunya kita mensyukuri semua nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan atas kemerdekaan yang telah dicapai melalui banyak pengorbanan para pahlawan kusuma bangsa. 

Kemerdekaan telah diraih dan upaya mengisi kemerdekaan telah pula dilakukan secara maksimal, jika ada yang masih kurang dari hal itu, tentunya kewajiban semua sebagai anak bangsa untuk menyempurnakannya. 

Harry Julian Benda dalam bukunya The Crescent And The Rising Sun atau Bulan Sabit dan Matahari Terbit, setebal 344 halaman buku itu menceritakan, kisah pilu bagaimana kejamnya penjajahan Belanda. 

Baca juga: Penjabat Gubernur Aceh Lantik 11 Pejabat Eselon II

Begitu juga beratnya penderitaan para anak bangsa di era pendudukan penjajahan Jepang atas para bumi putra. 

Banyak jasad para pahlawan yang terbujur kaku demi kemerdekaan dan kemuliaan bangsanya, tidak sedikit darah yang tertumpah dan tidak terhitung pula kubangan air mata kenestapaan yang menggenang. 

Banyak anak-anak menjadi yatim dan tidak sedikit para istri yang menjadi janda karena suami suami mereka gugur di medan laga, sebagai syuhada kusuma bangsa.

Mereka para pahlawan bunga bangsa telah gugur dan berkorban untuk negara, nusa dan bangsanya.

Oleh karena itu, alangkah naifnya, jika ada para generasi penerus bangsa yang tidak mengenang jasa-jasa dan pengorbanan mereka.

Pada kesempatan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI ini, marilah kita bertafakur, merenung akan jasa jasa para pahlawan kusuma bangsa yang telah rela dan ikhlas, gugur demi kemerdekaan, kemuliaan dan marwah bangsanya. 

Baca juga: HUT Ke-78 RI, Pemuda Pancasila Aceh Utara Bagikan Sembako Pada Veteran 

Prinsip hidup lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup berputih mata, adalah prinsip para pahlawan bunga bangsa, yang rela menyambung nyawa, berdiri tegak melawan hinaan dan penindasan para penjajah terhadap bangsanya.

Semangat para pahlawan bangsa, harus tetap diwariskan dari generasi ke generasi, agar mereka paham benar, apa arti marwah dan kemuliaan sebagai bangsa.

Mencintai tanah air adalah bahagian dari iman, orang yang beriman adalah orang-orang yang mencintai tanah air dan negerinya, karena hal itu adalah bahagian dari ajaran agama Islam. 

"Insya Allah, bangsa ini, akan terus menjadi bangsa yang besar dan kuat, sepanjang orang-orang yang berilmu masih tegak berdiri mencerahkan dan mencerdaskan dengan ilmunya.

Para pemimpin masih memimpin dengan keadilannya, orang orang kaya mengasihi sesama, dan fakir miskin memunajatkan do'a-do'a untuk kemslahatan bersama.

Marilah sejenak kita bersimpuh sambil menengadahkan kedua tangan, bermohon kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, agar para pahlawan kusuma bangsa, diberi anugerah kebahagiaan di alam keabadian.

Baca juga: Polres Langsa Kerahkan Water Cannon, Salur Air Bersih Gratis ke Gampong Teulaga Tujoh Pulau Pusong

Atas semua pengorbanan yang telah mereka sumbangkan untuk bangsa dan negaranya. Dan NKRI yang kita cintai, menjadi negara yang kuat, berkemajuan,aman, mulia dan berkeadilan, dibawah ridha Allah Tuhan Yang Maha Esa.

Salam ta'dzim dan terimakasih kami sebagai anak bangsa untukmu para pahlawan bunga bangsa, dan jasa jasamu selalu kami kenang. 

"Dirgahayu RI ke-78, Bravo dan Jaya Bangsa dan Negeriku," tutup DR Tgk H Zulkarnain, MA. (*)

 


 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved