Pidato Lengkap SBY dalam Rapat Majelis Tinggi Demokrat: Merasa Dikhianati Nasdem dan Anies Baswedan

SBY memimpin rapat itu dari kediamannya di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang disiarkan secara streaming pada Jumat (1/9/2023).

Editor: Faisal Zamzami
Warta Kota/Henry Lopulalan
Harian Warta Kota/Henry Lopulalan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bersama Majelis Tinggi Partai Demokrasi saat mengungumkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Kantor DPP Demokrat, JAlan Prokalamasi, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2018). Partai Demokrat mendukung 17 pasangan calon gubernur dan wakil gubernur hari untuk mengikuti ajang Pilkada Serentak 2018. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

Masih segara pada ingatan saya, di ruangan ini, tanggal 25 Agustus 2023, Pak Anies duduk di sini dengan didampingi Tim 8. AHY memang tidak selalu hadir, Anies menyampaikan kepada saya bahwa awal September ini, hari-hari ini, akan mendeklarasikan koalisi ini dalam kapasitasnya sebagai capres berikut capres dan cawapres yang telah selesai diputuskan.

Tiga hari kemudian, sekarang ini, yang kita dapatkan sesuatu yang sangat mengejutkan kita. Dan saya ini orang tua, beberapa kali Pak Anies datang ke sini dengan semangat luar biasa, dan kata-kata luar biasa.

Dengan kejadian seperti itu tidak ada satu kata pun yang disampaikan kepada saya dan ketua umum. Saya memangg sebagai org tua, 'kok jadi begini?'

Saya kira semua merasakan, kader kita di seluruh Tanah Air mengekspresikan kemarahan dengan cara yang berbeda-beda.

Dua malam sampau subuh di sini, pesan datang dari mana-mana. Baik kader maupun non kader. Dan rata-rata memang emosional. Saya pahamlah.

Ada dua yang menarik bagi saya, 'Aku tahu politik itu banyak akalnya tapi tak kusangka buruk sekali ini. Korbannya AHY dan Demokrat.'

'Ini Demokrat kena prank dari musang berbulu domba.' Musang berbulu domba itu kalau dalam peribahasa maksudnya di depan bersikap baik lembut, penuh persahabatan, di balik itu kalau kita lengah kita akan dimakan sampai habis.

Baca juga: SBY: Teman-teman Sudah Ingatkan, Pak SBY Percaya Kepada Orang Itu?

Saya mengajak kepada forum yang penting ini dengan tenang dan akal sehat mari kita telaah kenapa semua ini harus terjadi dan kita alami.

Kita pikul mengapa Demokrat dan AHY setelah 2 tahun menghadapi gerakan pengambilalihan partai oleh Ketua KPS Moeldoko harus mengalami yang begini lagi.

Otak saya berputar, insting berbicara untuk tahu kenapa.

Kader Demokrat dengan pikiran tidak happy katakan, 'kok Demokrat ini diperlakukan sebagai musuh negara. Kita ini kan bukan partai terlarang. Kader Demokrat juga bukan teroris, jadi mestinya diperlakukan sama dengan warga negara yang lain.'

Oleh karena itu tanpa bermaksud menuduh siapapun, saya ingin berbagi dengan saudara.

Kita semua tahu memang ada keinginan untuk hanya terbentuk dua pasagan saja dalam Pilpres 2024 ini. Jangan ada dusta di antara kita.

Ada juga kerja politik untuk membuat Koalisi Perubahan itu tidak bisa berlayar.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved