Masyarakat Abdya Terbuka dan Toleran, Tokoh Tionghoa: Kami Nyaman Berbisnis di Blang Pidie

Husni semula memiliki usaha dagang emas di Blang Pidie dan baru-baru ini beralih ke jenis usaha perdagangan ponsel.

Editor: Amirullah
For Serambinews
Tokoh Tionghoa di Abdya Husni Li (tengah). 

SERAMBINEWS.COM - Pemahaman dan sikap toleransi dalam beragama yang dimiliki masyarakat Aceh Barat Daya (Abdya) telah menciptakan suasana aman dan nyaman bagi penduduknya, termasuk kepada penduduk minoritas dari etnis Tionghoa yang beragama Buddha.

Dalam siaran pers ke Serambi yang dikirim Sekretaris FKUB Aceh Hasan Basri M Nur, menurut Kepala Badan Kesbangpol Abdya Salman dan Ketua FKUB Aceh Hamid Zein, Abdya dihuni oleh 25 etnis dan ini menjadi potensi hidupnya bisnis di Blang Pidie.

“Dalam amatan kami, penduduk berbagai etnis dan agama di Abdya saling menghargai,” ujar Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh, H A Hamid Zein SH MHum dalam Dialog Penguatan FKUB dengan Mitra Strategis yang digelar Kesbangpol Aceh di Blang Pidie, Selasa (5/9/2023).

Baca juga: Pernikahan Adiba Khanza dan Egy Maulana Vikri Akan Digelar, Abidzar Menangis Terharu

Baca juga: Waled Nu, Pukul 00.00 Memang Sudah Jam Istirahat, Pemilik Café Minta Toleransi

“Dalam catatan kami, di Abdya terdapat penduduk beragama Buddha, Kristen, Katolik hingga Hindu dengan mayoritas adalah Islam. Mereka semua hidup dalam suasana rukun,” tambah Hamid Zein.

"Dari masa ke masa, penganut berbagai agama di Abdya saling menghargai, baik antar agama maupun internal agama," tambah Kepala Badan Kesbangpol Abdya Salman SH.

Tokoh agama Buddha di Abdya, Husni Li, mengaku sangat nyaman tinggal dan menjalankan bisnis di Abdya.

Husni semula memiliki usaha dagang emas di Blang Pidie dan baru-baru ini beralih ke jenis usaha perdagangan ponsel.

“Kami merasa sangat damai, aman dan nyaman tinggal di Abdya,” ujar Husni Li yang kelahiran Blang Pidie.

"Orang Islam di Abdya sangat menghargai perbedaan agama," tambah Husni dalam dialog yang dipandu dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry Hasan Basri M Nur.

Baca juga: Dari Rakor FKUB se-Aceh, tak Berdasar Menyebut Indeks Toleransi Beragama di Aceh Rendah

“Ketika ada kenduri pada tetangga saya yang Islam, saya diundang dan selalu datang. Hubungan kami dengan penduduk Abdya yang Islam sangat baik,” papar Husni Li dalam yang diikuti 30 tokoh agama.

Husni mengaku Syariat Islam tidak menjadi hambatan bagi dirinya yang beragama Buddha dalam kehidupan sosial dan berbisnis.

“Khusus pada hari Jumat, toko saya lebih cepat tutup dibanding toko orang lain.

Karyawan saya adalah orang Islam, saya menutup toko pada hari Jumat lebih cepat agar karyawan memiliki persiapan yang cukup untuk pergi melaksanakan ibadah Jumat di masjid,” kata Husni Li.

Kepala Kesbangpol Aceh yang diwakili oleh Surya Edy Rachman mengapresiasi sikap toleransi dan kerukunan umat beragama di Abdya.

Surya berpesan agar toleransi dan saling menghargai yang telah terwujud dari generasi ke generasi di Abdya agar terus dijaga dan dirawat.

FGD penguatan FKUB diikuti oleh 30 tokoh agama di Abdya.

FGD menghadirkan Ketua FKUB Aceh Hamid Zein dan Ketua FKUB Abdya Slamet sebagai narasumber utama. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved