Pemerintahan

Jubir Pemerintah Aceh Diusir Gegara Sebut DPRA ‘Kekanak-kanakan’, Inilah Humor Gus Dur tentang DPR

"DPR sekarang (waktu itu) biarkan saja seperti ini. Karena DPR bukan taman kanak-kanak lagi tetapi sudah melorot menjadi Playgroup," tutur Gus Dur.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
KOLASE SERAMBINEWS.COM/Kompas.com
Jubir Pemerintah Aceh Diusir Gegara Sebut DPRA ‘Kekanak-kanakan’, Inilah Humor Gus Dur tentang DPR 

Gus Dur pun berkelakar bahwa anggota DPR tak lebih dari anak-anak TK. Sedang DPR adalah TK-nya.

"Keterangan saya tidak begitu dipahami karena memang enggak jelas bedanya antara DPR dan TK," ujarnya, diolah dari berbagai sumber.

Sindirannya, yang dikemas dengan humor ala ciri khasnya, ini dilayangkan pada saat ia menghadiri sidang paripurna terkait pembubaran Departemen Penerangan dan Departemen Sosial pada 2001.

Gus Dur
Gus Dur (IST via intisari)

Baca juga: Anggota DPRA Usir Jubir Muhammad MTA dari Rapat Paripurna

Guyonan Gus Dur tersebut mengundang reaksi sejumlah anggota DPR.

Beberapa dari anggota DPR menuntut agar Gus Dur menarik ucapannya.

Tak lama berselang, Gus Dur menjelaskan bahwa ucapannya hanya sebatas humor belaka.

Gus Dur menuturkan bahwa ia hanya menerapkan tradisi para Kyai di Pondok Pesantren yang waktu masih dipegangnya.

Jadi, tidak ada maksud sama sekali untuk merendahkan lembaga DPR beserta jajarannya.

Tak sampai disitu, Gus Dur kembali melayangkan guyonanya saat terjadi ketegangan antara Koalisi Kerakyatan dengan Koalisi kebangsaan.

Presiden ke-4 Indonesia ini menyebut bahwa sikap DPR bukan semakin baik, tetapi malah semakin mundur.

"DPR sekarang (waktu itu) biarkan saja seperti ini. Termasuk adanya komisi tandingan dari Koalisi Kerakyatan. Karena DPR bukan taman kanak-kanak lagi tetapi sudah melorot menjadi Playgroup," tutur Gus Dur.

Belakangan, menurut KH Maman Imanulhaq, anggota DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa, pada Maret 2016, Gus Dur mengaku pernah menyesal menyebut DPR sebagai taman kanak-kanak.

Maman bertanya, “Kenapa menyesal? Karena lembaga negara ya?” dikutip dari Kompas.id.

Gus Dur menjawab, “Bukan itu, saya merasa berdosa telah meremehkan anak-anak yang suci, cerdas, dan kreatif,”

“Anak-anak adalah masa depan dan harapan. Saya menyesal menyamakan anggota DPR dengan anak-anak.”

Guyonan Gus Dur menunjukkan tingkat kecerdasan politiknya yang tinggi.

Semangat Gus Dur ialah untuk memberi masukan agar DPR memperbaiki kinerja agar betul-betul menjadikan mereka yang mulia, yang mewakili rakyat.

Begitu juga halnya dengan guyonan terkait polisi. Gus Dur menempatkan Hoegeng sebagai benchmark kejujuran seorang polisi. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved