Mihrab

Tgk Safaini Beberkan Tanda-tanda Seseorang Diterimanya Amal oleh Allah SWT

Bukan hanya sebatas memperbanyak beramal, tetapi yang paling penting adalah mengusahakan agar amal itu diterima oleh Allah SWT.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
FOR SERAMBINEWS.COM
Pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Safaini MA 

Tgk Safaini Beberkan Tanda-tanda Seseorang Diterimanya Amal oleh Allah SWT

SERAMBINEWS.COM - Sebagai mukmin yang taat, beramal shaleh sudah menjadi bagian dari hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bukan hanya sebatas memperbanyak beramal, tetapi yang paling penting adalah mengusahakan agar amal itu diterima oleh Allah SWT.

“Dalam beramal diterimanya amal seseorang merupakan hal yang sangat penting, karena begitu pentingnya sampai sampai Nabi Ibrahim memohon doa kepada Allah,"

Di mana doa nabi Ibrahim itu terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 127,” ujar Pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Safaini MA, Kamis (14/9/2023).

Di mana arti dari Surah Al-Baqarah ayat 127 itu “Ya Allah terimalah amal kami sesungguhnya  engkau maha mendengar lagi maha mengetahui”.

Demikian juga salah satu doa yang diucapkan oleh Rasulullah SAW yang diriwayatkan dalam hadist al-Baihaqi, “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima”.

Baca juga: Kapan Waktu Shalat Dzuhur di Hari Jumat Bagi Wanita? Begini Penjelasan Buya Yahya 

Tgk Safaini mengatakan, maqbulnya suatu amalan merupakan rahasia yang tidak bisa diketahui, kecuali lewat tanda-tandaNya. Ada beberapa tanda yang bisa diketahui amal diterima atau tidak.

Pertama, bertambah baik setelah beramal. Barangsiapa yang berjihad, kemudian dia kembali tapi tidak bertambah kebaikan,maka itu tanda tidak diterima amalnya oleh Allah.

Orang yang berpuasa Ramadhan kemudian bila habis Ramadhan, tidak bertambah kebaikan, maka itu tanda tidak diterima puasanya.

“Orang yang menunaikan haji kemudian tidak bertambah amal baiknya, maka itu tanda tidak diterima hajinya,"

"Orang yang sakit sesudah sembuh namun tidak bertambah baik, maka itu pertanda sakitnya itu tidak menebus dosa-dosanya,” ucap Tgk Safaini

Kedua, kata dia, amalnya itu bisa mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar. Ibnu Mas’ud pernah ditanyai mengenai seseorang yang biasa memperlama shalatnya.

Maka kata beliau, “Shalat tidaklah bermanfaat kecuali jika shalat tersebut membuat seseorang menjadi taat” (HR. Ahmad).

Al- Hasan Basri berkata, “Barangsiapa melaksanakan shalat, namun shalat tersebut tidak mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar, maka dengan shalat itu dia akan semakin jauh dari Allah” (HR Ath Thabrani).

Baca juga: 4 Amalan yang Dianjurkan di Hari Jumat Menurut Ajaran Islam, Mudah Dilakukan Bisa dapat Pahala

Kemudian yang ketiga tanda-tanda seseorang diterima amalnya yakni ada rasa bahagia, senang dan gembira setelah beramal.

Syekh Ibnu Athaillah mengatakan dalam kalam hikmahnya “Siapa yang merasakan buah dari amalnya ketika di dunia, maka itu menunjukkan Allah menerima amalnya.”

Lalu Syekh Ahmad Zarruq menjelaskan maksud perkataan Syekh Ibnu Athaillah ini, yakni buah dari amal itu berbentuk kebahagiaan hati setelah mengerjakannya, hilang rasa kekhawatiran dan kesedihan dari hatinya

Keempat, tumbuh sifat ridha dan qanaah dalam hati. Tgk Safaini mengatakan, amal yang diterima Allah dapat membuat hati menjadi ridha, menerima segala ketentuan Allah, tidak mengeluh dan merasa cukup dengan rizki yang diberikan Allah, tidak loba dan tamak terhadap harta duniawi.

“Lalu yang kelima adalah ikhlas ketika mengerjakannya. Syarat paling utama agar amal diterima Allah adalah ikhlas,"

"Tanpanya, amalan seseorang akan sia-sia belaka. Syaitan tidak henti-hentinya memalingkan manusia, menjauhkan mereka dari keikhlasan. Salah satunya adalah melalui pintu riya’ yang banyak tidak disadari setiap hamba,” sebutnya.

Kemudian yang keenam adalah tidak ada rasa ujub dan sombong setelah beramal. Tgk Safaini mengatakan, menjadi orang baik itu sangat baik, tetapi ketika ada yang merasa diri lebih baik setelah berbuat baik itulah orang yang tidak baik.

“Bila ujub muncul dalam hati dan tidak berusaha menghilangkannya percayalah amal itu tidak diterima Allah,” ujarnya

seraya menambahkan, Rasulullah SAW bersabda bahwa “Tiga hal yang membinasakan seseorang, yakni kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar, dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri” (HR. Thabrani). (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved