Berita Viral

Bupati Rudapaksa Gadis 21 Tahun, Keluarga Korban Cabut Laporan, Ternyata Ini Alasannya

Adapun dalam surat yang diterima penyidik, alasan pelapor mencabut laporannya itu karena ini adalah musibah dan tidak menghendaki proses lebih lanjut.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
TribunAmbon
Bupati Maluku Tenggara, M Thaher Hanubun - Bupati Rudapaksa Gadis 21 Tahun, Keluarga Korban Cabut Laporan, Ternyata Ini Alasannya 

Korban sendiri tak berada di lokasi saat pernikahan berlangsung, melainkan di Jakarta.

Bupati Maluku Tenggara Thaher Hanubun saat menjalankan tugasnya.
Bupati Maluku Tenggara Thaher Hanubun saat menjalankan tugasnya. (TribunAmbon.com/Pemkab Malra)

Baca juga: Kasus Bupati Nikahi Gadis yang Ia Rudapaksa dengan Mahar Rp 1 Miliar, Korban Kini Menghilang

Menurut Othe, pernikahan itu menegaskan bahwa orang tua pelapor telah mengikhlaskan anaknya dinikahi, meski sempat melaporkan bupati atas tindak pidana.

Othe meyakini, korban dipaksa untuk menerima lamaran dari Thaher.

Meski begitu, ia masih akan mengawal kasus ini.

"Kami akan kawal terus kasus ini," tandasnya.

Sebagai info, kabar pernikahan ini mulai beredar setelah pelapor menarik laporannya dari Polda Maluku.

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak Bupati Maluku Tenggara.

 

Isi Rekaman Suara Bupati Maluku Tenggara Paksa Pelayan Cafe: Bisa Cum Tidak?

Pendamping korban Othe Patty membuka kronologi kejadian pelecehan yang dibarengi dengan rudapaksa yang diduga dilakukan Bupati Thaher Hanubun.

Satu diantaranya fakta kejadian yang bersumber dari penuturan korban adalah rekaman suara saat bupati yang mencoba meminta hingga memaksa korban untuk melepas pakaian.

Kata Othe, rekaman tersebut telah dikantongi penyidik kepolisian.

“Hasil rekamannya tersebut ada percakapan apakah aman, apakah ada yang tahu, bisa cium tidak, ada juga percakapan tarik menarik pakaian, dan lain-lain. Bukti rekaman ada pada polisi,” ungkapnya, dikutip dari TribunAmbon.

Dijelaskan, rekaman diambil menggunakan smartphone milik korban pada 10 Agustus 2023 saat Bupati meminta korban mengantarkan teh.

“Tanggal 10 Agustus, Bupati datang dan meminta TA (korban) mengantar teh lagi. Ia menolaknya dan bertanya ke chef, kata chef, naik saja tapi rekam,” tuturnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved