MotoGP India 2023

Balapan di Sirkuit Buddh Belum Dimulai, Satu Per Satu Masalah di MotoGP India 2023 Mulai Tampak

Bukan cuma soal balapan, isu terkait birokrasi hingga soal kebersihan makanan sedang ramai dibahas. Sejumlah tim MotoGP juga...

Editor: Eddy Fitriadi
AFP/PAUL CROCK
ILUSTRASI balapan MotoGP. Balapan di Sirkuit Buddh Belum Dimulai, Satu Per Satu Masalah di MotoGP India 2023 Mulai Tampak. 

Sebagian anggota tim MotoGP dan wartawan gagal melewati verifikasi.

Di India, e-visa mereka cukup rumit. Sampai-sampai Dorna merekomendasikan semua wartawan agar mengambarkan diri mereka sebagai Content Creator., agar tidak dianggap sedang bekerja dan menghindari risiko tersandung pelanggaran visa.

Masalah pajak juga menjadi salah satu hal yang mempersulit birokrasi di sana. 

Kabarnya, pihak berwenang di India bahkan ingin melihat kontrak gaji pembalap agar bisa mengambil 20 persen dari gaji tahunan pembalap, untuk dikenakan pajak di sana. Namun, Dorna menolak upaya tersebut dengan dalih perlindungan data dan privasi.

Hal selanjutnya adalah mahalnya layanan antar-jemput di sana. Wartawan atau tim media yang perlu bolak-balik memang lebih cepat menggunakan bantuan skuter.

Sayangnya, di India, ada fotografer yang ditawari harga sewa skuter sebesar 150 Euro (sekitar Rp 2,4 juta) untuk tiga hari.

Harga sewa mobil juga ditengarai cukup mahal, bahkan tanpa asuransi jika untuk orang asing. Makin besar timnya, makin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk sekadar keperluan layanan antar-jemput.

Belum lagi soal akomodasi. Divisi perhotelan MotoGP yang enggan disebutkan namanya, menuturkan bahwa MotoGP India 2023 dirasa bakal jadi seri Grand Prix termahal yang pernah ia tangani.

"Bagi kami, ini akan menjadi Grand Prix termahal sepanjang masa," ucap sumber tersebut.

Dari tim Moto3, bos Liqui Moly Husqvarna, Peter Ottl juga mengeluhkan hal sama. "Ini adalah salah satu balapan termahal. Harga hotelnya sangat tinggi," keluhnya.

Semua itu masih diperparah dengan ketakutan yang menyelimuti sebagian pembalap dan tim tentang kebersihan makanan dan minuman di India.

Kepala Tim PrustelGP, Florian Prustel, juga sudah pusing duluan untuk memikirkan tentang keperluan semua anggotanya.

"India adalah Grand Prix yang sangat mahal bagi kami," ucap Prustel.

"Penerbangan, hotel, visa, layanan antar-jemput sangat mahal. Selain itu, penyediaan makanan dan minuman dasar pun tidak mudah kami terapkan untuk tim," tuturnya, merujuk pada ketakutan tim mereka jika terkena infeksi usus akibat makanan yang terkontaminasi.

Terakhir adalah fakta bahwa India saat ini sedang dihantam wabah virus Nipah. Infeksi virus tersebut dapat menyebabkan peradangan otak yang berbahaya. India pun tengah melakukan lockdown lokal di wilayah yang terdampak, di Kerala.

Halaman
123
Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved