Petani Garam
Amal Hasan: Perlu Intervensi Lokal untuk Tata Kembali Jejak Petani Garam Lueng Gayo yang Terabaikan
Salah satu tokoh muda Aceh Jaya ini mengatakan jejak usaha masyarakat petani garam tradisional dikawasan desa Lueng Gayo Kecamatan Teunom jangan sampa
SERAMBINEW.COM - Ketua Ikatan Keluarga Aceh Jaya Amal Hasan MSi prihatin dengan nasib para petani garam tradisional di Desa Lueng Gayo Kecamatan Teunom, Aceh Jaya yang selama ini menggantungkan hidupnya secara turun temurun.
Kondisi usaha masyarakat pesisir di sepanjang garis pantai Desa Lueng Gayo ini seperti terabaikan dan nyaris tanpa sentuhan atau pembinaan dalam bentuk apapun dari pemerintah.
Kondisi ini dikhawatirkan akan membuat ekonomi masyarakat setempat khususnya petani garam tradisional semakin terpuruk dan jejak sejarah budidaya garam dikawasan tersebut akan punah oleh waktu.
Hal itu disampaikan Amal Hasan ketika berkunjung dan melakukan silaturrahmi dengan masyarakat dan perangkat desa Lueng Gayo Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya Kemarin, Sabtu 23 September 2023.
Baca juga: Hasil MotoGP India 2023 - Marco Bezzecchi Tampil Dominan, Disusul Jorge Martin dan Fabio Quartararo
Salah satu tokoh muda Aceh Jaya ini mengatakan jejak usaha masyarakat petani garam tradisional dikawasan desa Lueng Gayo Kecamatan Teunom jangan sampai hilang dan musnah oleh waktu karena tidak adanya kepedulian pemerintah dan pemangku kepentingan di Aceh Jaya untuk membina masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari usaha budidaya garam ini.
"Kalau kita melihat sumberdaya alam pesisir pantai Desa Lueng Gayo ini bahan baku untuk produksi garam sangat mudah didapat dan dapat dieksplorasi oleh siapapun tanpa membutuhkan tekhnologi, modal serta infrastruktur yang terlalu rumit. Sektor ini punya prospek yang cukup bagus untuk dikembangkan dan bisa menampung tenaga kerja tradisional dalam skala besar," kata Amal.
Amal Hasan menambahkan dengan letak geografis daerah berada disepanjang garis pantai sektor bisnis kelautan ini perlu diperkaya melalui pengembangan berbagai segmen usaha yang bisa melibatkan masyarakat dalam skala besar.
Potensi ekonomi dari produksi garam rakyat ini masih cukup besar dan sangat menjanjikan.
Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kelautan dan Perikanan produksi garam di Aceh mencapai 11.000 ton/tahun dan ini hanya mencukupi untuk kebutuhan konsumsi lokal yang berkisar diangka 10.000 ton/tahun, dan kabupaten Aceh Jaya belum termasuk sebagai salah satu wilayah penghasil garam.
Padahal hampir sepanjang wilayah garis pantai Aceh Jaya (kurang lebih 265 km) memiliki sumber bahan baku produksi garam yang sangat mudah diakses. Dampak multiplier terhadap ekonomi masyarakat juga sangat signifikan, dengan asumsi harga garam rebus eceran sekitar 5.000/kg saja itu sudah mendongkrak perputaran ekonomi dari produksi garam tradisional mencapai 55 miliar rupiah/tahun.
Baca juga: Hasil MotoGP India 2023 - Marco Bezzecchi Tampil Dominan, Disusul Jorge Martin dan Fabio Quartararo
Konon lagi kalau produksi garam ini dimodernisasi dengan tekhnologi baru maka kita yakin upaya menjadikan Aceh Jaya sebagai salah satu sentra produksi garam bisa segera diwujudkan.
"Kita harus mampu merubah paradigma berpikir masyarakat dari petani garam menjadi pengusaha garam, dan ketika usaha garam ini mampu diproduksi dalam skala jumlah besar secara kontinyu maka garam produksi Aceh Jaya bisa disupply keluar daerah karena secara nasional negara kita juga masih impor garam, dan suatu saat nanti garam kita bisa menjadi komoditas ekspor," kata Amal Hasan, tokoh muda Aceh Jaya yang kini aktif sebagai pengamat ekonomi dan perbankan ini.
Amal Hasan menambahkan untuk melestarikan usaha masyarakat petani garam tradisional di Aceh Jaya terutama dikawasan desa Lueng Gayo ini tidak perlu harus menunggu investor datang.
"Kita hanya butuh intervensi lokal dari pemerintah daerah melalui dinas terkait secara terintegrasi untuk mengalokasikan sejumlah anggaran dan program pembinaan penyuluhan secara berkelanjutan agar usaha masyarakat ini mampu menjadi salah satu pondasi ekonomi masyarakat dan produksi garam Lueng Gayo bisa menjadi salah satu produk andalan dari Kabupaten Aceh Jaya kedepan," pungkas Amal Hasan Ketua Ikafensy USK dan Ketua Perhumas Aceh dan mantan direksi Bank Aceh ini.(*)
Baca juga: Perjalanan Panjang Manager Futsal Unimal Ferdy Saputra Menuju POMNAS 2023
Baca juga: Hasil Liga 2 - Persiraja Tahan Imbang PSMS Medan, Petaka Injury Time Pupuskan Peluang Menang
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.