MER-C Pastikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Tetap Beroperasi Meski Dihantam Bom Israel

Adapun pipa itu merupakan pusat selang yang selama ini mendistribusikan oksigen konsentrat untuk keperluan rumah sakit.

Editor: Faisal Zamzami
Istimewa
RUMAH Sakit Indonesia di Gaza 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Medis dan Kemanusiaan MER-C memastikan bahwa rumah sakit Indonesia yang berada di Gaza, Palestina tetap beroperasi meski sempat terhantam roket Israel.

Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad mengatakan masih beroperasinya rumah sakit tersebut lantaran menjadi salah satu rujukan para korban yang terdampak perang.

"Rumah sakit masih beroperasi seperti biasa dan sangat bermanfaat bagi korban-korban disana. Dan rumah sakit itu jaraknya tiga kilometer dari perbatasan. Jadi Indonesia sangat dikenal para korban larinya ke rumah sakit Indonesia," kata Sarbini dalam konferensi, Selasa (10/10/ ).

Sementara itu Presidium MER-C, Henry Hidyatullah mengatakan bahwa rumah sakit Indonesia yang terhantam bom milik tentara Israel ada pada bagian selang pipa oksigen konsentrat.

Adapun pipa itu merupakan pusat selang yang selama ini mendistribusikan oksigen konsentrat untuk keperluan rumah sakit.

"Namun demikian dalam proses perbaikan ya dan sampai sejauh ini operasional rumah sakit relatif masih beroperasi cukup baik," jelasnya.

Baca juga: UPDATE Perang Israel-Hamas 3 Jam Terakhir- Rumah Sakit di Gaza Kewalahan, Korban Tewas 770 Orang

Sebelumnya diberitakan Tribunnews, Imbas serangan balasan Israel atas Hamas, rumah sakit Indonesia di jalur Gaza turut menjadi sasaran roket.

Beruntung kerusakan yang dialami tidak terlalu serius sehingga pelayanan masih bisa berjalan seperti biasa.

Namun salah seorang staf lokal warga Palestina bernama Abu Romzi tewas akibat serangan tersebut.

"Korban tewas itu namanya Abu Romzi, itu salah satu staf lokal kita yang sudah bekerja sama kita itu sejak tahun 2011 sampai hari ini jadi korban beliau itu," kata Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad, Minggu (8/10/ ).

Informasi mengenai rumah sakit Indonesia yang terkena imbas serangan tentara Israel pertama kali dikabarkan oleh kantor berita Palestina WAFA.

"Setidaknya satu rudal Israel menghantam Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, menewaskan seorang pekerja dan melukai beberapa orang lainnya, serta menyebabkan kerusakan pada peralatan rumah sakit yang vital," tulis WAFA dalam keterangannya.

Rudal Israel tersebut menurut Sarbini sempat membuat pelayanan rumah sakit terganggu sejenak. Akan tetapi setelah itu berjalan normal lagi.

"Waktu pelayanannya keganggu sedikit saja, itu bisa diatasi ya sama teman-teman manajemen-manajemen rumah sakit," katanya.

KBRI Amman melaporkan, sebanyak 13 WNI yang berada di wilayah Gaza tidak ada yang menjadi korban.

"KBRI Amman telah melakukan koordinasi dengan simpul-simpul masyarakat di Gaza dan dipastikan sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban," tulis keterangan yang diterima kemarin.

KBRI Amman telah mengeluarkan imbauan agar WNI yang berada di wilayah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari tempat tempat konflik.

Baca juga: VIDEO Rumah Sakit Indonesia di Gaza Terdampak Rudal Israel, Berikut kabar WNI yang Berada di Gaza

 

Rumah Sakit di Gaza Kewalahan, Korban Tewas di Palestina Mencapai 770 Orang

 

Setidaknya 770 warga Palestina tewas dan 4.000 lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza, dilansir Aljazeera.

Di antara korban tewas terdapat 140 anak-anak dan 120 perempuan.

Sementara itu setidaknya 18 orang lainnya tewas dan 100 lainnya luka-luka di Tepi Barat yang diduduki sejak Sabtu, tambah kementerian itu.

Rumah sakit kewalahan ketika Israel terus membombardir Jalur Gaza semalaman, menghantam bangunan tempat tinggal penduduk.

Jurnalis Al Jazeera Youmna ElSayed yang melaporkan dari Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, mengatakan situasi di fasilitas medis tersebut sangat buruk.

“Situasi di semua rumah sakit di Gaza benar-benar tidak dapat digambarkan,” kata Youmna, Selasa (10/10/ ).

"Rumah Sakit Shifa, yang dianggap sebagai rumah sakit terbesar di seluruh Jalur Gaza, kewalahan dengan jumlah korban tewas dan orang yang terluka."

“Kamar mayat penuh."

"Beberapa keluarga bahkan membawa kerabat mereka yang meninggal hanya agar mereka dapat mengosongkan ruang di kamar mayat."

"Bahkan tidak ada pemakaman yang dilakukan karena intensitas pemboman tersebut.”

Baca juga: Pemimpin Chechen Ramzan Kadyrov Bela Palestina, Sekutu Putin Tawarkan Kirim Pasukan Lawan Israel

Israel mengumumkan blokade ‘total’ terhadap Gaza

Sementara itu, Israel mengumumkan blokade “total” terhadap Jalur Gaza, setelah Hamas melakukan serangan terbesar terhadap negara tersebut dalam beberapa dekade.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pada hari Senin (9/10/ ), bahwa pihak berwenang akan memutus aliran listrik dan memblokir masuknya makanan dan bahan bakar sebagai bagian dari “pengepungan total” di Gaza yang dikuasai Hamas.

Israel mengontrol wilayah udara dan perairan teritorial Gaza, serta dua dari tiga titik perlintasan perbatasan, sementara titik perlintasan ketiga dikuasai oleh Mesir.

“Kami melakukan pengepungan total terhadap Gaza. Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada gas – semuanya ditutup,” kata Gallant dalam sebuah pernyataan video.

Kepala juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa Israel memiliki “kontrol” terhadap komunitasnya.

Hagari mengatakan ada beberapa insiden yang terjadi pada Senin pagi, namun pada tahap itu, tidak ada pertempuran.

Dia menambahkan bahwa mungkin masih ada militan Hamas di wilayah tersebut.

Tank dan drone Israel menjaga celah di perbatasan untuk mencegah infiltrasi lebih lanjut, kata Hagari.

Ia menambahkan bahwa 15 dari 24 komunitas perbatasan telah dievakuasi, dan sisanya diperkirakan akan dievakuasi dalam 24 jam ke depan.

WHO menyerukan koridor kemanusiaan ke Gaza
Organisasi Kesehatan Dunia menyerukan dibukanya koridor kemanusiaan dari dan ke Jalur Gaza.

“WHO menyerukan diakhirinya kekerasan… koridor kemanusiaan diperlukan untuk menjangkau orang-orang yang memiliki pasokan medis yang penting,” kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic pada konferensi pers di Jenewa.

WHO mengatakan 13 serangan telah menghantam fasilitas kesehatan di Gaza sejak eskalasi dimulai dan pasokan medis yang tersedia telah habis.

PBB memperkirakan akan terjadi “kekurangan parah” air minum di Gaza karena pemotongan yang diumumkan oleh otoritas Israel.

Iran akan Membantu Palestina

Kontributor Al Jazeera di Iran, Dorsa Jabbari, mengatakan bahwa Iran bersedia memberikan bantuan kepada Palestina setelah pidato Pemimpin Tertinggi Iran Ali Hosseini Khamenei.

Dilaporkan dari Teheran, Jabbari menambahkan: “Itu tergantung pada apa yang mereka minta. Sejauh yang kami tahu, hal ini berkaitan dengan bantuan kemanusiaan."

“Iran membantah memberikan dukungan finansial atau militer kepada gerakan perlawanan di Palestina, namun pemimpin tertinggi Iran menegaskan bahwa adalah tugas semua negara Muslim untuk membantu Palestina dalam bentuk apa pun yang mereka perlukan untuk saat ini."

Baca juga: Pesilat di Gresik Tewas Dikeroyok, Sang Ayah: Putra Saya Pamit Ujian Kenaikan Sabuk

Baca juga: MPU Minta Umat Islam Baca Qunut Nazilah untuk Palestina, Minta Pemerintah Galang Donasi

Baca juga: VIDEO Bongkar Kelemahan Sistem Pertahanan Israel yang Sukses Dijebol Hamas

Sudah tayang di Tribunnews.com: MER-C Pastikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Tetap Beroperasi Meski Terhantam Bom Israel

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved