Berita Viral
Anak Kapolsek Diduga Hamili Pacar, Disebut Lari dari Tanggung Jawab, Keluarga Pria Minta Tes DNA
Menanggapi hal tersebut, Kapolsek Berastagi Kompol Viktor Simanjuntak membenarkan sosok pria berseragam yang viral tersebut merupakan putranya.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
Anak Kapolsek Diduga Hamili Pacar, Disebut Lari Dari Tanggung Jawab, Keluarga Pria Minta Tes DNA
SERAMBINEWS.COM – Beredar informasi di media sosial, seorang anak kapolsek di Sumatera Utara diduga hamili pacar wanitanya.
Dalam kabar itu menyebutkan sang pria lari dari tanggung jawab dan enggan mengakui bahwa anak tersebut merupakan hasil hubungan gelapnya.
Kabar tersebut pertama kali diunggah seorang perempuan bernama Diva di akun TikTok-nya @divagloryyy.
Akun tersebut juga mengunggah foto pria berseragam cokelat muda, berinisial ES.
Ia belakangan diketahui anak dari Kapolsek Berastagi wilayah hukum Polres Karo, Kompol Viktor Simanjuntak.
"Mau lihat jahat dan manipulatifnya orang berseragam ini," tulis di dalam unggahan Diva.
Diva kemudian membagikan sejumlah chat antara dirinya dengan ES.

Baca juga: Ditangkap Berduaan dalam Mobil, Oknum PNS dan Honorer Selingkuh di Nagan Raya Divonis 9 Kali Cambuk
Intinya ES meminta Diva menggugurkan kandungannya.
Tidak hanya itu, ES juga mengirimkan kata-kata tak pantas kepada Diva.
Selain bukti chat, akun tersebut juga mengunggah foto seorang bayi dari hasil hubungan gelapnya dengan ES.
Hingga Rabu (11/10/2023), postingan Diva sudah ditonton lebih dari 16 juta kali.
Menanggapi hal tersebut, Kapolsek Berastagi Kompol Viktor Simanjuntak membenarkan sosok pria berseragam yang viral tersebut merupakan putranya.
Sementara perempuan pemilik akun bernama Diva tersebut merupakan pacar dari ES.
Viktor membeberkan, ES dan Diva sudah menjalin asmara sejak tahun 2022.
"Memang benar itu anak kami, dan mereka memang berpacaran dari tahun lalu berdasarkan suka sama suka," katanya, dikutip dari Tribun-Medan.com, Rabu (11/10/2023).
Viktor melanjutkan ceritanya, baru satu bulan berpacaran, tiba-tiba Diva mengaku hamil kepada ES.
ES lantas memberitahu kabar kehamilan sang pacar ke orang tuanya.

Viktor lalu meminta istrinya mendatangi rumah Diva di Lampung untuk membicarakan masalah ini.
Menurutnya, terhitung sudah delapan kali pertemuan keluarga ES dan Diva.
Pertemuan sempat mendapatkan jalan keluar dengan pernikahan keduanya.
Rencananya, pernikahan ES dan Diva digelar pada Februari 2022 lalu.
"Tapi karena keperluan adat kami minta undur waktu jadi bulan Maret," ujar Viktor.
Viktor menegaskan, rencana pernikahan pada akhirnya batal karena pihak keluarga Diva berubah pikiran.
Keputusan itu membuat keluarga Viktor kecewa. Pada dasarnya ES sudah siap bertanggungjawab.
Bahkan menurut Viktor, keluarga Diva tidak ingin menyelesaikan masalah.
"Kami siap untuk bertanggung jawab, tapi yang kami dapat dari pihak sana sudah berbeda," lanjut Viktor.
Minta Tes DNA
Viktor kemudian dibuat terkejut dengan foto anaknya viral di media sosial.
Ia menyebut, Diva menyebarkan permasalahan ini ke publik setelah pertemuan terakhir dengan keluarga ES.
Viktor sangat menyesalkan penyebarluasan masalah pribadi keluarganya ke ruang publik.
"Habis pertemuan terakhir sekitar dua bulan lalu itulah kita kaget langsung diviralkan.
Padahal kita sudah ada niat baik, tapi kok malah seperti ini," tegas Viktor.
Kini, anak yang dikandung oleh Diva sudah lahir.
Viktor kini meminta keluarga Diva untuk melakukan tes DNA.
"Kami minta tes, kalau memang benar itu cucu kami biar kami rawat.
Tapi kalau bukan, ya jangan buat yang aneh-aneh," tutupnya.
KEJADIAN SERUPA LAINNYA - Hamili Pacar, Oknum Polisi Ogah Tanggung Jawab, Aniaya Korban, Kini Keguguran
Seorang oknum polisi yang bertugas di Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga memukul wanita hingga keguguran.
Kini, korban telah melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke Seksi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Butur.
"Jadi saya laporkan itu ke Polres Butur pada tanggal 2 Mei 2023," ujar korban berusia 23 tahun yang enggan disebutkan namanya melalui panggilan telepon, Kamis (8/6/2023), dikutip dari TribunSultra.
"Waktu laporan baru sekadar aduan, terus tiga harinya dimintai keterangan, tapi masih aduan. Laporanku ini kalau bukan karena media, tidak naik itu polisi," sambungnya menjelaskan.
Korban melaporkan masalah ini kepada Satuan Reserse Kriminal atau Satreskrim dan Seksi Propam Polres Butur.
Katanya, baru laporan di Seksi Propam Polres Butur yang ditanggapi. Dia sudah dipanggil untuk permintaan keterangan tetapi belum sempat karena sakit.

"Iya, di Pidana Umum (Sat Reskrim) ini santai sekali, tidak ada pergerakan. Tapi kalau di Provos (Seksi Propam) Polres Butur alhamdulillah gercep," katanya.
Korban mengaku telah menjelaskan duduk perkara penyebab dirinya dipukul hingga mengalami keguguran.
Dia membeberkan, korban pacaran dengan oknum polisi tersebut. Di tengah hubungan itu, korban hamil.
Awalnya, kata korban, terduga pelaku bersedia bertanggung jawab. Namun, pelaku tiba-tiba berubah pikiran.
"Jadi, setelah saya keguguran, saya pendarahan di rumah diketahui keluargaku. Lalu, dipanggilmi ini saya punya pacar," beber korban.
"Dia datang di rumah. Mengaku, disaksikan juga kepala desa, keluarga, saya dan orangtuaku. Minta waktu katanya selesai lebaran. Karena belum kasi tahu orangtua," sambungnya.
"Setelah selesai lebaran, saya tanya lagi tangal 29 bulan April 2023, jawabannya sudah tidak mau tanggung jawab. Malah dia suruh saya melapor ke polisi," tandasnya.
Bahkan, menurut korban, oknum polisi tersebut menantang, bahwa tak akan dihukum.
Pasalnya, oknum polisi tersebut bertugas sebagai penyidik di Sat Reskrim Polres Butur.
"Katanya, 'melapor saja. Jangan hari Minggu atau hari Senin. Tanggal merah itu. Melapor hari Selasa, kebetulan saya yang piket'," ungkap korban.
"Dia memang piket di Polres Buton Utara. Kebetulan dia Reskrim, bagian penyidik," tambahnya.
"Jadi begitu ceritanya. Dia tantang-tantang saya. Dia bilang, 'melapormi, saya mohon melapormi. Supaya adil. Saya tidak akan tersentuh. Saya yang akan ambil itu laporanmu'," imbuhnya.
Adanya laporan polisi dugaan oknum polisi yang memukul korban hingga keguguran ini dibenarkan oleh Kasi Propam Polres Butur, IPDA Sukirman.
Dia mengatakan, untuk laporan dugaan pelanggaran kode etik dan profesi Polri sedang dalam proses.
"Kasus itu sementara proses. Itukan menyangkut aturan di internal Polri. Jadi nanti tunggu saja hasilnya. Jadi ada hasilnya baru kami bisa ini," katanya lewat panggilan telepon.
"Kalau prosesnya, berproses. Sesuai ketentuan peraturan Polri," sambungnya.
IPDA Sukirman menambahkan, penyidik telah memanggil saksi korban. Tetapi, korban menunda pemeriksaan karena sedang sakit.
"Jadi saksi korban dengan saksi yang lain sudah dipanggil, sudah disurati yang diantarkan oleh anggota. Tapi yang bersangkutan alasannya masih sakit. Sehingga kami menunggu, nanti kita lanjutkan lagi," paparnya.
"Jadi saksi korban belum diperiksa. Dia yang menunda. Karena dia sakit alasannya. Jadi kita sudah janjian hari ini, tapi dia sakit. Dia menyampaikan bahwa lagi sakit," tambahnya menegaskan.
Sementa itu, untuk saksi terlapor, belum diperiksa. Oknum polisi tersebut akan diperiksa setelah korban.
"Kalau saksi terlapor, itukan ada mekanisme terkait dengan pemeriksaan. Permintaan keterangan itu nanti. Itu ada mekanismenya tersendiri," ujarnya.
"Nanti setelah saksi korban yang diperiksa, baru saksi terlapor. Seperti layaknya penyidikan. Kalau masalah penyidikan kami tak mau buka ke yang lain. Yang jelas proses berjalan," lanjutnya.
IPDA Sukirman menegaskan, Polres Butur akan proses hukum polisi yang melanggar aturan dan kode etik.
Dia meminta agar sabar menunggu hasilnya.
"Nanti ditunggu apa hasilnya, karena yang bekerja juga bukan hanya saya sendiri. Tapi, insyaAllah semuanya akan berjalan sesuai meknisme yang ada," pungkasnya.
Terkait dengan kasus ini, oknum polisi terlapor belum memberi tanggapan.
TribunnewsSultra.com telah berupaya mengonfiramasi, tetapi yang bersangkutan tak merespon pesan yang kami kirimkan via whatsapp.
Kami juga mengonfirmasi Kasat Reskrim Polres Buton Utara AKP Halim Kaonga, tetapi juga tak merespon.
Sementara itu, Wakapolres Butur Kompol Dedi Hartoyo yang dikonfirmasi, meminta TribunnewsSultra.com menghubungi Kasi Propam Polres Butur, IPDA Sukirman. (*)
Kronologi Bripda MA Lempar Helm ke Pengendara Motor hingga Koma, Keluarga dan Polisi Beda Versi |
![]() |
---|
Viral Dosen Lempar Skripsi ke Lantai, Mahasiswa Emosi Tendang Meja: Dimana Ibu Satu Minggu? |
![]() |
---|
Viral! Penangkapan Demonstran DPR oleh Polisi di Restoran Mie, Pengunjung 'Pasang Badan' |
![]() |
---|
Detik-detik Imam di Sulteng Ditikam Jamaah saat Salat Subuh, Pelaku Ternyata Dalam Kondisi Ini |
![]() |
---|
3 Cerita Viral Bawa Jenazah Pakai Sepmor, di Gorontalo Pria Bawa Jasad Kakaknya Lewati Hutan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.