Breaking News

Konflik Palestina vs Israel

Penduduk Gaza Pertaruhkan Nyawa Lari ke Selatan Jelang Serangan Darat Israel

Militer Israel mengumumkan pada Sabtu malam bahwa mereka sedang mempersiapkan operasi darat yang signifikan.

Editor: Faisal Zamzami
AFP via BBC INDONESIA
Warga Palestina mengungsi setelah Israel menggempur Masjid Sousi di Kota Gaza, 9 Oktober 2023. 

SERAMBINEWS.COM, YERUSALEM - Penduduk Kota Gaza yang putus asa melarikan diri ke selatan dengan mobil dan truk, kereta dan berjalan kaki pada Sabtu (14/10/2023).

Mereka mempertaruhkan nyawa akibat serangan udara di jalan untuk menghindari ancaman yang lebih besar, yaitu serangan darat Israel di utara daerah kantong yang terkepung.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan kepada pasukan yang berkumpul di Israel selatan bahwa tahap berikutnya akan segera dilakukan.

Dilansir dari Guardian, ini disampaikan dalam sebuah video yang dibagikan oleh kantornya.

Militer Israel mengumumkan pada Sabtu malam bahwa mereka sedang mempersiapkan operasi darat yang signifikan.

Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, yang sedang mengunjungi Arab Saudi, mendesak agar warga menahan diri dan menyerukan perlindungan warga sipil di Jalur Gaza dan Israel.

Bagi 2,3 juta penduduk Gaza, pilihannya terbatas.

Mereka sudah kehabisan makanan, air, bahan bakar dan pasokan medis, dan menghadapi peningkatan pertumpahan darah dan kesengsaraan jika pertempuran semakin intensif.

Yang lain takut mereka akan terbunuh di jalan.

Satu konvoi evakuasi sipil dibom pada Jumat (13/10/2023) sore, dilaporkan menewaskan 70 orang, termasuk wanita dan anak-anak, yang mayatnya muncul dalam gambar setelah kejadian tersebut.

Mereka berada di Jalan Salah-al-Din, jalan raya utama yang dinyatakan aman oleh Israel kurang dari satu jam kemudian.

Arsitektur Forensik, sebuah lembaga penelitian yang berbasis di London, dan unit mitranya di organisasi hak asasi manusia Palestina al-Haq menggunakan foto udara dan postingan media sosial untuk melakukan geolokasi lokasi serangan, dan membagikan temuannya kepada Observer.

Unit Verifikasi BBC juga sampai pada kesimpulan yang sama.

Para korban merupakan bagian dari jumlah korban serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang pada Sabtu malam mencapai lebih dari 2.200 orang.

Jumlah tersebut termasuk 724 anak-anak dan 458 perempuan, kata Kementerian Kesehatan Gaza.

Baca juga: VIDEO PBB Desak Israel Ikuti Aturan, Kecam Ungsikan 1,2 juta Warga Gaza dari Utara ke Selatan

35.000 Warga Palestina Berlindung di RS Terbesar di Gaza usai Perintah Evakuasi Israel

Para pejabat medis mengatakan ribuan warga Palestina berdesakan di halaman rumah sakit utama kota Gaza, Rumah Sakit Al-Shifa menjelang serangan darat Israel yang diperikirakan akan terjadi.

Direktur umum Rumah Sakit Shifa, Mohamed Abu Slima mengatakan terdapat 35 ribu warga yang memadati gedung dan halaman luar.

“Sekitar 35.000 warga Gaza berlindung di rumah sakit dari agresi Israel,” kata Direktur Mohamed Abu Slima melalui laman Facebook pribadinya, dikutip dari AA.

Ribuan warga tersebut terlihat panik hingga banyak keluarga yang mendirikan tenda mereka di kompleks medis.

“Penduduk benar-benar panik dan ketakutan,” katanya.

Pejabat Kementerian Kesehatan, Dr. Medhat Abbas mengatakan ribuan warga yang datang mengira rumah sakit adalah tempat yang aman untuk mengungsi.

“Warga mengira ini adalah satu-satunya tempat yang aman setelah rumah mereka hancur dan mereka terpaksa mengungsi,” kata Dr. Medhat Abbas, dikutip dari AP News.

Menurutnya, setelah serangan yang terus menerus terjadi di Gaza membuat kota tersebut menjadi kota yang menakutkan.

"Kota Gaza adalah tempat kehancuran yang menakutkan," katanya.

Baca juga: VIDEO Israel Kirim Selebaran Seruan Evakuasi Diri dari Gaza, Warga Palestina Menolak Untuk Pergi

Israel Perintahkan 1,1 juta Warga di Gaza untuk Berpindah dalam 24 jam

Pada Jumat, Militer Israel memperingatkan 1,1 juta penduduk di Gaza utara untuk mengungsi dan segera pindah ke Selatan.

Pasalnya, pasukan Israel saat ini tengah melakukan persiapan serangan darat.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric memperingatkan mustahil bagi warga Palestina di Gaza untuk mematuhi perintah untuk meninggalkan wilayah utara tanpa konsekuensi kemanusiaan yang buruk.

Pasalnya, pemindahan dalam waktu yang singkat dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk.

“Perserikatan Bangsa-Bangsa menganggap gerakan seperti itu tidak mungkin terjadi tanpa konsekuensi kemanusiaan yang buruk,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

“Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tegas meminta agar perintah semacam itu, jika memang benar, dibatalkan, untuk menghindari hal yang dapat mengubah situasi yang sudah menjadi tragedi menjadi situasi yang membawa bencana,” jelasnya.

WHO telah memperingatkan rumah sakit di Gaza berada pada 'titik puncaknya'.

Oleh karena itu, WHO menyerukan koridor kemanusiaan untuk mengizinkan masuknya petugas kesehatan dan memfasilitasi evakuasi orang yang sakit dan terluka.

Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza mengatakan sedikitnya 70 warga Palestina tewas dan 200 lainnya terluka dalam serangan udara Israel terhadap konvoi truk yang membawa warga sipil yang mengungsi menuju dari Gaza utara ke selatan.

Pasukan Israel melancarkan kampanye militer yang berkelanjutan dan kuat terhadap Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan militer oleh kelompok Hamas Palestina di wilayah Israel.

Konflik tersebut dimulai pada hari Sabtu ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa – sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara.

Sejak serangan tersebut, ribuan warga tewas.

Baca juga: Ada Cek Rp 2 Triliun di Rumah Dinas Syahrul Yasin Limpo, KPK: Barang Bukti Diamankan Tim Penyidik

Baca juga: Ramadhan Selebrasi Pray For Palestine Usai Cetak Gol, Persiraja Comeback Bungkam PSDS Deli Serdang

Baca juga: VIDEO Terverifikasi, Israel Serang Konvoi Pengungsi Gaza, Puluhan Pengungsi Meninggal

 

 

Sudah tayang di Kompas.com: Jelang Serangan Darat Israel, Penduduk Gaza Pertaruhkan Nyawa Lari ke Selatan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved