Percepatan penurunan Stunting BKKBN Aceh perkuat kerjasama dengan BPS Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala BKKBN Aceh Safrina Salim, SKM M.Kes bersama jajaran melakukan kunjungan dan beraudensi ke Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh. Rombongan diterima langsung oleh Kepala BPS Provinsi Aceh, Dr. Ahmadriswan Nasution S.Si, M.T di Aula Kantor BPS Aceh, Kuta Alam, Senin (16/10/2023).

Kepala BKKBN Aceh menyebutkan bahwa BKKBN memiliki berbagai program, Pelaksanaan program tersebut meliputi Grand Design Pembangunan Kependudukan atau yang disingkat GDPK, Sosialisasi, Advokasi dan KIE serta Evaluasi Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (BANGGAKENCANA).

“Nah, terkait dengan adanya rumah data kependudukan di kampung keluarga berkualitas yang ada di kampung KB, kampung keluarga berkualitas di dalamnya ada rumah dataku, jadi BPS tentunya mempunyai data data yang sudah teruji, terukur dan sudah menjadi brand-nya jelas Safrina Salim.

Baca juga: Kaper BKKBN Aceh Lantik 269 Tenaga PPPK Formasi Tahun 2022 dari Berbagai Wilayah di Sumatera

Selain itu, BKKBN Aceh juga memiliki program GenRe singkatan dari Generasi Berencana, program ini untuk mencegah pernikahan dini “Tugas kita memberi informasi, sosialisasi kepada generasi muda”.

Kita merencanakan mulai dari sebelum perkawaninan, sehingga target 2024 stunting menjadi 14 persen itu dapat tercapai,” ucap Safrina Salim.

Sementara pada kesempatan tersebut, Ahmadriswan Nasution menyambut baik kunjungan tersebut. Ia berharap momen ini menjadi momentum secara bersama-sama untuk terus meningkatkan kolaborasi antar dua lembaga tersebut.

Ahmadriswan Nasution menyebutkan bahwa BKKBN dengan BPS punya ikatan kuat, yakni sama-sama memproduksi data. Hanya saja, BKKBN diberikan kewenangan untuk melakukan intervensi, sementara BPS hanya berwenang melakukan perekaman saja.

Baca juga: FH Unimal dan BKKBN Aceh Turunkan Peneliti Internasional Sosialisasi Terkait Stunting

“Dimana BPS itu fokus di data-data jangkar data makro teman-teman BKKBN fokus di data mikro, jadi bagaimana data ini bisa saling menguatkan sebagai dasar dalam perencanaan pembangunan dan penganggaran,

” jelas Ahmadriswan Nasution, BKKBN Aceh sebagai eksekutor dan bisa memperoleh manfaat dari data-data mikro untuk eksekutor di lapangannya.

Kerjasama ini nantinya juga bisa dibangun melalui petugas yang ada di lapangan, dimana BPS memiliki petugas lapangan yang sangat memadai, sehingga menjadi saling menguatkan terutama untuk melakukan percepatan pembangunan di Aceh seperti penurunan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting.

Masih menurutnya harus ada kolaborasi, dimana salah satu bentuk kolaborasi ini bisa dimulai dari berbagi data yang dikolaborasikan menjadi sebuah data sasaran yang berkualitas sehingga dari data yang berkualitas.

Baca juga: Berantas Stunting di Aceh, BKKBN Aceh dan Serambi Indonesia Segera Salurkan Protein Hewani

Ini nantinya menjadi modal Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) dan instansi vertikal lainya untuk mengembangkan program-program dalam percepatan penurunan angka kemiskinan “Artinya menjadi lebih mudah, program-program yang dibangun itu jadi konvergen tidak divergen sehingga tepat sasaran.

Ahmadriswan Nasution menegaskan bahwa tidak bisa lagi bekerja seperti biasa-biasa saja, percepatan harus dilakukan sebagai jawaban ke masyarakat bahwa pegawai pemerintah, aparat pemerintah harus hadir memberi solusi ke masyarakat.

Salah satunya adalah itu mengurangi stunting, mengurangi kemiskinan dan ini menjadi momentum baik dimana Aceh sebagai daerah yang sudah di dinobatkan sebagai daerah khusus, dan harus membuktikan bahwa kita professional dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab.

Selain itu, Ia juga menegaskan bahwa BPS Aceh siap bekerjasama dengan Perwakilan BKKBN Aceh. Karena kerjasama dua instansi ini menjadi kuat, tidak hanya sekedar penyediaan data juga kerjasama dalam pengembangan SDM.