Berita Aceh Tamiang

Isu Beras Mengandung Plastik Beredar di Aceh Tamiang, Warga Enggan Konsumsi

Dugaan beras mengandung plastik ini, dalam sepekan terakhir beredar luas di Aceh Tamiang. Isu ini didukung dengan rekaman video gumpalan beras...

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon (kiri) ketika menemui Rasyidin untuk melihat langsung kualitas beras bantuan yang diduga mengandung plastik, kemarin. 

Dugaan beras mengandung plastik ini, dalam sepekan terakhir beredar luas di Aceh Tamiang. Isu ini didukung dengan rekaman video gumpalan beras yang dibanting ke lantai terlihat memantul.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Sebagian warga penerima bantuan beras dari pemerintah, enggan mengonsumsi karena curiga mengandung plastik. 

Legislatif mendorong pemerintah daerah, menelusuri kebenaran isu ini untuk mencegah dampak buruk.

Dugaan beras mengandung plastik ini, dalam sepekan terakhir beredar luas di Aceh Tamiang.

Isu ini didukung dengan rekaman video gumpalan beras yang dibanting ke lantai terlihat memantul.

“Awalnya kami lihat di medsos, kok beras bantuan dari pemerintah bisa mantul pas dibanting, kebetulan kami terima juga, langsung kami tes,” kata Tgk Rasyidin warga Bendahara, Aceh Tamiang, Jumaat (20/10/2023).

Rasyidin pun terkejut, ketika menyaksikan langsung beras yang dia banting ke lantai memang memantul. 

Reaksi ini berbeda ketika dia membanting beras yang dibeli di warung. 

“Beras yang biasa kami beli lengket ke lantai ketika dibanting. Ini membuat kami semakin curiga memang ada kandungan plastik,” kata dia.

Baca juga: Hasil Pengecekan, Bulog Aceh Tidak Ditemukan Adanya Beras Plastik

Perbedaan mencolok lainnya kata dia, reaksi beras ketika diremas di tangan memberi dampak lengket seperti lem. 

Rasyidin yang sudah terlanjur curiga beras bantuan itu mengandung plastik, langsung berhenti mengonsuminya.

“Lengketnya lain, seperti lem. Kita bersihkan pakai air pun susah,” kata dia yang sempat mengalami pusing usai mengonsumsi beras itu.

Dijelaskannya, beras ukuran 10 kilogram itu merupakan bantuan dari pemerintah pusat untuk warga yang terdaftar dalam Program Keluarga Harapan (PKH). 

Biasanya beras yang dikemas dalam karung bertuliskan Bulog itu mereka ambil di Kantor Pos.

“Tapi yang terakhir ini diantar sama perangkat kampung,” kata dia.

Rasyidin mengakui, dibutuhkan uji laboratorium untuk memastikan keberadaan kandungan plastik pada beras. 

Baca juga: Bikin Sedih, Warga Aceh Mulai Ada Konsumsi Sagu Dampak Mahalnya Harga Beras, Ini Reaksi Anggota DPRA

“Saya paham harus dibuktikan, tujuan saya memviralkan ini agar pemerintah tahu keresahan kami, kami takut makan beras ini sebelum ada kepastikan kondisi beras ini aman dan sehat,” ujar pengasuh pondok pesantren ini.

Rasyidin mengatakan, pasca-memviralkan video beras mengandung plastik ini, dirinya sudah didatangi sejumlah pihak, di antaranya polisi dan Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon.

“Sudah, mereka juga sudah membawa sampel beras yang diduga ada plastiknya,” kata Rasyidin.

Fadlon ketika dikonfirmasi menjelaskan, dia menemui Rasyidin di rumahnya pada Kamis (19/10/2023) siang. 

Kedatanganya untuk memastikan kebenaran isu tersebut, karena hingga kemarin dia sudah menerima laporan beras diduga mengandung plastik dari tiga lokasi.

“Ada tiga daerah yang sudah melaporkan ke saya, salah satunya di Upah dan Payajara. Artinya masyarakat sudah resah,” kata Fadlon.

Keresahan warga ini langsung disikapi Fadlon, dengan menghubungi Kadis Sosial, Zulfiqar dan Kadis Pangan, Kelautan dan Perikanan, Asmai. 

Dia berharap sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah, kedua dinas ini langsung bersikap untuk mengakhiri polemik di masyarakat.

“Harus ada tindakan, kalau memang ada plastik harus segera tarik dari peredaran, tapi kalau tidak ada, sosialisasikan agar beras ini bisa diterima oleh masyarakat,” kata Fadlon.

Terpisah, Kadis Sosial Aceh Tamiang, Zulfiqar menjelaskan beras yang disalurkan merupakan program Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Penerima manfaat merupakan warga yang terdaftar dalam Program Keluarga Harapan (PKH).

“By name by addres dari kami, kami serahkan ke Kemensos untuk didata sebagai penerima BCP dalam rangka penanganan inflasi,” kata Zulfiqar.

Dinsos Aceh Tamiang kata dia, hanya berperan sebatas memberikan data PKH. 

Selanjutnya penyaluran beras dilakukan oleh Bulog dengan melibatkan Pos Indonesia. 

“Untuk wilayah Aceh Tamiang disimpan di gudang Bulog yang ada di Langsa, jadi kita hanya sebatas pendampingan,” kata Zulfiqar.

Hal senada disampaikan Kadis Pangan, Kelautan dan Perikanan, Asmai yang menegaskan pihaknya tidak dilibatkan dalam penyaluran beras ini. 

Peran mereka hanya mengecek jumlah pengiriman sesuai dengan kebutuhan di Aceh Tamiang.

“Kami ada datang ke gudang Bulog di Langsa, tapi hanya memastikan jumlah sesuai dengan kebutuhan, bukan kapasitas kami mengecek kualitasnya,” kata Asmai. (*)

Baca juga: Reses ke Nagan Raya, Anggota DPRA Minta Pj Gubernur Stabilkan Harga Beras, Tarmizi: Setuju Disubsidi

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved