9 Terduga Teroris Jaringan JI dan JAD Ditangkap Densus 88 Selama Sepekan: Ada di Kalbar hingga NTB

Total ada 9 terduga teroris yang ditangkap, diduga mereka terlibat dalam jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Indonesia.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Foto hanya ILUSTRASI - Tim Densus 88 dikabarkan menangkap dua terduga teroris di Kota Cirebon, Rabu (26/6/2019). 

9 Terduga Teroris Jaringan JI dan JAD Ditangkap Densus 88 Selama Sepekan: Ada di Kalbar hingga NTB

SERAMBINEWS.COM - Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri dalam sepekan terakhir menangkap sejumlah terduga teroris di berbagai wilayah Indonesia.

Total ada 9 terduga teroris yang ditangkap oleh Densus 88, diduga mereka terlibat dalam jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Indonesia.

Adapun penangkapan 9 terduga teroris tersebut terjadi di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat (Kalbar) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hal itu diungkapkan Karo Penmas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan dalam keterangannya dikutip, Sabtu (21/10/2023).

"Iya ada sembilan, 1 di Kalimantan Barat, 5 Sumatera Selatan dan 3 Nusa Tenggara Barat. Jaringannya JAD dan JI. Iya dalam sepekan ini," ujar, dikutip dari Tribunnews.com.

Ramadhan pun merinci penangkapan sembilan terduga teroris tersebut.

Baca juga: Waspada Radikalisme, Satgaswil Densus 88 Polri Sosialisasi Ideologi Wawasan Kebangsaan bagi ASN

Ilustrasi Densus 88
Ilustrasi Densus 88 (PERSDA NETWORK/BINA HARNANSA)

Pertama, penangkapan dilakukan Densus 88 Antiteror Polri di wilayah Sumatera Selatan pada Rabu (18/10/2023).

Kemudian, polisi melakukan pengembangan dan kembali menangkap 1 terduga teroris jaringan JAD di wilayah Kalimantan Barat, pada Kamis (19/10/2023).

Selanjutnya, di hari yang sama, Densus 88 Antiteror Polri juga menangkap tiga terduga teroris jaringan JAD di wilayah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Total (pengangkapan teroris di Lombok) tiga bukan dua," tuturnya.

Meski begitu, Ramadhan masih belum mau merincikan lebih lanjut ihwal inisial dan peranan dari masing-masing tersangka teroris yang ditangkap tersebut.

Ia mengatakan saat ini Densus 88 AT Polri masih melakukan pemeriksaan mendalam terhadap para terduga terorisme usai ditangkap.

"Penyidik Densus masih bekerja di lapangan untuk mengumpulkan semua keterangan dan barang bukti," pungkasnya.

 

Apa itu Jamaah Islamiyah (JI)

Jamaah Islamiyah adalah sebuah organisasi militan Islam di Asia Tenggara yang berupaya mendirikan sebuah negara Islam raksasa di wilayah negara-negara Indonesia, Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand dan Filipina.

Menurut informasi intelijen, Jamaah Islamiyah mendapat bantuan keuangan dari kelompok teroris lain seperti Abu Sayyaf dan Al Qaeda.

Jamaah Islamiyah berarti "Kelompok Islam" atau "Masyarakat Islam" dan dipemberitaan surat kabar disebut JI.

Jamaah Islamiyah dicurigai melakukan aksi pengeboman Bali 2002 pada tanggal 12 Oktober 2002.

Dalam serangan ini, pelaku bom bunuh diri dari Jamaah Islamiyah disebut-sebut menewaskan 202 orang melukai beberapa lainnya di sebuah klub malam di Bali.

Lalu Jamaah Islamiyah juga melakukan teror bom di toilet lantai 2 mall ITC Depok, Jawa Barat.

Hal ini membuat para pengunjung mall berlarian serta ketakutan.

Polres Depok telah menyelidiki peristiwa ini dan menyatakan kalau ini ulah pelaku terorisme.

Setelah serangan ini, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan Jamaah Islamiyah sebagai pelakunya dan menyatakannya sebagai Organisasi Teroris Asing.

Jamaah Islamiyah juga dicurigai melakukan pengeboman Zamboanga, pengeboman Metro Manila dan pengeboman kedutaan besar Australia 2004 di Jakarta.

Abu Bakar Bashir, warga Indonesia keturunan Yaman, dianggap sebagai pemimpin spiritual kelompok tersebut—dan, beberapa orang berspekulasi, juga merupakan pemimpin operasional.

Bashir bergabung dengan Darul Islam pada tahun 1970an dan dipenjarakan di Indonesia karena aktivisme Islam.

 Pada tahun 1985, setelah pengadilan memerintahkan dia kembali ke penjara, Bashir melarikan diri ke Malaysia.

Di sana, ia merekrut sukarelawan untuk berperang di brigade Muslim anti-Soviet di Afghanistan dan mencari pendanaan dari Arab Saudi sambil tetap menjaga hubungan dengan mantan rekannya di Indonesia.

 

Apa itu Jamaah Ansharut Daulah (JAD)

Jamaah Ansharut Daulah (JAD) adalah sebuah kelompok militan Indonesia yang mayoritas anggotanya memiliki koneksi yang kuat dengan dua orang mendiang gembong teroris asal Malaysia, Dr Azahari dan Noordin M Top.

JAD dilaporkan memiliki kaitan dengan pengeboman Surabaya pada tahun 2018 dan pengeboman Makassar pada tahun 2021.

Negara Islam Irak dan Suriah telah mengklaim bahwa mereka bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Jamaah Ansharut Daulah (JAD) didirikan di Indonesia pada tahun 2015 sebagai organisasi payung bagi hampir puluhan kelompok ekstremis Indonesia yang berjanji setia kepada pemimpin ISIS saat itu, Abu Bakr al-Baghdadi. 

Pemimpin ideologis JAD adalah Oman Rochman. JAD saat ini merupakan jaringan teror terbesar yang berafiliasi dengan ISIS di Indonesia

Pada tahun 2017, kelompok ini telah diakui sebagai organisasi teroris oleh Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat.

Kelompok ini telah melakukan banyak serangan sejak pembentukannya, termasuk serangan pada bulan Mei 2018 terhadap tiga gereja di Surabaya, menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai 40 lainnya.

Pada bulan Mei 2017, kelompok ini melakukan dua bom bunuh diri di Jakarta Timur, menewaskan tiga petugas polisi. 

Pada bulan Juni 2017, kelompok ini menyerang markas polisi di Medan, menewaskan seorang petugas polisi. 

Pada bulan Januari 2016, kelompok ini melakukan serangan yang dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri dan orang-orang bersenjata di kawasan perbelanjaan Jakarta, menewaskan dua orang dan melukai 25 lainnya. 

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan JAD, termasuk pemboman Surabaya tahun 2018. 

Pada 31 Juli 2018, pengadilan di Jakarta Selatan membuat putusan yang melarang organisasi tersebut, yang memungkinkan penangkapan semua anggota dan organisasinya.

Dua anggota JAD diyakini telah melakukan serangan pisau pada Menteri Pertahanan Indonesia Wiranto pada 10 Oktober 2019, yang mengakibatkan Wiranto dirawat di rumah sakit.

Tiga orang lainnya, termasuk seorang polisi, ditikam dan dilukai. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved