Perang Gaza

Hamas Siap Tukar Tawanan dengan Tahanan Palestina, Israel tak Peduli Lebih Memilih Serangan Darat

Harga yang harus dibayar atas banyaknya tawanan musuh yang ada di tangan kita adalah mengosongkan penjara (Israel)

Editor: Ansari Hasyim
SAID KHATIB/AFP
Pejuang Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP) berjalan di sebuah terowongan di selatan Jalur Gaza, pada 19 Mei 2023. Israel dilaporkan tengah mengembangkan sponge bombs atau bom spons untuk persiapan berperang dengan Hamas di jaringan terowongan di bawah Gaza. 

SERAMBINEWS.COM - Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, mengatakan pihaknya siap melakukan pertukaran tahanan “segera” dengan Israel, namun rezim tersebut mengulur waktu.

“Kami siap untuk segera melakukan kesepakatan pertukaran tahanan yang mencakup pembebasan semua tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel dengan imbalan semua tawanan (Israel) yang ditahan oleh perlawanan Palestina,” kata pemimpin kelompok itu Yahya Sinwar dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.

“Saya menyerukan kepada organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bekerja di bidang (pertukaran) tahanan untuk mempertimbangkan diri mereka dalam sidang permanen, dan menyiapkan daftar nama-nama tahanan pria dan wanita yang ditahan oleh pendudukan tanpa kecuali sebagai persiapan untuk perkembangan selanjutnya," tambah Sinwar.

Baca juga: Brigade Qassam Hantam Kapal Induk Israel dengan Roket di Timur Jalur Gaza

Pada tanggal 7 Oktober, Hamas dan kelompok perlawanan lainnya yang berbasis di Jalur Gaza menangkap sekitar 250 tentara dan pemukim Israel selama Operasi Badai Al-Aqsa, operasi terbesar mereka melawan entitas pendudukan selama bertahun-tahun.

Setelah operasi tersebut, Abu Ubaida, juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengatakan 200 tawanan ditahan oleh brigade tersebut, sementara sisanya ditahan oleh faksi perlawanan Palestina lainnya.

Baru-baru ini, brigade tersebut mengumumkan bahwa sekitar 50 tawanan telah tewas dalam perang yang dilancarkan rezim Israel terhadap Gaza setelah operasi tersebut.

Pernyataan Sinwar muncul tak lama setelah Abu Ubaida mengatakan, "Kontak telah dilakukan mengenai masalah tahanan dan ada peluang untuk mencapai kesepakatan".

“Musuh mengulur waktu,” tambahnya.

“Harga yang harus dibayar atas banyaknya tawanan musuh yang ada di tangan kita adalah mengosongkan penjara (Israel) dari semua tahanan Palestina,” tambah Abu Ubaida.

“Jika musuh ingin segera mengakhiri kasus tawanan, kami siap,” katanya, sambil mencatat bahwa gerakan tersebut juga siap untuk mengambil jalan lain yang mungkin diambil rezim Israel dalam masalah tawanannya.

Perang Israel sejauh ini telah menewaskan lebih dari 8.000 warga Palestina, termasuk lebih dari 3.000 anak-anak, dan lebih dari 20.500 orang terluka.

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan resolusi pada hari Jumat, menyerukan penerapan “gencatan senjata kemanusiaan” segera di Gaza.

Israel menolak semua seruan gencatan senjata, dengan alasan hal itu akan menguntungkan Hamas.

Pemungutan suara di Majelis Umum terjadi setelah Dewan Keamanan PBB empat kali gagal mengambil tindakan dalam dua minggu terakhir karena Amerika Serikat berulang kali memberikan hak vetonya terhadap resolusi-resolusi terkait.

Majelis tersebut menekankan "pentingnya mencegah destabilisasi lebih lanjut dan peningkatan kekerasan di kawasan", dan menyerukan "semua pihak untuk menahan diri secara maksimal dan semua pihak yang mempunyai pengaruh di wilayah tersebut agar berupaya mencapai tujuan ini".(*)

Baca juga: Hamas Bersiap Akan Balas Serangan Israel yang Telah Melumpuhkan Gaza

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved