Kebocoran Kondensat
PGE Perbaiki Pipa Bocor yang Sebabkan Bau Kondensat Hingga 1 Bayi, 3 Warga Aceh Utara Harus Dirawat
Tim Humas PGE turun ke lokasi setelah dihubungi warga yang mencium bau kondensat akibat kebocoran pipa.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Mursal Ismail
Tim Humas PGE turun ke lokasi setelah dihubungi warga yang mencium bau kondensat akibat kebocoran pipa.
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Tim Humas PT Pema Global Energi (PGE), Senin (30/10/2023) memberikan penjelasan kepada Muspika dan warga serta tokoh masyarakat terkait bau kondensat yang terhirup oleh masyarakat di lingkungan cluster II.
Tim Humas PGE turun ke lokasi setelah dihubungi warga yang mencium bau kondensat akibat kebocoran pipa.
Pasalnya akibat kebocoran pipa itu menyebabkan empat warga harus dirawat di klinik Mandiri di kawasan Parang Sikureung, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara.
“Tadi tim dari PGE turun ke lokasi dan memberikan penjelasan terkait kebocoran pipa dalam areal cluster II,” ujar Camat Nibong, Rizky Rasmana Hanafiah MSi, kepada Serambinews.com, Senin (30/10/2023).
Dalam pertemuan yang dihadiri puluhan warga di lokasi kejadian, tim humas PGE menyampaikan adanya flange pipa draine oil water bocor keluar air bercampur minyak, sehingga tumpah ke permukaan tanah dalam lokasi cluster II.
Oleh karena itu menyebabkan bau yang terkena paparan hembusan angin ke pemukiman warga sekitar.
Baca juga: VIDEO VIRAL Bendera Palestina Dicopot Paksa Petugas saat Pertandingan Sepak Bola Persib vs Sleman
Tindakan PGE sudah diperbaiki flange yang bocor dan tumpahan oil water sedang dilakukan penyedotan oleh mobil truk vacum oleh pihak PGE.
“Tadi penjelasan dari Humas PGE didengar langsung didengar oleh warga dan tokoh masyarakat dan juga muspika,” ujar Camat Nibong.
Seperti diketahui PGE, anak usaha PT PEMA, secara resmi mendapat 100 persen hak partisipasi Blok migas B yang sebelumnya dikelola PT Pertamina Hulu Energi North Sumatra B-Block (PHE NSB) anak perusahaan Pertamina.
Penyerahan pengelolaan blok migas tersebut dilakukan di Point A Main Office di Desa Sumbok Rayeuk, Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.
Pengalihan pengelolaan Blok B ini sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM No. 76.K/HK.02/MEM.M/2021 tentang Persetujuan Pengelolaan dan Penetapan Bentuk dan Ketentuan-Ketentuan Pokok Kontrak Kerja Sama pada Wilayah Kerja B tertanggal 26 April 2021.
Kontrak bagi hasil cost recovery, PGE sebagai kontraktor akan bertugas dengan jangka waktu kontrak selama 20 tahun.
Baca juga: Cuaca Buruk, Tim SAR Gabungan Hentikan Sementara Pencarian Tiga Korban Tanah Longsor di Subulussalam
Selain Bayi, 3 Warga Aceh Utara Juga Dirawat Usai Terhirup Bau Kondensat Akibat Kebocoran Pipa PGE
Seperti diberitakan Serambinews.com sebelumnya, empat warga Desa Keupok Nibong, Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara, yang terhirup kondensat akibat kebocoran pipa dalam Cluster II wilayah operasi PT Pema Globa Energi (PGE), Senin (30/10/2023) sore dirawat.
Mereka dibawa ke klinik kawasan Parang Sikureung, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara oleh tim medis PGE, karena merasa pusing dan sesak.
Bahkan dari empat korban yang dirawat tersebut, tiga di antaranya satu keluarga, yaitu Suherman bersama istrinya dan anaknya yang masih bayi, karena mengalami sesak.
Sedangkan satu korban lagi adalah Ayuwandira, istri dari seorang kepala dusun di Desa Keupok.
“Tadi sekira pukul 13.30 WIB, istri dari kadus yang pertama kali dirawat,” ujar Keuchik Keupok Nibong Zulkifli SPd kepada Serambinews.com, Senin (30/10/2023).
Baca juga: VIDEO VIRAL Wanita ini Histeris Diduga Karena Tak Bisa Melihat Ka’bah, Wajahnya Diselimuti Ketakutan
Kemudian pada sorenya seorang bayi mengalami sesak diduga karena terhirup bau kondensat tersebut.
“Belakangan ayah dari bayi itu mengaku sudah sejak kemarin mengaku merasa pusing dan mual. Kemudian istri korban juga mengalami hal serupa,” ujar Keuchik Keupok Nibong.
Kemudian tim medis PGE yang berada di lokasi langsung membawa mereka lagi ke Klinik Mandiri di Parang Sikureung untuk mendapat perawatan.
“Rencana kami setelah shalat Isya akan menjenguknya untuk mengetahui bagaimana kondisinya sekarang,” ungkap Zulkifli.
Ditambahkan, barusan dirinya juga mendapat pemberitahuan, warga kembali mencium bau kondensat.
“Kami akan koordinasi dulu dengan tim PGE, apakah perlu bagi warga untuk mengungsi atau masih bisa bertahan di rumah,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Warga Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara yang berada di sekitar cluster II Perta Global Energi (PGE) dalam beberapa hari terakhir ini terus mencium bau kondensat yang diduga berasal dari kebocoran pipa wilayah operasi perusahaan tersebut.
Bahkan pada Senin (30/10/2023) bau kondensat itu semakin menyengat hidung, sehingga warga menghubungi Humas PGE untuk turun ke lokasi guna mengecek bau tersebut.
Karena warga di kawasan cluster itu tidak tahan dengan bau yang semakin menyengat.
Akibat kebocoran kondensat tersebut menyebabkan seorang warga dan satu anak bayi harus dilarikan ke klinik di kawasan Parang Sikureung Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara untuk mendapat perawatan. (*)
BREAKING NEWS - Warga Sekitar Cluster II PGE Terhirup Bau Kondensat, Remaja dan Bayi Dirawat
Seperti diberitakan Serambinews.com pertama kali, warga Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara yang berada di sekitar cluster II Perta Global Energi (PGE) dalam beberapa hari terakhir ini terus mencium bau kondensat yang diduga berasal dari kebocoran pipa wilayah operasi perusahaan tersebut.
Bahkan pada Senin (30/10/2023) bau kondensat itu semakin menyegat hidung, sehingga warga menghubungi Humas PGE untuk turun ke lokasi guna mengecek bau tersebut. Karena warga di kawasan cluster itu tidak tahan dengan bau yang semakin menyengat.
Akibat kebocoran kondensat tersebut menyebabkan seorang warga dan satu anak bayi harus dilarikan ke klinik di kawasan Parang Sikueureung Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara untuk mendapat perawatan.
“Sudah beberapa hari warga di kawasan itu mencium bau tersebut, tapi hari ini lebih parah lagi,” ujar seorang warga di Kecamatan Nibong.
Sehingga seorang warga di kawasan Nibong sempat dilarikan ke klinik di Parang Sikureung Kecamatan Matangkuli untuk mendapat perawatan. Tak lama kemudian juga seorang bayi dibawa ke klinik.
“Tadi ada juga anggota dewan dan dari muspika turun ke lokasi untuk mengecek sendiri bau tersebut,” kata seorang warga Nibong.
Warga khawatir bau tersebut semakin parah sehingga warga dari Desa Keupok Nibong, Dayah Nibong, dan Keude Nibong tidak bisa tinggal di rumahnya.
“Ia benar tadi saya ke lokasi karena dihubungi warga, dan bukan saya saja yang mencium bau itu, tapi banyak warga juga tadi,” ujar Camat Nibong Rizky Rasmana Hanafiah MSi, kepada Serambinews.com, Senin (30/10/2023).
Disebutkan, setelah kejadian tersebut, petugas dari PGE juga turun ke lokasi untuk memastikan informasi tersebut. “Mereka menyebutkan akan menanganinya,” ujar Camat Nibong.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Aceh Utara Cut T Ibrahim kepada Serambinews.com menyebutkan, pihaknya sudan mendapat informasi adanya kebocoran pipa di lokasi Cluster 2. “Kami sudah kirim tim analis lingkungan ke lapangan untuk verifikasi,” ujar Kepala DLHK Aceh Utara. (*)
PGE Gerak Cepat Tangani Bau Liquid Dalam Cluster 2 di Aceh Utara |
![]() |
---|
Empat Warga di Aceh Utara yang Dirawat Setelah Terhirup Bau Kondensat PGE Dipulangkan ke Rumahnya |
![]() |
---|
Selain Bayi, 3 Warga Aceh Utara Juga Dirawat Usai Terhirup Bau Kondensat Akibat Kebocoran Pipa PGE |
![]() |
---|
BREAKING NEWS - Warga Sekitar Cluster II PGE Terhirup Bau Kondensat, Remaja dan Bayi Dirawat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.