Salam

Kesabaran Umat Islam Ada Batasnya

Imbas kerusuhan itu, Badan Penerbangan Rusia, Rossavitsia, terpaksa menutup sementara bandara utama negara tersebut untuk penerbangan kedatangan dan k

Editor: mufti
SERAMBINEWS.COM/middleeasteye
Pemboman Israel melalu pesawat canggih pencabut nyawa mereka di kantong-kantong padat penduduk di Jalur Gaza telah mengakibatkan setidaknya 7.326 warga Palestina tewas. 

RATUSAN umat Islam di Republik Dagestan, negara wilayah Federasi Rusia, Minggu (29/10/2023), menyerbu Bandara Makhachkala untuk memburu warga Yahudi dan Israel yang baru tiba dari Tel Aviv. Mereka memaksa membuka pintu bandara dan berlari menuju ke landasan pacu untuk meriksa penumpang di dalam pesawat. Sedangkan sejumlah orang lainnya memberhentikan mobil di luar area bandara mencari penumpang berpaspor Israel.

Imbas kerusuhan itu, Badan Penerbangan Rusia, Rossavitsia, terpaksa menutup sementara bandara utama negara tersebut untuk penerbangan kedatangan dan keberangkatan, demikian seperti diberitakan Serambi, Selasa (31/10/2023).

Sebelumnya, masih di Republik Dagestan, sekelompok massa juga melakukan razia di sebuah hotel kawasan Khasavyurt. Aksi tersebut bertujuan untuk mengusir para pengungsi Yahudi yang diisukan tinggal di hotel itu.

Selain di Dagestan, kerusuhan juga dilaporkan terjadi di Kota Nalchik, ibu kota Republik Kabardino-Balkarla, juga dalam wilayah Federasi Rusia. Massa mengamuk dan membakar bangunan pusat kebudayaan Yahudi yang sedang dibangun di Kota Nalchik.

Umat Islam sepertinya sudah mulai habis kesabaran melihat serangan bar-bar zionis Israel ke Kota Gaza, Palestina. Serangan brutal tanpa perikemanusiaan, serangan yang melanggar prinsip-prinsip perang universal.

Tekanan dunia internasional, bahkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sekalipun tak digubris oleh Israel. Dukungan Amerika Serikat membuat negara Yahudi tersebut sombong dan pongah, seakan tidak akan ada negara lain yang berani mengusik mereka.

Tetapi memang, faktanya tidak ada negara Arab dan negara mayoritas Muslim yang berani mengusik Israel, termasuk Turkiye dan Iran sekalipun. Mereka hanya sekedar berkoar-koar, mengecam, mengancam, dan lain sebagainya, tanpa ada tindakan kongkret yang berarti untuk menghentikan kebiadaban zionis.

Rakyat Palestina seperti dibiarkan sendiri menghadapi pembantaian yang dilakukan penjajah haus darah. Hingga Selasa (31/10/2023), jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai 8.000-an lebih, dimana sebagian besarnya adalah perempuan dan anak-anak.

Menurut lembaga dunia, Save The Children, jumlah anak-anak yang tewas di Gaza melampaui total dari konflik di seluruh dunia sejak 2019. Tahun 2022, total ada 2.985 anak tewas di 24 negara. Tahun 2021 sebanyak 2.515 anak kehilangan nyawa, dan tahun 2020 sebanyak 2.674 anak meninggal dunia.

Tetapi, bagi Israel, itu masih belum cukup. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, serangan brutal yang dilakukan masih tahap awal. Mereka akan terus berperang hingga Hamas benar benar berhasil ditumpas. Mereka tak peduli jika yang menjadi korban adalah rakyat sipil, perempuan, dan anak-anak tak berdosa.

Netanyahu juga menolak proposal gencatan senjata yang diajukan dunia internasional. Perdana Menteri Israel itu memastikan bahwa itu merupakan hal yang tidak akan pernah terjadi, dan Israel akan terus berjuang sampai memenangkan perang ini. "Seruan untuk gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah kepada Hamas, menyerah kepada terorisme... hal ini tidak akan terjadi," katanya seperti dikutip dari CNBC, Selasa.

Karena itu, tak heran umat Islam mulai bergeliat, mulai jengah dan marah atas pembantaian yang terus berlangsung, dan ketidakpedulian dunia terhadap nasib rakyat Palestina. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh umat Islam Dagestan. Karena itu, harus ada upaya kongkret dari dunia internasional untuk menghentikan kekejaman Israel. Jangan sampai umat Islam habis kesabaran, sehingga konflik bisa meluas dan menjadi tidak terkendali.

 

POJOK

Massa di Rusia buru warga Yahudi dan Israel

Seperti dikatakan Perdana Menteri Israel: Ini masih tahap awal, hehehe..

Ketika Jokowi undang tiga capres ke Istana

Ingat, ini dalam kapasitas Presiden lo, bukan lagi kader partai

Tinggi jumlah pasien nyeri di Aceh

Yap, termasuk nyeri tekanan batin, dok

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Geng dan Gagalnya Pembinaan Sosial

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved