Gebyar PKA 8 2023
Rekam Jejak Pidie di Aceh Selatan dan Abdya, Ingin Tahu Detail? Silakan ke Anjungan PKA Aceh Selatan
asal usul masyarakat Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya juga berasal dari wilayah Timur Aceh, utamanya dari Pidie, Aceh Besar dan sebagian Aceh Utara ya
Penulis: Taufik Zass | Editor: Mursal Ismail
asal usul masyarakat Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya juga berasal dari wilayah Timur Aceh, utamanya dari Pidie, Aceh Besar dan sebagian Aceh Utara yang sudah lamanya merantau ke wilayah Barat Aceh, di samping suku Aneuk Jamee (Padang) dan Suku Kluet.
SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN - Ucapan "Aceh Baroe" sering dilontarkan oleh sebagian masyarakat wilayah Timur Aceh ketika bertemu dengan warga asal Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya (Abdya) di perantauan.
Bahkan, di tahun 2002, saat penulis merantau ke Jakarta, ucapan seperti itu hampir saban waktu terlontar dari warga asal wilayah Timur saat penulis memperkenalkan diri.
Ucapan tersebut ada benarnya, sebab ketika wilayah Timur Aceh sudah mulai maju, wilayah Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya belum ada apa - apanya.
Rumah penduduk juga masing jarang - jarang, sehingga hutan dan semak belukar menjadi pemandangan saat melintasi jalan Nasional Banda Aceh - Subulussalam.
Namun perlu diketahui, bahwa asal usul masyarakat Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya juga berasal dari wilayah Timur Aceh, utamanya dari Pidie, Aceh Besar dan sebagian Aceh Utara yang sudah lamanya merantau ke wilayah Barat Aceh, di samping suku Aneuk Jamee (Padang) dan Suku Kluet.
Jika Anda ke wilayah Trumon misalnya, Anda bisa menanyakan langsung kepada masyarakat asli setempat, sebagian dari mereka pasti aka mengaku bahwa kakek buyut mereka berasal dari Pidie dan Aceh Besar, sehingga karakter ke Aceh-an masyarakat setempat masih terasa sangat kental.
Baca juga: Seniman Ramaikan Panggung Hiburan Anjungan Kabupaten Aceh Besar
Dari berbagai literatur yang dikutip Serambinews.com, antaran kerajaan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan dan kerajaan Kuala Batu (Kuala Batee - red), Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki hubungan sejarah yang erat.
Kedua kerajaan tersebut dulunya sangat berpengaruh hingga manca negara.
Tentu dari pertalian sejarah kedua kerajaan tersebut muncul pertanyaan, siapa yang awalnya yang memegang peranan penting di kedua kerajaan tersebut.
Jawabannya orang Pidie. Contohnya berdirinya Kerajaan Kuala Batee tak lepas dari andil Keuchik Karim atau Teuku Karim.
Ia merupakan ketua kelompok tani yang berasal dari Ujong Rimba, Pidie.
Ia datang ke Kuala Batee bersama dua orang temannya dan menetap di rumah seorang perempuan. Kuala Batee ini merupakan sebuah kerajaan yang berdiri di Aceh pada abad ke-18 dan Teuku Karim inilah pendiri Kerajaan Kuala Batee.
Baca juga: PWI dan IJTI Gandeng MER-C Indonesia Buka Donasi untuk Palestina di Arena PKA
Kerajaan Kuala Batee menjadi besar berkat sumber daya alamnya berupa lada. Lada dari Kuala Batee bahkan mencapai separuh dari jumlah pasokan lada di dunia. Namun, pada abad ke-19, Kerajaan Kuala Batee hancur dan runtuh setelah diserang Amerika Serikat.
Selanjutnya, ketika kita bicara mengenai kerajaan Trumon tentu kita akan mengulang sejarah Tengku Djakfar, Raja Trumon yang juga berasal dari Pidie.
Selain mendirikan kerajaan Trumon, Teuku Djakfar juga pendiri Kerajaan Singkil.
Kerajaan Trumon ini juga dikenal kaya raya, harta warisannya yang sampai kini masih disimpan keluarga kerajaan antara lain uang, guci dan keramik.
T Raja Aceh sebagai pewaris kerajaan Trumon saat diwawancarai Serambi pada tahun 2017 lalu mengakui, kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Aceh Selatan Raya (Abdya, Aceh Selatan, Subulussalam dan Singkil) punya kaitannya dengan Pidie.
Tak sampai disitu, setelah kerajaan - kerajaan itu hancur dan runtuh, migran dari Pidie utamanya dari Gampong Aree kembali berdatangan ke Aceh Selatan dan Abdya.
Baca juga: Memek Simeulue Jadi Primadona di PKA-8, Nama Unik Bikin Pengunjung Penasaran Ini Cicipi Rasanya
Menurut cerita orang tua, migran besar - besaran dari Pidie kembali terjadi saat Perang Cumbok (dikenal juga sebagai Peristiwa Cumbok atau Revolusi Sosial).
Dimana mereka yang tadinya bergelar bangsawan (Teuku) bertransformasi menjadi rakyat biasa.
Selain bercocok tanam dengan membuat pemukiman baru di Abdya dan Aceh Selatan.
Kalangan bangsawan yang konon menurut cerita rakyat "dikejar" di kampung asalnya akibat Perang Cumbok, juga berniaga. Kebanyakan dari mereka sukses menjadi tuan takur (tuan tanah) dan pedangan.
Setelah terjadinya migran besar - besaran saat perang cumbok, hingga kini warga asal Pidie masih juga banyak merantau ke Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya dan sudah dianggap sebagai penduduk asli setempat.
Bahkan sebagian dari mereka hampir memboyong seluruh keluarga besarnya menetap di Abdya dan Aceh Selatan.
Nah, bagi Anda yang masih penasaran dan ingin tahu lebih detail peran saudagar Pidie di Aceh Selatan, kini saatnya Anda berkunjung ke Anjungan Aceh Selatan di Komplek Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh. (Taufik Zass)
Sabet Juara Umum di PKA ke 8, Kontingen Aceh Selatan Disambut Meriah di Perbatasan |
![]() |
---|
Aceh Barat Juara Harapan I PKA Ke-8, Pj Bupati Apresiasi Panitia |
![]() |
---|
PKA Ke-8 Berakhir, Anggota DPRK Sabri Badruddin Harap Generasi Muda Pahami Budaya Setiap Daerah |
![]() |
---|
Aceh Besar Raih Juara 2 Pekan Kebudayaan Aceh Ke-8 Tahun 2023 |
![]() |
---|
Selama PKA, Konsorsium Pasarkan Bawang Merah hingga 200 Kg per Hari, Segini Harga Dijual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.