Perang dengan Hamas, Menteri Israel Persenjatai 10 Ribu Pemukim Yahudi, Tepi Barat Ikut Memanas

Bahkan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir menyebut pihaknya sudah mengeluarkan puluhan ribu izin kepemilikan senjata

Editor: Amirullah
AFP
Menteri Israel dan Ketua Partai Kekuatan Yahudi, Itamar Ben-Gvir (Tengah) berjalan melalui halaman kompleks Masjid Al-Aqsa Jerusalem pada Selasa (03/01/2023). 

SERAMBINEWS.COM - Tepi Barat Palestina ikut memanas imbas perang Israel dengan Hamas.

Bahkan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir menyebut pihaknya sudah mengeluarkan puluhan ribu izin kepemilikan senjata kepada warga Israel, Selasa (7/11/2023).

Milisi pemukim bentukan tentara Israel yang bertugas di wilayah permukiman
Milisi pemukim bentukan tentara Israel yang bertugas di wilayah permukiman masing-masing di daerah pendudukan di Palestina.


Anadolu Agency melaporkan, aksi sang menteri dengan mempersenjatai para pemukim Yahudi di Tepi Barat ini dapat menyeret masyarakat ke dalam perang sipil.

“Divisi Senjata Api menerima ratusan ribu permintaan izin senjata pribadi, dan kami telah mengeluarkan puluhan ribu izin bersyarat (tanpa merinci syaratnya) dan izin sebenarnya untuk senjata pribadi kepada warga yang memenuhi syarat,” kata Menteri sayap kanan Israel tersebut melalui Telegram.

Ben-Gvir mengklaim tujuan pendistribusian senjata adalah untuk melindungi warga Israel dari serangan.

Dia menambahkan, pemberian izin itu disertai pembukaan ratusan kelas (divisi tentara) cadangan baru di seluruh wilayah pendudukan untuk mengajari warga Israel cara membawa dan menggunakan senjata api.

Pemerintah Israel, kata dia, juga telah menambah “puluhan karyawan” staf di Divisi Senjata Api kementerian tersebut.

"Karena tingginya permintaan di Divisi Senjata Api, saya mengimbau semua orang untuk bersabar. Periksa kelayakan Anda dan persenjatai diri Anda," katanya.

Ben-Gvir dalam beberapa pekan terakhir telah mengunggah gambar dan video dirinya mendistribusikan senjata kepada warga Israel di utara, selatan, dan Tepi Barat.

Warga Palestina khawatir kalau kebijakan Israel yang mempersenjatai warganya mungkin menjadi dalih untuk melakukan pembunuhan dengan kedok “mencegah serangan.”

Belakangan, tindak kekerasan warga pemukim Isarel ke warga Palestina di Tepi Barat dilaporkan meningkat seiring situasi invasi militer tentara Israel di Gaza.

"Meski serangan Israel di Jalur Gaza terus berlanjut sejak 7 Oktober, namun ada bahaya lain di mana serangan pemukim Yahudi yang dipersenjatai oleh pemerintah Israel untuk melawan warga Palestina di Tepi Barat, akan berubah menjadi perang sipil," tulis laporan Anadolu.

Sosok Ben-Gvir, Mantan Narapidana Penghasutan

Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, pernah didakwa atas 53 kasus dan dihukum karena kasus rasisme dan mendukung organisasi teroris.

"Kini dia dikenal dengan pejabat berwenang yang mempersenjatai warga sipil di Tepi Barat yang diduduki Israel dan di seluruh Israel," tulis Anadolu.

Menurut informasi yang dikumpulkan Anadolu, meski pernah dihukum karena "menghasut rasisme" di masa lalu, Ben-Gvir telah menyerukan kepada warga Israel untuk membawa senjata dan dia juga memudahkan prosedur pemberian senjata kepada warga sejak dia menjabat.

Dalam sebuah posting-an pada tanggal 23 Oktober, Ben-Gvir menyerukan perempuan Israel untuk mempersenjatai diri,

"Kami telah membentuk 496 unit cadangan di seluruh negeri sejak awal perang, kami akan terus mempersenjatai warga dan membentuk unit bersenjata cadangan," ujar dia.

Pada 10 Oktober, Ben-Gvir mengumumkan di platform twitter kalau dia telah memerintahkan pembelian lebih dari 10 ribu senjata untuk didistribusikan di pemukiman Yahudi dekat Jalur Gaza dan wilayah tempat orang Arab dan Israel tinggal bersama.

Tokoh Anti-Arab

Menyusul langkah Ben Gvir untuk mempersenjatai warga sipil Israel, dan mendistribusikan senjata laras panjang yang dibeli oleh kementeriannya kepada warga sipil, Israel melakukan evaluasi kalau potensi ancaman perang sipil di negara tersebut telah meningkat.

Ben-Gvir, yang terkenal dengan sentimen anti-Arab-nya sejak muda, mendorong tindakan kekerasan sebelum pembunuhan Perdana Menteri Yitzhak Rabin.

Rabin, yang menandatangani Perjanjian Oslo pada 1995 untuk mengakhiri konflik dengan Palestina, dibunuh pada 4 November 1995.

“Kami mencapai mobilnya, kami akan mencapai Rabin juga,” kata dia dalam sebuah wawancara.

Dia pernah menjadi anggota gerakan rasis "Kah" yang didirikan oleh Rabbi Meir Kahane, yang dilarang oleh Israel dan ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS).

Ben-Gvir diketahui mendukung anggota Kah Baruch Goldstein, yang melakukan pembunuhan massal dengan menembaki jamaah Muslim di Masjid Ibrahim di kota Hebron pada 1994.

Menteri Israel dari golongan sayap kanan itu mengatakan dalam sebuah program yang dia hadiri saat dia menjadi Koordinator Pemuda organisasi Kah dengan mengatakan, “Arab pergi ke negara-negara Arab”, Yahudi ke Wilayah Zion.”

"Ben-Gvir menggantung foto Goldstein di ruang tamu rumahnya dan menyebutnya sebagai "pahlawan"," tulis media Turki, Anadolu.

Ben-Gvir, yang dibebaskan dari dinas militer karena pemahaman yang radikal, pernah dihukum karena kasus rasisme dan mendukung organisasi teroris pada tahun 2007.

Pada 14 Oktober 2022, Ben-Gvir menggerebek daerah Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur bersama beberapa pemukim Yahudi dan menodongkan senjata ke penduduk Palestina di daerah tersebut serta mengancam mereka.

Dia dihukum karena "menghasut rasisme" tetapi menjadi menteri yang bertanggung jawab atas penegakan hukum di Israel.

Berjuluk Pengacara Setan

Itamar Ben-Gvir, pemimpin Partai Kekuatan Yahudi, salah satu sekutu sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, meraih kemenangan besar dalam pemilu 2022 meski melakukan tindakan rasis dan ide-ide radikal dan menjadi Menteri Keamanan Nasional yang bertanggung jawab terhadap pasukan keamanan.

"Penunjukan mantan narapidana Ben-Gvir sebagai kementerian yang bertanggung jawab atas penegakan hukum mendapat reaksi di dalam maupun di luar Israel," tulis laporan media Israel.

Harian Haaretz, salah satu media massa paling populer di Israel, menerbitkan berita utama setelah pengumuman kabinet Netanyahu: "Kahanisme telah menang. Israel kini bergerak menuju revolusi sayap kanan, keagamaan, dan otoriter."

Ben-Gvir, yang dikenal karena mendorong tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Yahudi di Yerusalem yang diduduki Israel.

Dia mendapat julukan sebagai "pengacara pembunuh", "pengacara setan", dan "napi" lantaran dia dikenal sebagai pengacara, membela pemukim Yahudi dan tersangka teror di Yerusalem.

Dia juga dikenal karena permusuhannya terhadap orang-orang Arab dan menyerukan agar warga Palestina diasingkan ke negara-negara Arab sehingga hanya tersisa orang-orang Yahudi di Israel.

Setelah seorang tentara Israel menembak dan membunuh seorang pemuda Palestina yang tak bersenjata pada 2 Desember 2022, Ben-Gvir mengatakan kepada tentara; "Bagus sekali, teliti, saya senang. Anda telah menghormati kami semua dan melakukan tugas yang diberikan kepada Anda.”

(*)

(oln/Memo/Anadolu/*)

 

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Nasib Pilu Warga Palestina di Tepi Barat, Menteri Israel Persenjatai 10 Ribu Pemukim Yahudi

Baca juga: Semakin Rendah, Harga Emas Hari Ini Turun Lagi, Segini Rincian Harga Emas 9 November 2023

Baca juga: Ogah Mundur dari Kursi Hakim Konstitusi, Anwar Usman Ngaku Ada yang Bikin Skenario Bunuh Karakternya

Baca juga: Rogoh 3 Miliar Dolar AS untuk Satu Tembakan Rudal Iron Dome, Defisit Anggaran Israel Bengkak

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved