Berita Aceh Tamiang

Hari Pahlawan, Santri Al Hidayah Aceh Tamiang Tampilkan Drama Kolosal Perjuangan Surabaya Membara

Drama perjuangan arek-arek Suroboyo ini ditampilkan di halaman Pondok Pesantren Al Hidayah, Aceh Tamiang seusai upacara bendera Hari Pahlawan, Jumat (

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Mursal Ismail
Humas Al Hidayah 
Santri Al Hidayah, Aceh Tamiang melaksanakan upacara Hari Pahlawan 2023 di dayah tersebut, Jumat (10/11/2023). Upacara ini ditutup dengan drama kolosal perjuangan pahlawan merebut kemerdekaan 

Drama perjuangan arek-arek Suroboyo ini ditampilkan di halaman Pondok Pesantren Al Hidayah, Aceh Tamiang seusai upacara bendera Hari Pahlawan, Jumat (10/11/2023) kemarin.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Sejumlah santri Al Hidayah, Aceh Tamiang, menampilkan drama kolosal “Surabaya Membara” dalam memperingati Hari Pahlawan 10 November.

Drama perjuangan arek-arek Suroboyo ini ditampilkan di halaman Pondok Pesantren Al Hidayah, Aceh Tamiang seusai upacara bendera Hari Pahlawan, Jumat (10/11/2023) kemarin.

Drama berdurasi 10 menit ini berhasil memukau undangan karena menampilkan atraksi perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah dari Indonesia.

“Durasi 10 menit, walau singkat tapi pesan yang disampaikan sangat baik,” kata Pimpinan Ponpes Islam Terpadu Al-Hidayah Agus Sutrisno, Minggu (12/11/2023).

Dia mengungkapkan teatrikal ini sudah lama dipersiapkan untuk memeriahkan Hari Pahlawan.

Tujuannya tak lain untuk membangkitkan memori generasi muda tentang jerih payah para pahlawan dalam merebut kemerdekaan.

Baca juga: Apes, Perdana Melancong ke Eropa Fuji Malah Kecopetan: Mau Nangis

“Generasi muda harus tahu kalau kemerdekaan ini direbut dengan perjuangan yang sangat berat dan panjang. Segala bentuk pengorbanan ini harus dihargai,” kata Agus.

Bagi Al Hidayah sendiri drama kolosal perjuangan ini sangat penting untuk menegaskan kurikulum yang mereka ajarkan tidak terpapar radikalisme.

Kecurigaan radikalisme ini sendiri muncul ketika oknum pengajar di pesantren ini pernah diamankan Densus 88/AT, beberapa tahun lalu.

Drama kolosal ini ditutup dengan pembacaan puisi oleh santri kelas 3 SMA, Zio Albukhori, sedangkan drama kolosal ditampilkan santriwan dengan atribut yang sangat sederhana.

Upacara ini dihadiri seluruh unsur Forkopimcam, termasuk inspektur upacara Kapolsek Kejuruan Muda AKP Kun H. (*)

Baca juga: Maling Motor Nyaris Tewas Diamuk Massa di Medan, Pelaku Bawa Sajam dan Pistol, Aksinya Terekam CCTV

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved