Internasional

Korea Utara Sebut Amerika Serikat Sebagai Pedagang Perang

Korea Utara mengecam keputusan Amerika Serikat yang terus memberikan dukungan militer kepada Israel dalam perang dengan Hamas.

Editor: Muhammad Hadi
File Anadolu Agency
Kolase bendera Korea Utara dan Amerika Serikat (AS). 

"Skema embargo Amerika yang terus-menerus terhadap Kuba jelas merupakan manifestasi dari ambisi hegemoniknya yang berbasis pada kekuasaan.

Tindakan seperti itu dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal," tulis surat kabar tersebut.

Eskalasi konflik di Jalur Gaza masih terus berlanjut dan memasuki bulan pertama.

Israel dan Hamas masih menolak untuk melakukan gencatan senjata dengan berbagai alasan.

Israel bersedia melakukan gencatan senjata asalkan Hamas bersedia melepaskan seluruh sandera.

Sebaliknya, Hamas menolak melepaskan sandera jika Israel masih terus melakukan serangan ke Gaza.

Baca juga: Satu Unit Rumah Mewah di Lamdom Banda Aceh Terbakar

Gedung Putih pada hari Kamis (9/11/2023) mengumumkan bahwa Israel bersedia memberikan jeda singkat selama empat jam sehari dalam perang di Gaza.

Jeda singkat itu diberikan agar warga sipil bisa melarikan diri dari medan perang.

Israel mengatakan pihaknya belum menyetujui gencatan senjata apa pun, namun akan terus memberikan jeda singkat dan terbatas agar bantuan kemanusiaan dapat masuk.

"Tidak ada gencatan senjata, saya ulangi, tidak ada gencatan senjata.

Apa yang kami lakukan, jangka waktu empat jam itu, adalah jeda taktis dan bersifat lokal untuk bantuan kemanusiaan," kata juru bicara militer Israel Richard Hecht.

Baca juga: Israel Terus Bombardir Rumah Sakit di Gaza, Nyawa Bayi-bayi Terancam

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Korea Utara: Amerika Serikat adalah Penjual Peperangan", 

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved