Breaking News

Perang Gaza

Serangan Rudal dan Penembak Jitu Bikin Dua Rumah Sakit Terbesar di Gaza Berhenti Beroperasi

Sementara itu Menteri Kesehatan Gaza Mai al-Kaila mengatakan kepada kantor berita Wafa bahwa staf rumah sakit di Rumah Sakit Al-Shifa sedang berjuang

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/instagram
Mohammad Alawawda, manajer media di Kementerian Kesehatan, mengatakan kepada Anadolu bahwa 39 anak di bangsal perawatan Rumah Sakit Al-Shifa berisiko meninggal, dan satu bayi meninggal akibat kekurangan oksigen. 

SERAMBINEWS.COM - Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah memperingatkan situasi yang “mengerikan dan berbahaya” di rumah sakit di Gaza, dengan mengatakan bahwa semakin banyak pasien, termasuk bayi prematur yang meninggal “secara tragis”.

Dua rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa dan Al-Quds, keduanya telah ditutup. Penembak jitu Israel terus menembaki siapa pun di dekat Rumah Sakit Al-Shifa, menjebak ribuan orang di dalamnya.

Sementara itu Menteri Kesehatan Gaza Mai al-Kaila mengatakan kepada kantor berita Wafa bahwa staf rumah sakit di Rumah Sakit Al-Shifa sedang berjuang untuk menguburkan sedikitnya 100 orang yang tewas dalam beberapa hari terakhir menyusul pemboman tanpa henti oleh Israel di wilayah kantong yang terkepung.

Baca juga: LAGI Israel Serang Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, Unit Kardiologi Rusak Parah

Situasi ini membahayakan kesehatan para pekerja rumah sakit yang juga harus menghadapi penumpukan limbah medis di dalam kompleks rumah sakit, katanya.

Rumah Sakit Al-Shifa telah menutup pintunya bagi pasien baru, meski masih terus menangani ribuan pengungsi yang juga berlindung di sana.

Menurut laporan, penembak jitu Israel telah menembaki siapa pun di dekat rumah sakit.(*)

Baca juga: Jokowi Siap Sampaikan Hasil KTT Luar Biasa OKI kepada Joe Biden: Israel Harus Bertanggung Jawab

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved