Soal Rohingya, Nasir Djamil Sentil IOM & UNHCR dan Sebut Ada Keganjilan pada Keamanan Laut Indonesia

Ada sesuatu yang ganjil, sehingga para pengungsi Rohingya itu tidak terdeteksi saat memasuki perairan Aceh.

Penulis: Yocerizal | Editor: Yocerizal
For Serambinews.com
Anggota Komisi III DPR-RI asal Aceh, M Nasir Djamil 

Laporan Yocerizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Anggota DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil meminta Pemerintah Pusat agar menegur IOM (International Organization for Migration ) dan UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees).

Menurut Nasir Djamil, kedua organisasi dunia tersebut tidak serius dalam menangani pengungsi Rohingya di Aceh.

Hal tersebut disampaikan Nasir Djamil dalam rapat Komisi III DPR RI bersama Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna Laoly, Selasa (21/11/2023).

“Dan tolong jewer kuping IOM dan UNHCR, karena mereka tidak serius menangani pengungsi Rohingya. Hanya mendata, memberi makan, dan lain sebagainya,” pinta Nasir Djamil kepada Menkumham.

Menurut Anggota DPR RI asal Aceh ini, masyarakat Aceh saat ini gamang karena Pemerintah Pusat tidak memiliki sikap yang jelas.

Di satu sisi masyarakat Aceh ingin menerima karena alasan kemanusiaan, tetapi di sisi lain tidak ada sikap yang jelas dari Pemerintah, sehingga masyarakat Aceh menolak.

Nasir Djamil sebelumnya juga meminta agar para imigran Rohingya yang berada di Aceh saat ini agar dipindahkan.

Nasir Djamil menyebutkan, di Aceh saat ini sudah ada 1.233 pengungsi Rohingya yang tersebar di beberapa titik, di Kabupaten Pidie, Aceh Utara, dan Bireuen.

“Dulu awalnya memang masyarakat di sana (Aceh) menerima dengan tangan terbuka,” ujarnya.

“Tetapi lama kelamaaan kami melihat ada sesuatu yang ganjil dari kehadiran mereka di Aceh,” tambah Nasir Djamil.

Selain itu, juga ada banyak hal yang terjadi yang kemudian menyeret beberapa warga Aceh ke ranah hukum dan mereka sudah dihukum karena ikut terlibat dalam perdagangan manusia.

Karena itu, Nasir Djamil berharap kepada Menkumham Yasonna Laoly agar bisa menyampaikan kepada Bapak Presiden dan kepada Menkopolhukam agar memindahkan mereka segera dari Aceh.

Baca juga: Semua Rumah Sakit di Utara Jalur Gaza Berhenti Beroperasi, Termasuk RS Indonesia

Baca juga: Netanyahu: Setelah Pembebasan Sandera, Israel Lanjut Perangi Hamas di Gaza

Baca juga: Nasir Djamil Minta Presiden Pindahkan Rohingya dari Aceh, Tempatkan di Pulau Kosong

“Pindahkan mereka (Rohingya) segera Pak. Bukan karena kami tidak mau menerima, tapi pindahkanlah mereka segera,”

“Kemana saja, apakah ke pulau yang masih kosong di Nusantara ini atau dimana,” pinta Nasir Djamil.

Keamanan Laut

Dalam kesempatan terpisah, kepada Serambinews.com, Nasir Djamil juga menyinggung lemahnya pengamanan laut Indonesia.

Menurutnya ada sesuatu yang ganjil, sehingga para pengungsi Rohingya itu tidak terdeteksi saat memasuki perairan Aceh.

“Apakah ini pembiaran atau nggak mampu membendung. Atau juga dibiarkan masuk dengan alasan kemanusiaan,” pungkasnya.

Baca juga: VIDEO Agus Subiyanto Resmi Dilantik Sebagai Panglima TNI di Istana Negara

Baca juga: Waspadai, Gejala Diabetes pada Anak yang Sering Tak Disadari Orang Tua

Baca juga: 3 Bulan Tak Gajian, Petugas Kebersihan Buang 20 Ton Sampah ke Kantor Bupati

Seperti diketahui, dalam satu minggu sudah ada empat gelombang pengungsi Rohingya yang masuk ke Aceh.

Gelombang pertama masuk pada Selasa (14/11/2023) di pesisir pantal Gampong Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, sebanyak 200 orang, enam di antaranya melarikan diri.

Kemudian pada Rabu (15/11/2023), sebanyak 147 orang mendarat di kawasan pantal Beurandeh, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie.

Lalu pada Minggu (19/11/2023), sebanyak 495 orang masuk melalui Kabupaten Pidie, Bireuen, dan Aceh Timur.

Terakhir, sebanyak 200 orang mendarat di Sabang pada Selasa (21/11/2023). Ini merupakan kali pertama imigran Rohingya masuk Indonesia melalui Sabang.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved