Pojok UMKM
Berbagai Resource Datang ke Takengon
Akang Murdani menyarankan agar perajin kain motif Gayo dapat menciptakan souvenir motif khas Gayo yang sesuai dengan tema PON
SERAMBINEWS.COM,CANBERRA – Mahasiswa Program Doktor pada Jurusan International Development, Faculty Art and Design, University of Canberra, Australia, Teuku Murdani, mengatakan even PON XXI 2024 akan mendatangkan berbagai resource,
terutama sumber keuangan, ke Aceh Tengah.
“Berbagai elemen, mulai atlet, official, penggemar olahraga yang datang dipastikan membawa uang. Mereka menggunakan uang untuk penyewaan penginapan, konsumsi, oleh-oleh dan sebagainya. Pemberdayaan masyarakat akan berlangsung di Takengon,” kata Murdani via telepon seluler, Kamis (23/11/2023).
Baca juga: ORO Coffee Gayo Tawarkan Kopi Pilihan untuk Tamu PON 2024
“Even PON akan berdampak positif bagi ekonomi masyarakat kecil. Pedagang kopi, perajin kain kerawang Gayo, petani buah semuanya akan menerima dampak ekonomi,” ujar pria yang akrab disapa Akang ini.
Akang Murdani menyarankan agar perajin kain motif Gayo dapat menciptakan souvenir motif khas Gayo yang sesuai dengan tema PON guna dipasarkan sebagai oleh-oleh kepada pengunjung.
Menurut Murdani, Pemkab Aceh Tengah perlu memaksimalkan dalam mempersiapkan masyarakat Gayo guna mengisi ruang-ruang ekonomi yang tersedia. “Masyarakat perlu dilatih dalam mempersiapkan usaha-usaha mikro dan kecil yang kreatif sehingga memiliki daya tarik bagi tamu,” sebut Murdani yang juga tercatat sebagai dosen Prodi Pemberdayaan Masyarakat Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Murdani menyarankan garapan utama usaha mikro dan kecil yang perlu dioptimalkan adalah dalam aspek khas yang hanya ada di Tanah Gayo. “Kopi sudah pasti diincar oleh tamu di Gayo, selain wisata buah-buahan. Kopi perlu disediakan dengan berbagai cita rasa,” kata dia.
Baca juga: Ratusan Home Stay di Takengon Siap Sukseskan PON XXI
Tidak hanya itu, Murdani menyarankan jika perlu ada usaha lain yang dapat digarap oleh masyarakat kecil, misalnya jasa belajar menunggang kuda. Even pacuan kuda dengan jasa belajar menunggang kuda dianggap sangat padu dan khas Tanah Tinggi Gayo.
“Jasa menunggang kuda tak mungkin dilakukan di tempat lain di Aceh, selain Tanah Tinggi Gayo. Ini akan menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat pegunungan Gayo,” ujar alumnus S1 Prodi Bahasa Inggris UIN Ar-Raniry itu.(*)
Kisah Owner Madu Hutan Lusera Gusma Gemayu: Pernah Ditolak, Kini Omzet Capai Belasan Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kisah Rintis Keumamah Cutkak di Sabang, Beromzet hingga Rp 25 Juta dan Siap Tembus Pasar Luar Negeri |
![]() |
---|
Perjalanan Terasi Awaina di Langsa, Berdiri Tahun 1950-an, Hasilkan Omzet hingga Rp 12 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kisah Owner Kj Ratna di Aceh Timur, Buka Usaha Fashion hingga Omzet Capai Rp 30 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Rani Rintis Usaha Dessert di Tengah Kesulitan Ekonomi, Kini Punya Omzet hingga Rp 45 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.