Identitas Tiga Pemuda Palestina Ditembak di Amerika Serikat Ditengah Gencatan Senjata: Kebencian

Meningkatnya sentiment anti-Palestina di AS berujung pada ditembaknya tiga pemuda Palestina oleh warga setempat karena kebencian.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Twitter / Husam Zomlot
Identitas Tiga Pemuda Palestina Ditembak di Amerika Serikat Ditengah Gencatan Senjata: Kebencian 

Identitas Tiga Pemuda Palestina Ditembak di Amerika Serikat Ditengah Gencatan Senjata Hamas-Israel: Kebencian

SERAMBINEWS.COM - Sentimen anti-Palestina telah meningkat di Amerika Serikat (AS) ditengah gencatan senjata antara Hamas di Gaza dan Israel.

Meningkatnya sentiment anti-Palestina di AS berujung pada ditembaknya tiga pemuda Palestina oleh warga setempat karena kebencian.

Ketiga pemuda Palestina itu diidentifikasi sebagai Hisham Awartani, Kinnan Abdel Hamid dan Tahseen Ahmed.

Mereka merupakan mahasiswa dari tiga kampus yang berbeda.

Kinnan merupakan mahasiswa di Haverford College, Hisham berkuliah di Brown University dan Tahseen di Trinity College di Connecticut.

Mereka ditembak di dekat kampus Universitas di Vermont, Kota Burlington, New Jersey, Amerika Serika pada Sabtu (25/11/2023) malam waktu setempat.

Akibat insiden tersebut, Hisham terluka di punggu, Tahseen di dada, dan Kinnan mengalami luka ringan.

Baca juga: Kisah Haq dkk, Relawan di RS Indonesia Gaza Lebih Pilih Tinggal Sama Pasien Ketimbang Mengungsi

Menurut Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab (ADC), dua korban berada dalam perawatan intensif sementara satu orang lainnya sudah diperbolehkan pulang pada Minggu.

“(Kami) sangat tertekan dengan insiden baru-baru ini yang melibatkan tiga lulusan kami,” kata Ramallah Friends School di Tepi Barat yang diduduki, tempat ketiganya belajar, dalam sebuah pernyataan di Facebook.

“Meskipun kami lega mengetahui mereka masih hidup, kami tetap tidak yakin dengan kondisi mereka,”

“Kami menyampaikan rasa duka dan doa kami kepada mereka dan keluarga mereka agar mereka bisa pulih sepenuhnya, terutama mengingat parahnya cedera mereka – karena Hisham tertembak di punggung, Tahseen di dada, dan Kinnan terluka ringan,” ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.

Kepolisian Burlington sedang menyelidiki kemungkinan motifnya, namun mengatakan para korban mengenakan keffiyeh – syal tradisional – dan berbicara bahasa Arab ketika diserang.

Seorang tersangka penembakan telah ditangkap.

Polisi Burlington telah menetapkan tersangka sebagai Jason J Eaton, berusia 48 tahun, laporan BBC.

Rich Price, paman salah satu korban, mengatakan ketiga pria tersebut – semuanya berusia 20-an – usai mengunjungi pesta ulang tahun seorang anak berusia delapan tahun.

“Kurang dari lima menit (setelah) mereka meninggalkan rumah kami, kami melihat sirene dan lampu mobil polisi yang berkedip melewati rumah kami. Dan kami berpikir, ada sesuatu yang terjadi,”

“Tidak kusangka itu keponakanku dan teman-temannya," katanya.

Baca juga: Kebohongan Israel Terungkap Usai Pembebasan Sandera Bocah Usia 9 Tahun, Sang Ayah Ungkap Faktanya

Serangan itu terjadi ketika meningkatnya gelombang Islamofobia dan antisemit , termasuk serangan kekerasan dan pelecehan online, sejak konflik Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober.

Senator Vermont dan mantan calon presiden dari Partai Demokrat, Bernie Sanders, mengecam kekerasan tersebut.

Menulis di X (Twitter), Sanders mengatakan "Sangat mengejutkan dan sangat menyedihkan bahwa tiga pemuda Palestina ditembak di sini di Burlington, Vermont. Kebencian tidak memiliki tempat di sini, atau di mana pun."

Duta Besar Husam Zomlot, kepala Misi Palestina untuk Inggris, mengunggah foto ketiganya di media sosial dan mengatakan “Kejahatan rasial terhadap warga Palestina harus dihentikan.”

Kebencian Jadi Pemicu Kekerasan

Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab (ADC) mengatakan pihaknya telah dihubungi mengenai penembakan tersebut pada Minggu pagi.

Pihaknya meyakini bahwa kejahatan tersebut dimotivasi oleh ketiga korban yang merupakan orang Arab.

“Menurut informasi yang diberikan, ketiga korban mengenakan keffiyeh dan berbicara bahasa Arab,”

“Seorang pria berteriak dan melecehkan para korban, lalu menembak mereka,”

“Mengingat informasi yang dikumpulkan dan diberikan, jelas bahwa kebencian merupakan faktor pendorong penembakan ini,” kata Direktur ADC, Abed Ayoub.

“Kami meminta penegak hukum untuk menyelidikinya. Peningkatan sentimen anti-Arab dan anti-Palestina yang kita alami belum pernah terjadi sebelumnya,

“dan ini adalah contoh lain dari kebencian yang berubah menjadi kekerasan.”

Baca juga: Media Israel Sebut HAMAS Menang dan Berhasil Hentikan Perang di Gaza

Keluarga dari tiga siswa telah mendesak aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut, termasuk memperlakukan ini sebagai kejahatan rasial.

“Kami tidak akan merasa nyaman sampai penembaknya diadili,” kata keluarga tersebut dalam pernyataan bersama.

“Kita perlu memastikan bahwa anak-anak kita terlindungi, dan kejahatan keji ini tidak terulang kembali. Tidak ada keluarga yang harus menanggung rasa sakit dan penderitaan ini.”

Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya sentimen anti-Palestina di AS, dimana politisi Partai Republik dan Demokrat mendukung perang Israel di Gaza meskipun jumlah korban warga Palestina meningkat dan tuduhan kejahatan perang semakin meningkat.

Serangan darat dan udara Israel di Jalur Gaza yang terkepung sejauh ini telah menewaskan lebih dari 15.000 warga Palestina, dan menyebabkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza hancur. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved