Konflik Palestina vs Israel
Hamas dan Israel Sepakat Perpanjang Lagi Gencatan Senjata, Pembebasan Tawanan Masih Berjalan
Israel dan Hamas mencapai kesepakatan di menit-menit terakhir pada Kamis (30/11/2023), untuk memperpanjang gencatan senjata mereka untuk hari ketujuh
Setelah delapan bulan berada di penjara Israel tanpa didakwa atau diproses, Mohammad Salhab Tamimi, 18 tahun, akhirnya dapat kembali ke keluarganya sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang sedang berlangsung.
Wajah kekanak-kanakannya terlihat serius ketika ia memeluk orangtuanya dan berdiri, sedikit bingung, seolah-olah ia tidak yakin apakah ia harus berbicara kepada pers atau tidak.
Laporan Al Jazeera menyebutkan, ia telah melalui banyak hal dalam delapan bulan terakhir yang penuh ketidakpastian, siksaan yang semakin meningkat sejak dimulainya operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober lalu.
Pemberitahuan terakhir oleh penjaga penjara Israel yang melarangnya adalah bahwa dia akan ditangkap kembali dan dimasukkan kembali ke dalam ketidakpastian penahanan administratif jika keluarga dan teman-temannya menunjukkan tanda-tanda merayakan kepulangannya.
"Beritahu teman-temanmu," ujarnya menirukan tentara Israel, "Jika kamu mengadakan perayaan besar, kamu akan kembali ke penjara."
Sembari waspada terhadap pos pemeriksaan militer Israel dan permukiman ilegal di sebelah rumah mereka, keluarganya menyimpan kebahagiaan mereka dalam diam, hanya keluarga dekat dan beberapa paman yang hadir.
Beruntung bagi keluarga itu, senyum tidak menimbulkan suara, dan tidak ada yang bisa menghentikan senyuman di wajah ibunya, Fatima, dan ayahnya, Murshid, ketika mereka memeluk erat "anak kecil" mereka.
Anak laki-laki mereka termasuk di antara kelompok keempat tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara Ofer di dekat Ramallah pada pekan ini.
Hingga menit-menit terakhir, ia tidak tahu pasti apa yang terjadi padanya.
Pada pukul 07.00 pagi (05.00 GMT) pada Senin, 27 November, seorang penjaga di Penjara Rimon meminta Mohammad untuk bersiap-siap dipindahkan ke Penjara Ofer.
Hanya itu, tidak ada alasan mengapa dia dipindahkan. Ia hanya disuruh menanggalkan seluruh pakaiannya, mengenakan baju tahanan berwarna abu-abu, dan mengumpulkan semua barangnya.
"Saya memasukkan pakaian saya ke dalam salah satu amplop plastik dan berjalan ke pintu sel di mana mereka memborgol tangan saya dan memaksa kepala saya menunduk sehingga saya melihat ke tanah," ujarnya.
"Petugas itu kemudian menendang saya dengan keras. Sepatu botnya terbuat dari baja, jadi rasanya seperti meremukkan kaki saya, sangat sakit."
"Dia menyeret saya ke halaman penjara, tetapi saat dia menyeret saya keluar dari penjara, dia berhenti untuk mengambil pakaian saya dan melemparkannya ke dalam ember sampah. Kemudian, sambil memaki-maki saya dengan bahasa yang tidak senonoh, dia menyeret saya keluar," kenang Mohammad dengan suara terbata-bata.
Mohammad dimasukkan ke kendaraan pemindahan tahanan yang dikenal sebagai "bosta", yakni sebuah mobil van dengan jendela yang gelap dan sel yang sempit dengan kursi logam, di mana para tahanan dirantai.
Israel Ultimatum Warga Gaza, Harus Angkat Kaki Sebelum 7 Oktober 2025 |
![]() |
---|
Citra Satelit Ungkap Gerak-Gerik Tank Israel Jelang Pencaplokan, Gaza di Ujung Tanduk |
![]() |
---|
Israel Sengaja Buat Warga Gaza Mati Kelaparan agar Hamas Menyerah atas Perintah Netanyahu |
![]() |
---|
Viral di Medsos, Warga Israel Kesakitan Tertimpa Kulkas Rampasan dari Warga Palestina |
![]() |
---|
Truk Bantuan Terguling di Gaza Timpa Pencari Bantuan, 20 Warga Palestina Tewas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.