Luar Negeri

Serangan Drone Tentara Nigeria Salah Sasaran, 85 Warga Sipil Tewas, Presiden Minta Penyelidikan

Sedikitnya 85 orang warga sipil dipastikan tewas setelah serangan drone militer yang "keliru" dan salah sasaran terjadi pada suatu pertemuan keagamaan

Editor: Faisal Zamzami
Anadolu
Sedikitnya 85 orang dipastikan tewas setelah serangan drone militer yang keliru dan salah sasaran terjadi pada suatu pertemuan keagamaan di barat laut Nigeria, Presiden Nigeria, Bola Tinubu, Selasa (5/12/2023) memerintahkan penyelidikan menyeluruh dan meminta masyarakat tetap tenang. 

Militer Nigeria sering kali melakukan serangan udara dalam melawan kekerasan ekstremis dan serangan pemberontak yang telah merusak keamanan utara Nigeria selama lebih dari satu dekade, seringkali menimbulkan korban sipil, termasuk pada Januari lalu ketika puluhan orang tewas di negara bagian Nasarawa dan pada Desember 2022 ketika puluhan juga meninggal di negara bagian Zamfara.

"Teroris seringkali sengaja menyusup di tengah-tengah pusat populasi sipil," ujar Mayjen Edward Buba, juru bicara Markas Besar Pertahanan Nigeria, Selasa, dalam pernyataan mengenai insiden terbaru.

Analisis sebelumnya telah mengungkapkan keprihatinan tentang kurangnya kerjasama di antara lembaga keamanan Nigeria serta ketidakhadiran upaya yang cukup dalam beberapa operasi khusus mereka di zona konflik.

Salah satu keprihatinan besar adalah berkembangnya penggunaan drone di kalangan lembaga keamanan Nigeria sehingga "tidak ada prinsip panduan kapan ini bisa digunakan," menurut Kabir Adamu, pendiri Beacon Consulting, sebuah perusahaan keamanan berbasis di Abuja, ibu kota Nigeria.

"Militer melihat dirinya agak di atas pertanggungjawaban sipil, seolah-olah," ujar Adamu.

Presiden Nigeria, Bola Tinubu, memerintahkan penyelidikan menyeluruh dan menyeluruh terhadap insiden ini. Namun, penyelidikan semacam itu sering kali diselimuti rahasia dan hasilnya tidak pernah diketahui.

Dalam insiden di Nasarawa pada Januari, ketika 39 orang tewas, Angkatan Udara Nigeria "tidak memberikan informasi yang cukup dan tidak adanya keadilan" atas insiden tersebut, demikian dikatakan oleh Human Rights Watch.

Insiden-insiden semacam itu diperfasilitasi oleh ketidakadilan hukuman bagi petugas atau lembaga yang keliru, menurut Isa Sanusi, direktur Amnesty International di Nigeria.

"Militer Nigeria tidak serius dalam menghadapi konsekuensi... dan warga sipil yang seharusnya dilindungi oleh mereka yang membayar mahal harga dari ketidakmampuan dan kurangnya kehati-hatian," ujar Sanusi kepada The Associated Press saat itu. 

Baca juga: Bertemu Cak Imin, Mahasiswa Bireuen Pertanyakan Kelanjutan Dana Otsus untuk Aceh

Baca juga: Rumah Panggung Milik Po Minah di Pante Bidari Ludes Terbakar, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Baca juga: Fakta-fakta Pengungsi Rohingya: Larikan Diri dari Bangladesh, Satu Orang dapat Rp 124 Ribu per Hari

Kompas.com: 85 Orang Tewas dalam Serangan Drone Salah Sasaran Tentara Nigeria, Presiden Minta Penyelidikan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved