Debat Capres

Saling Buka Kartu di Debat Capres, Anies Sebut Tak Tahan Jadi Oposisi, Prabowo ungkit Pilgub DKI

Salah satu momen tersebut adalah ketika Prabowo Subianto dan Anies Baswedan saling "membuka kartu" satu sama lain.

Editor: Faisal Zamzami
Screenshot/YouTube KPU
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto berinteraksi dalam debat hari ini, di gedung KPU, Selasa (12/12/2023). 

SERAMBINEWS.COM  - Ada beragam momen menarik yang tercipta selama debat perdana calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Selasa (12/12/2023) di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta.

Salah satu momen tersebut adalah ketika Prabowo Subianto dan Anies Baswedan saling "membuka kartu" satu sama lain.

Hal ini bermula ketika Anies mendapatkan pertanyaan dari moderator terkait penguatan partai politik (parpol) yang disebut menjadi salah satu pilar demokrasi di Indonesia.

Dalam jawabannya, Anies sempat menyinggung tiga aspek penting demokrasi yang kini dianggapnya bermasalah. 

"Satu, adanya kebebasan berbicara. Yang kedua, adanya oposisi yang bebas untuk mengkritik pemerintah dan menjadi penyeimbang pemerintah. Yang ketiga, adanya proses pemilu (dan) proses pilpres yang netral yang transparan, jujur, (dan) adil," kata Anies.

Baca juga: Pertanyaan Ganjar Bikin Sewot Prabowo saat Debat Capres, Singgung Pengadilan HAM dan Aktivis Hilang

Prabowo ungkit Pilgub DKI Jakarta 2017

Prabowo menanggapi pernyataan itu dengan mengungkit pencalonan Anies dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.

Menurutnya, pernyataan Anies soal tiga aspek demokrasi yang kini bermasalah, merupakan hal yang berlebihan.

“Mas Anies, Mas Anies, saya berpendapat Mas Anies ini agak berlebihan. Mas Anies mengeluh tentang demokrasi ini dan itu dan ini, Mas Anies dipilih jadi Gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa,” ucap Prabowo.

“Saya yang mengusung Bapak, kalau demokrasi kita tidak sejalan, tidak mungkin Anda jadi gubernur,” lanjutnya.

Menteri Pertahanan itu menilai, pihaknya tak mungkin bisa memenangkan Anies pada Pilgub DKI Jakarta 2017, jika Presiden Joko Widodo seorang otoriter.

Saat Pilgub DKI Jakarta 2017, Gerindra masih berada pada barisan partai oposisi.

Mereka kemudian mengusung Anies untuk melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diusung oleh partai penguasa, PDI-P.

“Saya waktu itu oposisi, Mas Anies. Anda ke rumah saya, kita oposisi, Anda terpilih,” kata Prabowo.

 

Anies ungkap alasan Prabowo masuk pemerintah

Menanggapi hal itu, Anies pun berbalik menyerang Prabowo.

Bahkan, ia sempat mengungkap alasan Prabowo bergabung dengan pemerintah, meski sempat menjadi oposisi selama lima tahun.

“Karena itu, oposisi itu penting dan sama-sama terhormat, sayangnya tidak semua orang tahan untuk menjadi oposisi. Seperti disampaikan Pak Prabowo, Pak Prabowo tidak tahan untuk menjadi oposisi,” ungkap Anies.

“Apa yang terjadi? Beliau sendiri menyampaikan bahwa tidak berada dalam kekuasaan membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha, karena itu harus berada dalam kekuasaan,” tambahnya.

Anies pun menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa kekuasaan merupakan mandat yang diberikan oleh masyarakat.

“Kekuasaan lebih dari soal bisnis, kekuasaan lebih dari soal uang, kekuasaan adalah soal kehormatan untuk menjalankan kedaulatan rakyat,” katanya.

Baca juga: Prabowo Dijadwalkan Kampanye Dua Kali di Aceh, Tanpa Gibran

Anies Sebut Prabowo Tidak Tahan Jadi Oposisi Sebab Bikin Tak Bisa Berbisnis

Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, menyatakan bahwa tidak semua politisi mampu menjadi oposisi pemerintah. Anies mencontohkan sosok capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.

Menurutnya, Prabowo tak tahan jadi oposisi karena hal itu dapat menghambat bisnis.

Ini disampaikan Anies dalam debat perdana Pilpres 2024 yang digelar di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) malam.

“Sayangnya tidak semua orang tahan untuk berada menjadi oposisi. Seperti disampaikan Pak Prabowo, Pak Prabowo tidak tahan untuk menjadi oposisi,” kata Anies disambut sorak sorai pendukungnya.

“Apa yang terjadi? Beliau sendiri menyampaikan bahwa tidak berada dalam kekuasaan membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha, karena itu harus berada dalam kekuasaan,” tuturnya.

Mendengar pernyataan Anies, Prabowo yang juga berdiri di panggung debat menunjukkan ekspresi meledek.

Sementara, Anies terus melanjutkan pernyataannya. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bilang, dalam negara demokrasi, pemerintah dan oposisi sama-sama terhormat.

Dalam proses pengambilan keputusan, oposisi akan memberikan pandangan dan berbeda. Perspektif ini membantu masyarakat memberikan penilaian yang lebih komprehensif.

“Karena itu, oposisi itu penting dan sama-sama terhormat,” ujar Anies.

Anies menambahkan, kekuasaan bukan soal bisnis, tapi menjalankan kedaulatan rakyat.

“Kekuasaan lebih dari soal bisnis, kekuasaan lebih dari soal uang, kekuasaan adalah kehormatan untuk menjalankan kedaulatan rakyat,” tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu disambut riuh tepuk tangan pendukung.

Adapun debat perdana Pilpres 2024 digelar Selasa (12/12/2023) malam di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta Pusat.

Debat dengan peserta tiga capres, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo ini mengangkat tema hukum, HAM, pemberantasan korupsi, dan penguatan demokrasi.

Debat sendiri merupakan salah satu metode kampanye.

Masa kampanye pemilu bakal berlangsung selama 75 hari, terhitung sejak 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.

Baca juga: Radja Nainggolan Tunda Debut 2 Bulan Lagi, Bak Pelatih Beri Instruksi ke Gelandang Bhayangkara FC

Baca juga: Tak Ada Komisioner, KIP Pidie Kewalahan Tangani Tahapan Pemilu

Baca juga: Tak Ada Komisioner, KIP Pidie Kewalahan Tangani Tahapan Pemilu

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Prabowo dan Anies Saling "Buka Kartu" di Debat Capres-Cawapres...",

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved