Info Kesehatan Aceh
Tanda dan Gejala Awal Difteri, Disebabkan Oleh Bakteri, Racunnya Bisa Menyebar ke Jantung dan Saraf
dr Hinki menjelaskan, racun yang dihasilkan oleh bakteri penyebab difteri dapat menyebar melalui aliran darah.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Agus Ramadhan
Penyakit difteri dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya.
Namun satu-satunya pencegahan difteri yang diyakini paling efektif adalah mendapatkan vaksinasi difteri.
Dilansir dari laman resmi Kemenkes, berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah difteri dan penyebarannya.
Baca juga: Ini Gejala Difteri, Bahaya dan Cara Pencegahan Penyakit yang Bisa Mengancam Nyawa Ini
1. Imunisasi DPT
Imunisasi difteri pada anak dilakukan beberapa kali sejak usia bayi.
Imunisasi ini sudah termasuk dalam 15 jenis imunisasi rutin yang merupakan program nasional dari pemerintah.
Imunisasi difteri yang diberikan dalam bentuk kombinasi, terdiri dari vaksin difteri, vaksin tetanus dan batuk rejan (pertusis), atau disebut imunisasi DPT yang dibagi menjadi dua tahap, yakni imunisasi dasar dan lanjutan.
Imunisasi dasar wajib dilakukan dengan pemberian vaksin DPT-HB-Hib sebanyak tiga dosis ketika bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan.
Vaksin ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, meningitis, dan pneumonia yang disebabkan oleh Haemophylus influenzae tipe B.
Setelah menerima 3 dosis imunisasi dasar DPT-HB-Hib, dilanjutkan dengan 1 dosis imunisasi lanjutan DPT HB-Hib pada bayi saat berusia 18 bulan.
Kemudian imunisasi difteri lanjutan diberikan sebanyak tiga kali bagi anak usia sekolah dasar.
Imunisasi difteri lanjutan ini mencakup 1 dosis imunisasi DT pada anak kelas 1 SD, dan imunisasi Td pada anak kelas 2, dan 5.
Tidak hanya pada anak-anak, imunisasi juga perlu dilakukan oleh orang dewasa.
Sebab kekebalan dari vaksin lama kelamaan akan berkurang, serta tidak menutup kemungkinan orang dewasa bisa menjadi carrier (pembawa) kuman difteri tanpa menunjukkan gejala.
Sebagai vaksin penguat atau tambahan bagi orang dewasa biasanya diberikan pada usia produktif (15-39 tahun).
Baca juga: 76 Persen Penderita Kasus Difteri di Aceh Tak Imunisasi
Baca juga: Kasus Difteri di Aceh Terus Meningkat, Penyebabnya Karena Rendahnya Cakupan Imunisasi pada Bayi
2. Konsultasi dengan Dokter
Konsultasikan dengan dokter jika anak belum mendapatkan vaksin DPT, terutama jika sudah berusia lebih dari 7 tahun
3. Antibiotik
Selain untuk mengatasi difteri, antibiotik juga dapat diberikan pada orang yang kontak dekat dengan penderita sebagai pencegahan.
Pencegahan difteri juga dapat dilakukan dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta menerapkan protokol kesehatan terutama memakai masker dan menjauhi kerumunan.
Jika mendapati anak mengalami gejala penyakit difteri, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk segera mendapatkan penanganan. (*)
Ini Gejala dan Bahaya Difteri, Penyakit Menular yang Menyerang Tenggorokan dan Pernapasan |
![]() |
---|
Ternyata Begini Cara Difteri Menular, Orang Tua Wajib Waspada |
![]() |
---|
Apa Penyebab Difteri? Simak Langkah-Langkah Pencegahannya, Ingat! Penyakitnya Sangat Mudah Menular |
![]() |
---|
Bila Kena Penyakit Difteri, Ini yang Harus Dilakukan |
![]() |
---|
76 Persen Penderita Kasus Difteri di Aceh Tak Imunisasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.