SBY Saweu Aceh

SBY Pesan ke Prabowo untuk Jaga Perdamaian Aceh: Prosesnya Panjang dan Mengalami Pasang Surut

SBY berpesan kepada Prabowo dan Pemerintah Aceh jika mengemban amanah untuk memimpin bangsa, agar tetap menjaga perdamaian yang sudah terjalin.

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
Presiden Ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menghadiri peringatan 19 tahun Tsunami Aceh di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Selasa (26/12/2023). 

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Presiden RI Ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpesan kepada Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto agar tetap menjaga perdamaian Aceh dan melanjutkan legacy darinya jika terpilih menjadi presiden pada Pemilu 2024 mendatang.

Hal itu dikatakan SBY ketika kegiatan silaturahmi dan doa bersama dengan para ulama memperingati 19 tahun Tsunami Aceh di Hermes Palace Hotel, Selasa (26/12/2023).

Saat peristiwa tsunami itu, dia baru dua bulan mengemban amanah sebagai Presiden RI.

Saat peristiwa itu juga, konflik di Aceh masih bergejolak.

Selain melakukan penanganan tsunami, ujar SBY, juga menemui kedua belah pihak yang bertikai dan mengajak untuk mengakhiri konflik.

“Mari kita akhir konflik secara adil dan bermartabat,” pesan saya ketika itu.

“Dirinya kemudian menginstruksikan kepada seluruh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menurunkan senjata, dan fokus menyelamatkan para korban.

"Waktu peristiwa tsunami, saya minta TNI untuk meletakkan senjatanya. Mari bahu-membahu membantu saudara yang menjadi korban. Saya yakin dari GAM juga saat itu melakukan hal yang sama,” kata SBY.

Karena hal itu pula, ia juga berpesan kepada Prabowo dan Pemerintah Aceh jika mengemban amanah untuk memimpin bangsa, agar tetap menjaga perdamaian yang sudah terjalin.

Sebab, menurut dia, untuk mencapai kesepakatan damai antara kedua belah pihak yang bertikai bukanlah perkara yang mudah.

Dirinya mengenang ketika dahulu marathon menemui tokoh masyarakat dan ulama Aceh untuk membicarakan perdamaian tersebut.

“Perdamaian Aceh tidak datang dengan sendirinya. Prosesnya panjang, mengalami pasang dan surut,” urainya.

“Saya menjadi salah satu pelaku sejarah, untuk memohon dan petunjuk kepada alim ulama untuk melahirkan perdamaian ini,” kenang SBY.

SBY mengungkapkan, hampir semua kabupaten/kota di Aceh ia datangi untuk bertemu ulama, tokoh masyarakat, dan masyarakat luas yang berharap untuk konflik ini dihentikan.

Bahkan ia juga berangkat keluar negeri untuk memohon dukungan perdamaian tersebut. Puncaknya terjadi pada perjanjian Helsinki.

"Kita harap generasi ke depan dapat membuat Aceh lebih damai dan lebih maju,” pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto mengatakan, sosok Presiden RI Ke-6, SBY mampu melaksanakan suatu proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana tsunami 19 tahun silam dalam mengendalikan saat-saat genting.

Karena bencana tsunami itu salah satu yang sangat besar terjadi, tidak hanya untuk Indonesia, namun dunia.

Selain itu, kata Prabowo, SBY  juga membuat terobosan yang luar biasa,  Aceh mencapai perdamaian untuk menyelesaikan konflik yang sudah terjadi 32 tahun lamanya. 

“Karena dalam tragedi bencana itu juga, Pak SBY juga berinisiatif untuk mendudukan kedua belah pihak yang dulunya bertikai saat konflik Aceh, dan sepakat menjalankan perdamaian,” tukasnya.

Karena hal itu, ada banyak pelajaran yang bisa diambil atas langkah yang diambil SBY.

Antara lain, semua pihak harus bersatu dan mengerahkan semua kekuatan untuk kepentingan rakyat. 

Di mana sekarang ada kebangkitan di Aceh usai perdamaian tersebut.

Sehingga Aceh potensinya sebagai bagian yang esensial dari keluarga besar NKRI. 

“Harapan masyarakat ke depan, kita akan terus memperhatikan kepentingan rakyat di Aceh. Sehingga Aceh terus damai, aman, makmur bersama seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved