SBY Saweu Aceh

Ulama Aceh Ingin Prabowo Lanjutkan Legacy SBY, Tgk Mustafa Sarong: Tidak Terputus di Tengah Jalan

"Artinya tidak terputus di tengah jalan. Mudah-mudahan Bapak Prabowo jadi presiden. Tolong dicatat ini harapan ulama dan rakyat Aceh,” ungkapnya.

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Saifullah
SERAMBI/INDRA WIJAYA
Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto saat memberikan sambutan pada silaturahmi dan doa bersama ulama, serta tokoh masyarakat Aceh di Hermes Hotel, Selasa (26/12/2023). 

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Tokoh Ulama Aceh, Tgk Mustafa Sarong atau Walidi mengatakan, pihaknya senantiasa berharap melalui Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo agar perdamaian Aceh tetap terjaga.

Harapan ini disampaikan ulama Aceh dalam kegiatan silaturahmi dan doa bersama Prabowo Subianto dengan ulama dari kabupaten/kota di Aceh.

"Artinya tidak terputus di tengah jalan. Mudah-mudahan Bapak Prabowo jadi presiden. Tolong dicatat ini harapan ulama dan rakyat Aceh,” ungkapnya.

Melalui Prabowo, ia mengharapkan, Aceh nyaman, aman, damai dan tentram.

Selain itu, , Tgk Mustafa Sarong juga mengucapkan terima kasih kepada SBY yang terus memperhatikan nasib rakyat Aceh semenjak menjabat sebagai Menkopolhukam dan jadi Presiden, dan hingga sekarang.

“Mudah-mudahan apa yang sudah dilakukan untuk Aceh tidak putus di tengah jalan,” pintanya.

“Kepada Pak Prabowo, jika terpilih jadi presiden tolong bapak jalankan apa yang sudah dicetus oleh Pak SBY,” ucap Walidi.

“Budi baik Pak SBY untuk Aceh tetap kami kenang,” pungkasnya.

Kenangan AHY di Aceh

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengenang masa-masa tahun 2002-2003, saat pertama kali ia bertugas di Aceh.

Pada tahun itu, situasi Aceh masih membara akibat konflik yang sudah berlangsung puluhan tahun.

Walaupun kurang lebih satu tahun, AHY mengaku, dirinya kerap berada di hutan dan di gunung bertemu masyarakat.

Ia merasakan duka nestapa masyarakat Aceh yang terjepit akibat dampak dari dua belah pihak yang bertikai.

"Ekonomi tidak tumbuh, rakyat hidupnya sulit lantaran situasinya tidak menentu. Karena mereka hidup serba ketakutan,” cerita AHY yang kala itu masih bertugas di Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved