Pengungsi Rohingya

Pakai Almamater Kampus Al Washliyah usir Rohingya, PEMA: Bukan Seruan Kami

Pakai jas almamater Kampus Al Washliyah saat mengusir pengungsi Rohingya dari Balai Meuseuraya Aceh, PEMA kampus setempat sampaikan klarifikasi.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HENDRI ABIK
Pakai jas almamater Kampus Al Washliyah saat mengusir pengungsi Rohingya dari Balai Meuseuraya Aceh pada Rabu (27/12/2023), PEMA kampus setempat sampaikan klarifikasi. 

Ketua BEM USK itu menjelaskan, pihaknya memang melaksanakan demonstrasi di depan Kantor Gubernur Aceh, namun pada Jumat (22/12/2023) lalu.

Aksi damai terkait permasalahan pengungsi Rohingya itu dikatakannya, berhasil membuka ruang dialog antara BEM USK dengan PJ Gubernur Aceh.

Pihaknya berdialog untuk mencari solusi terbaik dengan mengedepankan kemaslahatan rakyat Aceh.

"Sehingga tidak akan ada aksi demonstrasi lanjutan dari BEM USK," kata Habil.

Kemudian, dia juga menegaskan kalau BEM USK dan mahasiswa USK tidak terlibat dan ikut-ikutan dalam aksi penolakan pengungsi Rohingya di Gedung BMA beberapa hari lalu.

Aksi tersebut ditandai dengan pemindahan paksa para pengungsi Rohingya dari gedung Balai Meuseuraya ke Kanwil Kemenkumham Aceh pada Rabu 27 Desember 2023.

Pihaknya menegaskan, BEM USK menolak segala bentuk aksi yang menyebabkan kerusuhan tanpa mengabaikan kemaslahatan rakyat Aceh terkait penyelesaian pengungsi Rohingya.

"BEM USK menolak segala bentuk aksi yang menyebabkan kerusuhan," kata Habil.

"Termasuk penerobosan dan penyerbuan terhadap para pengungsi Rohingya," tambahnya.

HMI Banda Aceh Sebut Tak Cerminkan Kaum Terpelajar

Sementara hal yang sama disampaikan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banda Aceh.

Pihaknya menyayangkan sikap arogansi sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam payung BEM Nusantara di BMA Banda Aceh, Rabu (27/12/2023) lalu.

Ketua Umum HMI Cabang Banda Aceh, Zuhal Rizki MF mengatakan, seyogyanya mereka sebagai salah satu elemen dari kaum intelektual yang kritis tidak menghilangkan rasa empati dan sisi kemanusiaannya.

Berbagai umpatan dan narasi hinaan dilontarkan oleh massa aksi kepada pengungsi tersebut, harusnya dipikirkan terlebih dahulu.

Apalagi mereka juga menendang dan melempar barang-barang milik pengungsi tersebut. Hal ini para pendemo menurutnya seperti sekumpulan mamalia.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved