Berita Aceh Besar
Cold Storage, 'Angin Segar' Nelayan Pulo Aceh di Pulau Terluar
Dengan kehadiran cold storage itu, sedikit membantu para nelayan untuk mendapat pasokan es demi kesegaran hasil tangkapannya.
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Nurul Hayati
Dengan kehadiran cold storage itu, sedikit membantu para nelayan untuk mendapat pasokan es demi kesegaran hasil tangkapannya.
Laporan Indra Wijaya | Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO – Faisal (32) nelayan dari Gampong Gugop, Kemukiman Pulo Breuh, Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar sibuk menyiapkan tali kail miliknya.
Perahu yang sebelumnya ditambatkan di dermaga, mulai siapkan untuk berangkat melaut.
Dia bersama temannya, Hamdi berangkat pagi buta untuk pergi menangkap ikan di daerah sekitar.
Maklum saja, Kecamatan Pulo Aceh merupakan salah satu daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) Indonesia.
Wilayahnya menghadap langsung perairan Selat Benggala.
Mayoritas masyarakat di sini sehari-hari berprofesi sebagai nelayan.
Pulo Aceh terbagi dalam dua kemukiman yang dibatasi oleh dua pulau, yakni Pulau Breueh dan Pulau Nasi.
Di Kemukiman Pulo Nasi terdapat lima desa dan Pulau Breuh sebanyak 12 desa.
Untuk bisa pergi ke Kecamatan Pulo Aceh, memerlukan waktu 45 menit hingga 2 jam menggunakan kapal nelayan dan Ferry Papuyu dari Pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh.
Jadwal untuk bisa ke pulau tersebut bergantung pada kondisi cuaca.
Mayoritas masyarakat di sana berprofesi sebagai nelayan, ada juga sebagian diantaranya memanfaatkan lahan kosong untuk bertani.
Faisal salah satunya.
Baca juga: Panglima Laot Minta Nelayan Awasi Kapal Asing Rohingya Masuk ke Perairan Aceh Barat
Ayah dua anak ini setiap pagi berangkat pergi melaut, untuk menambah taraf ekonomi keluarganya.
Hasil dari tanggapan itu nantinya akan dijual ke Banda Aceh.
Namun, terkadang dirinya menghadapi kendala ketika mendapat tangkapan ikan yang banyak.
Dia dan nelayan di pulau tersebut, kesulitan untuk mendapat es balok yang digunakan agar kondisi ikan tetap segar.
Ketersedian es balok dengan jumlah besar sangat sulit didapat di pulau tersebut.
Untuk mencukupi stok es, nelayan di sana kerap beberapa kali harus mengambilnya dari Banda Aceh.
Beruntung di daerah itu kini dibangun cold storage berbasis tenaga surya yang berada di Gampong Gugop, Kecamatan Pulo Aceh.
Baca juga: VIDEO VIRAL Nelayan BERTINDAK, Halau Pengungsi Rohingya di Perairan Aceh, Pemerintah Kalah Cepat
Fasilitas ini merupakan bantuan CSR (Corporate Social Responsibility) PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pulo Aceh khususnya, para nelayan melalui peningkatan kualitas hasil tangkapan dengan pemanfaatan energi terbarukan.
Dengan kehadiran cold storage itu, sedikit membantu para nelayan untuk mendapat pasokan es demi kesegaran hasil tangkapannya.
Sekretaris Desa Gugop, Buwaizi SPd mengakan, cold storage itu menjawab keluhan masyarakat Pulo Aceh tidak pernah jauh-jauh dari masalah ketersediaan es.
Dengan adanya gudang pembekuan itu, nelayan dan masyarakat begitu terbantu untuk menyimpan hasil tangkapannya.
“Masyarakat akan memanfaatkan fasilitas ini sebaik dan semaksimal mungkin untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Pulo Breuh,” katanya.
Pulo Aceh memiliki potensi ekonomi, wisata, serta kekayaan alam yang melimpah.
Baca juga: Usir Kapal Bawa Rohingya di Perairan Pidie, Ini yang Dilakukan Nelayan, Pj Bupati Sesalkan UNHCR
Namun, di sisi lain masyarakat Pulo Aceh masih jauh dari kategori sejahtera.
Area yang mengalami dampak cukup parah saat tsunami 2004 silam ini juga merupakan titik utama dalam upaya konservasi penyu.
“Kekayaan laut yang dimiliki Pulo Aceh tidak diimbangi dengan sarana penyimpanan yang memadai. Memanfaatkan tenaga surya menjadi penunjang yang sangat kami butuhkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Yayasan Aceh Hijau, Syarifah Marlina AlMazhir, cold storage itu diresmikan pada 21 Desember 2023 lalu.
Dia mengatakan, mengatakan potensi sekaligus tantangan nelayan Pulo Aceh yang melatarbelakangi program pengadaan sarana cold storage tenaga surya ini.
Fasilitas penyimpanan sederhana berupa cold storage Tenaga Surya diharapkan dapat membantu masyarakat nelayan untuk meningkatkan daya tawar dalam menjual hasil tangkapan.
Selain itu, panel surya dengan kapasitas 5.5 KWP tersebut dapat menghasilkan daya listrik lebih dari 5000 watt.
Dimana penggunaan utamanya ditujukan untuk mengoperasikan 3 unit freezer dengan total kapasitas 800 liter dan dapat menampung hingga 800 Kg ikan.
Untuk tujuan penggunaan ini, baru menyerap 0.5 KWP.
“Sehingga masih ada 5.0 KWP yang dapat dapat dimanfaatkan untuk efisiensi operasional koperasi dan pengembangan usaha koperasi seperti pabrik es balok dan layanan charging baterai dan lampu kapal nelayan,” pungkasnya.
Hal serupa juga dikatakan oleh CSR Manager PT SMI Hendriko.
Dia mengatakan, pihaknya diberi mandat untuk menjadi penggerak transisi pembangkit listrik berbasis fosil menjadi pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan.
Cold storage berbasis tenaga surya tersebut diharapkan menjadi awal untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan hasil tangkapan ikan.
“Nanti bisa dikelola dengan baik itu akan menjadi nilai tambah sehingga pendapatan warga akan juga lebih baik,” tutupnya.(*)
Baca juga: Cuaca Buruk, Hasil Tangkapan Nelayan di Aceh Timur Menurun
SD Negeri 1 Pagar Air, Aceh Besar Raih Penghargaan Adiwiyata Tingkat Kabupaten, Kunjungi SMK SMTI |
![]() |
---|
Percepat Distribusi, Wagub Launching BUMG Penyalur Pupuk Subsidi di Gampong Aneuk Glee |
![]() |
---|
Ibu dan Anak Meninggal Dunia Usai Terlindas Bus PMTOH di Lampeuneurut Aceh Besar |
![]() |
---|
Sambut HUT Ke-80 RI, 500 Siswa dan Santri Darul Hikmah Kajhu Aceh Besar Ikut Pawai Proklamasi |
![]() |
---|
Tak Dapat TPP Hingga Kurangnya Obat-obatan, Perwakilan Puskesmas di Aceh Besar Mengadu ke Bupati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.