Luar Negeri

Serangan Udara di Baghdad Irak Tewaskan 4 Orang, Termasuk Abou Taqwa Komandan Brigade Al-Nujaba

Seorang juru bicara kelompok itu mengatakan tiga pejuang mereka tewas, termasuk seorang komandan lokal di al-Nujaba, Taleb Al-Saidi atau Abou Taqwa.

Editor: Faisal Zamzami
AlArabiya
Taleb Al-Saidi (Abou Taqwa). Pejabat senior PMF Irak terbunuh dalam serangan udara di Baghdad pada hari Kamis (4/1/2023). 

 Serangan udara ini disebut menyasar mobil yang dikendarai Abu Taqwa saat hendak masuk ke garasi salah satu markas PMF di Baghdad.

Sejak perang Israel-Gaza meletus, markas-markas pasukan koalisi AS di Irak dan Suriah kerap diserang milisi-milisi pro-Iran. 

Kelompok-kelompok milisi ini mengaku menyerang sebagai balasan atas dukungan AS terhadap kampanye berdarah Israel yang membunuh lebih dari 22.000 jiwa di Jalur Gaza.

 

Bulan lalu, Amerika Serikat melancarkan serangan udara balasan di Irak setelah serangan pesawat tak berawak oleh militan yang bersekutu dengan Iran, menyebabkan satu anggota militer AS berada dalam kondisi kritis dan dua lainnya terluka.

Militer AS telah diserang setidaknya 100 kali di Irak dan Suriah sejak perang Israel-Hamas dimulai pada bulan Oktober, biasanya dengan kombinasi roket dan drone serang satu arah.

Media Lebanon Al Mayadeen melaporkan bahwa serangan itu dilakukan dengan menggunakan empat roket, tiga di antaranya diluncurkan secara bersamaan.

Roket keempat mengenai mobil Al-Saidi, yang dikenal sebagai "komandan distrik Baghdad" dalam al-Nujaba.

Menurut sebuah laporan, organisasi payung milisi di Irak yang disponsori negara, Popular Mobilization Forces (PMF), mengumumkan peningkatan kewaspadaan di seluruh komandonya setelah serangan tersebut.

Al-Nujaba adalah brigade ke-12 dari Popular Mobilization Forces, yang merupakan bagian dari proksi Iran.

AS belum mengkonfirmasi tuduhan Irak bahwa merekalah yang melakukan serangan tersebut.

Baca juga: VIDEO Pasukan Perlawanan Irak Jatuhkan Drone ke Markas Militer Amerika di Suriah

Axis of Resistance atau Poros Perlawanan Iran

Mengutip NPR, “Poros perlawanan” adalah aliansi informal yang mencakup kelompok Muslim Sunni dan Syiah serta pemerintah di Yaman, Suriah, Lebanon, Gaza dan Irak, dengan perbedaan dan tingkat kedekatan yang berbeda-beda satu sama lain dan dengan Iran.

Rezim Iran dan Pasukan Quds, yang merupakan bagian dari Korps Garda Revolusi Iran, telah mengembangkan jaringan ini lebih banyak atas dasar perlawanan bersama terhadap negara-negara Barat dan Israel.

Porosnya mencakup kelompok militan Lebanon dan partai politik Syiah Hizbullah, rezim Suriah dan milisi Syiah di Suriah, yang dibangun dan dilatih oleh Iran.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved