Konflik Palestina vs Israel

Hamas Siarkan Video Warga Israel yang Disandera, Minta Netanyahu Hentikan Perang

Pada hari yang sama, juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, menegaskan Israel gagal mencapai tujuannya atau membebaskan sandera di Jalur Gaza.

Editor: Faisal Zamzami
X
Dari kiri ke kanan: Noa Argamani (26), Yossi Sharaabi (53), dan Tais Versky (38). Mereka adalah tiga warga Israel yang disandera oleh Hamas di Jalur Gaza. Ketiganya muncul dalam video yang dirilis Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada hari ke-100 perang Israel-Hamas pada Minggu (14/1/2024). 

Sementara sisanya masih berada dalam bahaya besar setiap saat karena agresi Israel yang masih berlanjut.

“Kami mendapat informasi dari beberapa pihak di garis depan perlawanan bahwa mereka berusaha memperluas serangan terhadap musuh dalam beberapa hari mendatang mengingat berlanjutnya agresi terhadap Gaza,” tambahnya.

Baca juga: Pidato Abu Ubaida Tepat 100 Hari Perang Hamas-Israel di Gaza: Sebut Kemenangan Palestina Sudah Dekat

 

Hamas sebelumnya mengatakan, mereka kehilangan kontak dengan beberapa sandera ketika pasukan Israel menembaki Gaza dan menduga ada yang tewas dalam serangan itu.

Pada awal perang, Hamas juga mengancam akan mengeksekusi sandera sebagai balasan atas serangan militer Israel.

Namun, Israel umumnya menolak menanggapi pesan publik Hamas mengenai para sandera dan menganggapnya sebagai perang psikologis.

Menurut petugas forensik di Kementerian Kesehatan Israel yaitu Hagar Mizrahi dalam wawancara di stasiun tv lokal pada 31 Desember 2023, otopsi para sandera yang tewas tidak menemukan penyebab yang sesuai dengan pernyataan Hamas bahwa mereka terbunuh dalam serangan udara.

Akan tetapi, Israel tidak menepis kemungkinan risiko yang terjadi dengan para sandera akibat serangan mereka dan mengeklaim telah mengambil langkah pencegahan. "Operasi militer memerlukan waktu.

Kami harus bertindak tepat, dan kami menyesuaikannya dengan ancaman dan sandera yang ada di lapangan," kata juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari pada Minggu (14/1/2024).

Dari sekitar 240 warga Israel yang ditawan Hamas sejak perang pada 7 Oktober 2023, sekitar separuhnya sudah dibebaskan saat gencatan senjata pada November.

Israel berujar, 132 orang masih disandera di Gaza dan 25 di antaranya tewas dalam tahanan.

Beberapa kerabat sandera kemudian meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan gencatan senjata lagi atau menghentikan perang.

Adapun Netanyahu berjanji akan terus berperang sampai Hamas hancur, yang menurutnya bakal memungkinkan pembebasan para sandera.

Pada Desember 2023, Netanyahu mengatakan di parlemen bahwa dia meminta Beijing membantu membebaskan Noa Argamani, yang ibunya yaitu Liora adalah warga China.

Liora Argamani menderita penyakit mematikan dan memohon agar bisa bertemu putrinya, Noa, sebelum meninggal.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved