Breaking News

Berita Banda Aceh

Stabilkan Harga Ikan, Pemerintah Aceh Optimalkan Pemanfaatan Cold Storage

“Alhamdulillah dengan upaya bersama dan koordinasi yang baik dengan para pengelola cold storage, harga ikan dapat distabilkan dengan cepat,”

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
SERAMBI/BUDI FATRIA
ILUSTRASI - Pekerja membungkus daging ikan tuna kualitas ekspor di tempat pengolahan ikan atau gedung cold storage (ruang pendingin ikan) di Lampulo, Banda Aceh, Minggu (5/2). Daging ikan tuna tersebut diekspor ke Singapura. 

“Alhamdulillah dengan upaya bersama dan koordinasi yang baik dengan para pengelola cold storage, harga ikan dapat distabilkan dengan cepat,” kata Aliman.

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Pemerintah Aceh terus mengoptimalkan pemanfaatan Integrated Cold Storage (ICS) di provinsi setempat. 

Pemanfaatan ICS ini adalah salah satu komponen investasi perikanan, sehingga dapat menjaga kesegaran dan kualitas produk perikanan sebelum sampai ke konsumen.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, Aliman SPi MSi menyampaikan, pemanfaatan ICS juga sangat membantu stabilitas harga ikan, terutama pada saat tangkapan laut melimpah. 

“Alhamdulillah dengan upaya bersama dan koordinasi yang baik dengan para pengelola cold storage, harga ikan dapat distabilkan dengan cepat,” kata Aliman.

Aliman menjelaskan, pihaknya menjalankan kebijakan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, terutama dalam memfasilitasi tata kelola hulu hilir sektor kelautan dan perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Menurut pengamatan kami, sejauh ini tata niaga hasil perikanan di pasar berjalan dengan baik dan menguntungkan semua pihak. Baik nelayan, pengusaha pengolahan, pengelola cold storage, dan yang terpenting masyarakat dapat memperoleh ikan dengan harga terjangkau dan kualitas mutu yang bagus," kata Aliman.

Baca juga: Harga Ikan Tongkol Anjlok, Tangkapan Melimpah, Semua Cold Storage di Lampulo Penuh

Aliman mengungkapkan, berdasarkan pendataan DKP Aceh pada 2023, saat ini ada 21 unit ICS yang tersebar di seluruh Aceh, baik milik pemerintah maupun swasta, 17 diantaranya telah dilakukan sertifikasi dan sudah memiliki Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP)/ Good Manufacturing Practices (GMP).

” Semuanya beroperasi dengan baik, dan 1 unit sedang dalam pembinaan kelayakan pengolahan,” jelas Aliman.

Ia mengakui, saat ini ada beberapa cold storage yang saat ini mengalami kendala dalam operasionalnya. 

Namun mereka berupaya, mencari solusinya bersama pengelola dan pemerintah kabupaten/kota tempat cold storage itu berada.

Diantara kendala yang ada yakni, beban operasional listrik terlalu tinggi.

Hal ini menimbulkan kesulitan di pihak mitra pengelola dan mengakibatkan cold storage dan infrastruktur bantuan APBN ini belum sepenuhnya berfungsi dengan baik atau pada kapasitas penuh.

Ada juga kondisi ICS yang sebetulnya dalam kondisi bagus dan memiliki standar internasional, namun kurang diminati, seperti ICS Sabang. 

“Mungkin dianggap kurang strategis untuk pemasaran dibandingkan dengan ICS yang ada di pelabuhan terdekat di Banda Aceh, sehingga pemilik kapal lebih memilih bongkar di PPS Kutaraja Banda Aceh,” ujarnya.(*)

Baca juga: Cold Storage, Angin Segar Nelayan Pulo Aceh di Pulau Terluar

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved