Berita Abdya
Petani Abdya Kembali Bergairah Budidaya Tanaman Nilam, Dipicu Meroketnya Harga Jual
Harga minyak Nilam dilaporkan terus bergerak naik dari harga sebelumnya Rp 800.000/kg kini naik menjadi Rp 850.000 hingga Rp 900.000/kg.
Penulis: Taufik Zass | Editor: Saifullah
Laporan Taufik Zass | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Seiring dengan mulai naiknya harga minyak Nilam, sebagian petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai membudidayakan kembali tanaman Nilam di areal perkebunan mereka.
Mereka berharap harga Nilam bisa terus bergerak naik agar petani Nilam bisa kembali berjaya seperti tahun 1999 silam.
"Dengan harga sekarang sudah menguntungkan petani, namun kita sangat berharap harga minyak Nilam bisa terus naik sehingga petani Nilam kita bisa kembali berjaya seperti tahun 1999 lalu," ungkap Mustafa, salah seorang petani Nilam di Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) kepada Serambinews, Senin (22/1/2024).
Mustafa mengaku, potensi Nilam di Kabupaten Aceh Barat Daya sangat menjanjikan.
Selain tingkat kesuburan yang tinggi dan kecocokan iklim, petani setempat juga sangat gigih dalam membudidayakan tanaman bernilai ekspor ini.
"Kalau harganya bagus, petani pasti akan kembali terdorong untuk membudidayakan Nilam, dan Abdya juga salah satu kabupaten penghasil Nilam terbaik," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, sejak sebulan terakhir, harga minyak Nilam (Pogostemon Cablin Benth) di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dilaporkan terus bergerak naik dari harga sebelumnya Rp 800.000/kg kini naik menjadi Rp 850.000 hingga Rp 900.000/kg.
Kenaikan harga minyak Nilam ini menjadi penyemangat bagi petani setempat untuk kembali membudidayakan pohon Nilam di lahan mereka.
M Ali Akbar, salah seorang penampung hasil bumi di Desa Drien Beurumbang, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Abdya kepada Serambinews.com, Kamis (18/1/2023), membenarkan harga minyak Nilam saat ini mulai bergerak naik, dari harga sebelumnya Rp 800.000/kg naik menjadi Rp 850.000-Rp 900.000/kg. "Ya, naiknya lumayan lah," terang Ali Albar.
Mustafa, salah seorang petani Nilam di Krueng Batee, Kecamatan Kuala Batee saat ditanyai Serambinews.com, Kamis (18/1/2024), mengakui bahwa sejak sebulan terakhir ini harga minyak Nilam mulai bergerak naik.
Menurutnya kenaikan harga tersebut menjadi penyemangat bagi petani untuk kembali membudidayakan tanaman Nilam di lahan mereka.
"Alhamdulillah, dengan naiknya harga minyak Nilam kami petani bisa kembali bersemangat untuk menanam kembali Nilam di lahan perkebunan kami. Mudah-mudahan harganya bisa terus naik dan bisa tembus di kisaran harga Rp 2 juta/kg, supaya petani kita bisa kembali sejahtera seperti dulu-dulu," kata Mustafa.
Sebagaimana diketahui, minyak nilam (patchouli oil) adalah salah satu minyak atsiri yang dihasilkan oleh nilam (Pogostemon cablin Benth) yang merupakan komoditas unggulan nasional di Indonesia.
Minyak nilam sendiri punya banyak kegunaan, mulai dari pembunuh serangga, hingga bermanfaat pula sebagai obat-obatan.
Sebanyak 90 persen kebutuhan minyak nilam dunia, disokong oleh Indonesia yang berasal dari penyulingan di pelosok-pelosok Nusantara.
Indonesia belum bisa mematok harga. Dalam hal ini, Indonesia masih sebagai price taker saja.
Walaupun begitu, Amerika merupakan pengimpor minyak nilam terbesar di dunia.(*)
Keras! YARA Tuding Kehadiran PT Abdya Mineral Prima Bentuk Kejahatan Terhadap Lingkungan |
![]() |
---|
Rawan Konflik. Ipelmakuba Minta Mualem Batalkan IUP PT Abdya Mineral Prima |
![]() |
---|
PT Abdya Mineral Prima Diduga Serobot Lahan Warga, Wilayah Operasi 7 Desa |
![]() |
---|
Kapolres Abdya Berikan Penghargaan untuk Tiga Anak Polisi |
![]() |
---|
KLHK Tinjau TPA Iku Lhung Abdya, Rekomendasikan Ubah Sistem Pengelolaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.