Pilpres 2024
Mahfud MD: Pemda Jangan Jemput-Layani Saya, Nanti Dipecat Bahaya Karier Anda
Cawapres pendamping Ganjar Pranowo, Mahfud MD minta Pemda jangan menjemputnya saat ke daerah, karena bisa dipecat dan berbahaya bagi kariernya.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Cawapres pendamping Ganjar Pranowo, Mahfud MD meminta agar kepala daerah atau Pemerintah Daerah (Pemda) jangan menjemput atau melayaninya saat ke daerah, karena bakal dipecat dan berbahaya bagi karier yang bersangkutan.
Hal itu diungkapkannya saat berkampanye melalui program "Tabrak Prof" di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024).
Dalam kampanyenya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) itu menyampaikan masih berkantor rutin menjalankan tugas sebagai pembantu presiden.
"Semua tugas-tugas, semua surat-surat masuk pasti selesai tidak sampai seminggu di meja saya, meskipun saya cawapres," ungkap Mahfud dalam live Instagram resminya kemarin.
Kemudian dia meminta agar kepala daerah terutama yang kenal baik dengan dirinya supaya tidak menjemput ketika cawapres nomor urut 3 itu berkampanye ke daerah.
Sebab dirinya tidak ingin menggunakan jabatan dan fasilitas pemerintahan untuk kepentingan pilpres.
Ini juga menurutnya jadi pembelajaran bagi paslon lain agar tidak mau dijemput atau diantar oleh pejabat daerah setempat saat berkampanye.
"Jangan mau didampingi, hanya minta pengamanan saja kepada Polri," ucap Mahfud.
Baca juga: Mahfud MD Segera Mundur dari Menkopolhukam, Tanggapan Jokowi: Ya itu Hak dan Saya Sangat Menghargai
Baca juga: Mahfud MD Selama 4,5 Tahun Jabat Menko Polhukam, Harta Kekayaan Bertambah Rp 3,7 Miliar
Dia mengakui banyak kepala daerah mulai dari Plt hingga penjabat (Pj) gubernur, bupati dan wali kota yang dipromosikannya.
"Semuanya saya bilang ke staf, kalau datang ke daerah dia jangan hubungi dia untuk menjemput saya, berkomunikasi atau menjamu saya, jangan hubungi dia," kata Mahfud.
"Kasian dia nanti dipecat kalau menghubungi saya," sambungnya.
Cawapres pendamping Ganjar itu mengungkapkan, bila dirinya dekat dengan kepala daerah saat kampanye pilpres seperti sekarang, bisa berpotensi membahayakan karier sang Pj.
"Karena fenomenanya orang, kalau dekat-dekat dengan lawan politik itu wah, susah. Segera dipindah, segera dinaikan tapi sebenarnya ditendang ke atas dan macam-macam," ungkap Mahfud.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.